10. Between The Lips

2.5K 346 38
                                    

Won Woo mengusap bibir Min Hee yang sejak awal sudah diincarnya. Ia memang sengaja membuat si pemilik bibir itu bergerak gelisah karena sentuhannya. Tapi ujungnya ia sendiri yang malah tersiksa gara-gara melihat sasarannya tampak begitu menggoda. Ia jadi semakin tidak sabar untuk menautkan bibirnya dengan bibir Min Hee. Untungnya ia masih menyisakan kesabaran. Sebelum mengabulkan niatnya, ia menebak dulu rasa bibir Min Hee.

Manis?

Kemudian Won Woo mencoba membuktikan tebakannya itu. Perlahan dengan rentang waktu yang terbilang stabil ia mendekatkan wajahnya pada Min Hee.

Won Woo menyeringai dan hampir menertawakan dirinya sendiri gara-gara suara ketukan pintu yang menghentikan aksinya. Padahal sedikit lagi lelaki itu mendapatkan jawabannya. Mau tidak mau dengan sebuah kata yang dinamakan 'keterpaksaan' ia harus turun dari ranjang tidur dan meninggalkan Min Hee yang kini mulai bernapas lega kembali.

Won Woo beralih membuka pintu dan menemukan sosok wanita yang semalam mengobatinya. Dari wanita itu ia mendapatkan sapaan berupa senyuman hangat. Sebut saja itu imbalan karena sudah membukakan pintu.

"Aku sudah menyiapkan sarapan." Ternyata wanita di hadapannya mengganggu hanya untuk memberi tahu itu.

"Tunggu saja di bawah! Sebentar lagi aku turun." Won Woo memberi perintah yang langsung dituruti wanita itu. Buktinya wanita itu langsung menghilang dari pandangannya.

"Kau yakin dia itu asistenmu?" Min Hee menginterogasi selepas kepergian wanita itu.

"Maksudmu?" tanya Won Woo tak mengerti.

Min Hee menggelengkan kepalanya, tidak berniat menjelaskan apa yang sebenarnya ingin ia tanyakan.

"Kau cemburu?"

Mendengar pertanyaan itu Min Hee langsung memposisikan tubuhnya jadi membelakangi Won Woo. Antara kesal dan malu menghadapi suaminya.

"Aku membawanya ke sini untuk merawatmu, Min Hee. Kau lupa kalau dia yang merawatmu saat di rumah sakit?"

"Tunggu! Kau bilang apa tadi?" Min Hee membalikkan tubuhnya lagi. "Dia suster yang merawatku waktu itu?"

"Ya. Aku membawanya untuk menemanimu karena aku sepertinya akan sangat jarang di rumah. Pekerjaanku mulai menumpuk. Jadi aku tidak mungkin mengambil cuti lagi."

"Maksudnya kau akan lebih sering meninggalkanku?"

Won Woo mengangguk mengiyakan pertanyaan Min Hee. Dan gara-gara gerakan kepalanya itu, Min Hee tidak rela jika ia pergi sekalipun itu adalah tuntutan pekerjaan. Mungkin karena selama ini ia terlalu memanjakan Min Hee. Jadi kemungkinan itulah alasan mengapa Min Hee tidak mau ditinggal pergi.

***

Seorang lelaki dan dua wanita berkumpul di ruang makan. Di sana mereka sedang menyantap sarapan pagi. Dan selama sarapan itu berlangsung suasana sangat-sangat hening tanpa percakapan, bahkan sampai kegiatan itu berakhir.

Selesai makan, satu-satunya lelaki yang sudah jelas itu adalah Won Woo langsung pergi ke ruang pribadinya karena harus memeriksa berkas laporan. Sedangkan dua wanita masih menetap di sana untuk membereskan bekas makan mereka.

Mengenai Min Hee sebenarnya ia tidak perlu melakukannya mengingat kondisinya yang masih belum pulih sepenuhnya. Hanya saja ia memaksa ingin membantu dulu wanita yang katanya 'asisten' Won Woo.

"Min Hee-ssi, aku baru ingat kalau kita belum berkenalan secara resmi semalam. Namaku Yoon Seon Young. Tapi kau bisa memanggilku Lucy. Terserah kau lebih nyaman yang mana."

"Aku memanggilmu Lucy saja. Seperti yang kudengar juga dari Won Woo."

"Ah, ya! Kudengar kau suster yang merawatku waktu itu. Maaf aku tidak mengenalimu!" lanjut Min Hee.

"Tidak apa-apa." Lucy memaklumi.

"Ngomong-ngomong kau tampak berbeda."

"Terima kasih." Lucy tersenyum sambil menyampirkan rambut pendeknya ke belakang telinga.

Min Hee membalas dengan senyuman kaku. Masalahnya ia tidak mengerti mengapa Lucy berterima kasih padanya. Tadi ia hanya mengatakan kalau wanita itu tampak berbeda, bukan memuji cantik.

"Min Hee-ssi, biar aku saja yang menyelesaikan! Kau bisa istirahat." Lucy mengambil alih peralatan makan yang sudah disusun Min Hee.

"Tidak apa-apa. Aku masih kuat membantu."

***

Malamnya Min Hee ada di kamarnya. Tepatnya di bawah selimut yang memberinya kehangatan. Ia sudah siap untuk tidur dan hanya tinggal memejamkan kedua matanya.

Min Hee menguap. Rasa kantuk sudah menjemputnya untuk menjelajahi mimpi. Ia pun mulai menutup kelopak matanya.

Baru saja kedua mata itu terpejam, tiba-tiba harus terbuka lagi saat seseorang ikut bergabung masuk ke dalam selimutnya.

"Won Woo?" Min Hee sedikit menggeser tubuhnya, memberi tempat untuk laki-laki itu.

"Tidak tidur di kamarmu?"

"Untuk malam ini tidak." Won Woo membenarkan posisi tidurnya.

"Min Hee-ya," panggil Won Woo ragu.

"Kenapa?"

"Tidak jadi." Lelaki itu tiba-tiba memejamkan matanya.

Min Hee mengembangkan bibir dan membuat sebuah lekukan di sudutnya. Ia tersenyum menatap wajah Won Woo yang saat itu ada dalam jarak dekat dari pandangannya.

"Won Woo."

"Hmm?" Lelaki yang kedua matanya masih tertutup itu hanya bergumam.

"Kau tidak jadi menciumku?"

Spontan Won Woo membuka matanya.

"Tadi pagi kau akan menciumku, kan?" Min Hee gemas melihat ekspresi terkejut memenuhi wajah yang biasanya datar itu.

Entah dorongan dari mana, Min Hee termotivasi untuk menautkan bibirnya dengan bibir Won Woo lebih dulu.

"Nah, kau sudah mendapatkannya. Sekarang tidurlah!"

"Kau seharusnya tidak melakukannya, Min Hee!"

"Kenapa tidak?"

"Karena aku bisa saja menyakitimu."

Mendengar itu Min Hee malah tersenyum. "Kau membuatku takut." Ia lalu menyusupkan kepalanya ke dada bidang lelaki itu. Mendengarkan detak jantung yang seperti habis maraton.

"Aku serius, Min Hee." Won Woo tiba-tiba mengungkung tubuh Min Hee di bawahnya.

Won Woo berperang melawan dorongan yang kuat dari dalam dirinya. Sementara itu tubuhnya semakin memanas dan mengirimkan sinyal padanya untuk segera memenuhi keinginannya yang selama ini terpendam.

Lelaki itu tiba-tiba kehilangan akal dan tidak bisa berpikir jernih. Ia berada di ambang batas menahan diri. Dan pada akhirnya ia kalah bertarung dengan dirinya sendiri.

Si pemenang dalam pertarungan itu langsung mendominasi dan mengendalikannya. Memberinya sebuah perintah untuk menyerang Min Hee. Won Woo pun berhenti mengulur waktu dan mulai menjalankan perintah yang ditugaskan padanya.

***

TBC

Doppelganger 《Jeon Won Woo》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang