31. Puzzle Piece

1.2K 101 30
                                    

Min Hee berada dalam kamarnya. Ia menatap dua benda di atas meja rias yang sedang ia hadapi bergantian. Tapi hanya satu dari keduanya yang mendominasi dan terus menggoda seolah-olah benda itu adalah kotak harta karun yang ia dapatkan. Ia menemukan benda itu lantaran si pemilik asli tidak sengaja meninggalkannya. Ini yang membuatnya tertahan sekalipun ia sangat ingin mengetahui isinya.

"Aku yakin Ji Soo Oppa sudah membereskan semua barangnya tadi. Kurasa dia juga bukan tipe orang yang ceroboh."

Min Hee beralih menatap benda yang satunya lagi karena merasa harus menghubungi Joshua. Pikirnya mungkin juga Joshua belum terlalu jauh dan bisa kembali untuk mengambil barang yang ketinggalan.

Mengikuti jalan pikirnya, ia mengambil benda yang ditatapnya itu. Jarinya kemudian mulai bergerak mencari kontak Joshua. Hanya saja sebelum berhasil membuat panggilan ia kembali dibuat goyah berhubung ini adalah kesempatan melihat catatan Joshua. Jadi ia memilih meletakkan kembali benda yang seharusnya ia gunakan untuk menghubungi Joshua dan diganti dengan buku catatan yang dari tadi belum berhenti menggodanya. Tangannya sekarang bahkan sudah berani membuka kancing sampul buku itu.

"Tidak... tidak boleh!" Min Hee menutup buku yang hampir terbuka oleh kedua tangannya. Ada sisi Min Hee yang lain yang mengingatkan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya tidak benar. Di dalam buku itu bukan hanya catatan tentangnya saja, pasti ada catatan klien lainnya yang dijaga Joshua. Ia sadar tidak berhak membacanya karena itu rahasia orang lain.

"Aku harus bagaimana?" Min Hee mengeluhkan pikirannya yang berbenturan. Refleks ia menggigiti kuku jarinya saat menimang kembali keputusan yang akan dipilih.

Min Hee melanjutkan perdebatan dalam kepalanya. Cukup banyak waktu yang ia habiskan untuk mengambil tindakan selanjutnya. Padahal kata hatinya sudah bisa mendeteksi mana yang benar dan mana yang salah. Biasanya ia akan menuruti kata hatinya itu, tapi ia tidak bisa berhenti begitu saja sebelum rasa penasarannya selesai. Keinginan mengetahui sesuatu terlalu memaksa, jadi mau tidak mau harus dipenuhi.

"Atau mengintip sedikit saja?" Ide baru muncul dari pikiran Min Hee disertai pembelaan, "Aku kan hanya ingin melihat catatan konsultasiku. Tujuanku juga bukan untuk mencari tahu masalah orang lain." Min Hee menjadikan alasan yang dibuatkan pikirannya itu untuk memanipulasi kata hatinya. Pelan-pelan ia mencoba lagi untuk melepas kancing yang menempel pada sampul buku Joshua.

Min Hee menarik napas panjang sambil mengubur sisa keraguannya. "Aku janji akan mengabaikan yang lainnya." Kali ini Min Hee sengaja tidak mencegah gerakan tangannya sampai buku itu benar-benar terbuka.

Di halaman pertama Min Hee menemukan nama yang asing baginya. Ia juga melihat angka yang menunjukkan keterangan usia. Selebihnya ia tidak berani melanjutkan bacaannya dan berusaha tidak melihat tulisan Joshua di halaman itu. Cepat-cepat ia melewatkannya dan beralih ke halaman di baliknya.

"Min Hee?"

Si pemilik nama spontan terperanjat saat ditegur. Ia baru mengintip satu halaman dan seseorang menghentikannya. Ia panik mengingat apa yang sedang dilakukannya. Terpaksa ia menyimpan buku catatan yang ada di tangannya lalu bertingkah seakan-akan tidak pernah membuka benda itu.

"Tu-tungu sebentar!" Rasa gugup yang masih tertinggal menunjukkan ia masih belum bisa menyembunyikan kepanikannya. Dalam kurun waktu yang pendek ia harus meredam itu dan segera beranjak meninggalkan meja riasnya. Ia berjalan menuju pintu untuk menemui orang yang memanggilnya tadi.

Sekarang ia berhadapan dengan Lucy yang tersenyum ramah padanya. Tapi ia kehilangan kata-kata untuk menanyakan ada apa mencarinya. Sekadar merespons senyum ramah yang dilihatnya pun tidak. Ia hanya tidak ingin ketahuan habis mengintip buku catatan Joshua. Ia takut meskipun Lucy tidak melihat kegiatannya. Inilah yang terjadi karena ia menantang arus yang mengalir dari hulu ke hilir dengan berjalan ke arah sebaliknya. Sementara ia belum sampai di tujuan yang hendak didatangi. Perjalanannya menggantung, bahkan pada saat ia baru memulainya.

Doppelganger 《Jeon Won Woo》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang