Won Woo mengamati wajah Min Hee yang damai saat tertidur. Untuk sementara waktu hanya itu yang ia lakukan sejak kedatangannya di kamar Min Hee beberapa menit yang lalu. Sampai akhirnya karena
tidak cukup memandangi saja Won Woo dengan sengaja membiarkan tangannya mengusap kepala Min Hee. Niatnya mencoba menyalurkan kasih sayang melalui usapannya, tapi sepertinya gadis yang tengah menikmati bunga tidur itu mulai terganggu olehnya.Won Woo tersenyum tipis saat melihat Min Hee menggeliat. Ada rasa bangga tersendiri sudah mengganggu gadis itu dengan tangan nakalnya, dan gangguan itu berujung membangunkan Min Hee.
"Won Woo?" kaget Min Hee begitu membuka matanya yang masih setengah merapat. Sesekali Min Hee mengerjapkan mata untuk memperjelas penglihatannya yang masih agak buram seperti terhalang uap yang mengembun di kaca.
"Maaf, aku mengganggu tidurmu."
Min Hee menggeleng. Ia tidak setuju dengan ucapan Won Woo.
"Apa kau mimpi buruk lagi?"
Min Hee menggeleng untuk kedua kalinya. "Tidak. Aku bahkan lupa apa yang kumimpikan tadi."
"Syukurlah. Kau tidur nyenyak sepertinya." Won Woo memperhatikan Min Hee sejenak, kemudian mengungkapkan tujuannya datang ke kamar itu. "Bangunlah! Temanku menunggumu di bawah."
Min Hee mengerutkan dahi seperti tengah berusaha menyatukan kedua alisnya. "Siapa?"
"Dokter yang memeriksamu waktu itu."
Bola mata Min Hee bergulir ke atas saat mencoba mengingat orang yang dimaksud Won Woo. "Hong Ji Soo?" tanya Min Hee memastikan ingatannya.
Sudut bibir Won Woo agak tertarik saat Min Hee menyebutkan nama asli sahabatnya itu. Ia sudah menduga Min Hee dan Joshua berkenalan tanpa perantaranya. Kejadiannya selalu sama, dulu dan sekarang.
"Hmm," jawab Won Woo agak malas. "Hari ini kau akan menjalani terapi," lanjutnya kemudian.
"Tunggulah di bawah! Aku mau bersiap dulu," pinta Min Hee.
Won Woo menuruti Min Hee. Ia meninggalkan kamar itu dan menutup pintunya. Kemudian ia menuruni anak tangga dan kembali menemui Joshua yang sedari tadi menunggu.
"Mana Min Hee?" tanya Joshua yang hanya melihat kedatangan Won Woo sendiri.
"Sebentar lagi juga turun," jawab Won Woo bertepatan dengan pendaratan tubuhnya di atas sofa.
"Kau membawa laporan pemeriksaan pasienku, kan?" Won Woo beralih menanyakan laporan perkembangan pasiennya yang ia titipkan pada Joshua. Ia lalu melihat Joshua mengeluarkan map dari tas jinjing hitam dan menyerahkan padanya. Detik itu juga kedua tangannya langsung mengambil alih dan membuka isi mapnya.
Mata tajam yang dimiliki Won Woo menelusuri barisan teks untuk memeriksa hasil laporan Joshua. Ia tenggelam dalam kegiatan itu dan kembali memunculkan diri karena panggilan seseorang. Tak jauh dari posisi duduknya ia menemukan Min Hee sedang berjalan menuju ke arahnya dengan langkah penuh kehati-hatian.
Ia bersiap menegakkan tubuh untuk membantu, tapi nyatanya itu hanya sebuah niat. Ia kurang cepat karena Joshua sudah lebih dulu menyambut kedatangan Min Hee.
"Keadaanmu tampak lebih baik dari terakhir kali aku melihatmu," sapa Joshua menggantikan kata 'apa kabar'.
"Won Woo merawatku dengan baik," jawab Min Hee sambil melirik ke arah Won Woo yang kembali fokus memeriksa laporan.
"Duduklah! Kita mulai terapinya." Joshua meminta Min Hee duduk di sofa tunggal. Ia kemudian menarik kursi tanpa sandaran lalu duduk berhadapan dengan Min Hee.
"Boleh aku memegang tanganmu?" tanya Joshua sopan. Namun, pertanyaan Joshua itu membuat Won Woo menghentikan bacaannya. Kedua mata Won Woo berhenti di satu kata, tetapi pandangannya memburam karena atensinya tertuju pada Joshua dan Min Hee melalui ekor matanya. Lalu, Won Woo melihat Min Hee mengulurkan tangan, dan saat itu di balik sikapnya yang tenang dadanya bergemuruh.
Setengah jam kemudian terapi selesai. Selama itu juga Won Woo diam-diam memperhatikan mereka. "Sudah selesai, Hyung?" tanya Won Woo berbasa-basi. Tapi sebelum pertanyaannya terjawab, Min Hee menyela.
"Kau memanggilnya Hyung?" Min Hee keheranan saat mendengar panggilan Won Woo untuk Joshua.
"Aku setahun lebih tua dari Won Woo." Joshua menggantikan Won Woo untuk menjawab pertanyaan Min Hee.
"Maaf, aku tidak tahu." Min Hee tersenyum kaku.
"Tidak apa-apa."
"Kalian sudah lama berteman?" tebak Min Hee.
Joshua mengangguk. "Kami teman dekat. Aku bertemu dengan Won Woo saat wajib militer tujuh tahun yang lalu. Kebetulan kami ditempatkan di camp yang sama."
"Tujuh tahun? Wah, selama itu rupanya. Berarti tiga tahun sebelum aku dan Won Woo menikah." Joshua terperangah gara-gara ucapan Min Hee. Spontan ia menoleh ke arah Won Woo.
***
Won Woo mengantar Joshua ke depan rumah karena sahabatnya itu harus kembali ke rumah sakit.
"Apa maksudnya tadi?" Joshua menuntut penjelasan dari Won Woo atas pertanyaan yang tadi diajukan Min Hee padanya.
"Sejak kapan kalian terikat pernikahan? Kau membohonginya?" Joshua bertanya lagi, padahal pertanyaan sebelumnya masih belum terjawab.
"Aku tinggal mendaftarkan pernikahannya," jawab Won Woo santai.
"Menikahi adikmu sendiri? Kau gila, Won Woo."
"Terserah. Aku memang sudah gila. Kau sendiri tahu apa saja yang sudah kulakukan hanya untuk mendapatkannya."
"Kukira kau sudah menyesalinya." Joshua menatap Won Woo tak percaya. "Tolong, jangan buat aku menyesal karena sudah menutupi semua perbuatanmu!"
"Cukup, Hyung! Jangan bertingkah seolah hanya aku yang melakukan kesalahan! Perlu kuingatkan saat kau memintaku melepas alat bantu Min Hee! Bagaimana jika saat itu aku mengikuti saranmu?" Amarah Won Woo membungkam mulut Joshua. Napas lelaki itu memburu, menahan sisa-sisa luapan emosinya.
"Jangan khawatir, aku tidak akan menyakitinya lagi!" Won Woo meyakinkan sahabatnya. "Aku tahu kata-kata saja tidak cukup, tetapi aku berjanji padamu."
Joshua menatap mata Won Woo lurus, berusaha mencari kebenaran dari ucapan sahabatnya itu. Ia ragu, padahal ia seharusnya bisa mengartikan tatapan itu.
"Hyung, kau tahu? Awalnya aku marah saat mengetahui Min Hee kehilangan ingatannya. Aku tidak terima karena dia melupakanku. Tapi kemudian aku sadar, jika dia melupakanku dia tidak akan membenciku lagi," cerita Won Woo.
Joshua paham. "Jadi, karena itu kau memanfaatkan keadaannya sekarang?"
"Aku hanya mengambil kesempatanku." Jawaban Won Woo membuat Joshua tersenyum miris. "Pengakuanmu itu tidak ada bedanya."
"Aku terima tuduhanmu." Won Woo menerima tuduhan yang dilayangkan Joshua padanya dengan santai.
Joshua tidak menanggapi lagi dan memilih masuk ke dalam mobil. Dari kaca mobil yang diturunkan, Won Woo masih bisa mengawasi pergerakannya yang tengah memasang sabuk pengaman.
"Nanti kau tak perlu repot-repot datang ke sini. Min Hee tidak butuh terapi karena aku tidak ingin ingatannya kembali." Setelah memberi tahu itu, Won Woo berbalik dan melangkahkan kaki menuju rumahnya. Ia kembali masuk ke rumah tanpa menyaksikan dulu kepergian Joshua.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Doppelganger 《Jeon Won Woo》
Fanfiction"...Sekarang kau pilih, dia atau kau yang mati?" ㅡdoppelganger: ghost of a living personㅡ ©deffcth, July 2018