14. Blossom Tears

2.3K 344 36
                                    

Pandangan Min Hee bertemu dengan mata legam milik Won Woo. Selama beberapa detik mereka saling mengamati sampai akhirnya Won Woo memutuskan melangkahkan kaki untuk memperpendek jarak di antara mereka.

Min Hee langsung menyambut kedatangan Won Woo dengan senyum yang menghias wajahnya. Tapi tiba-tiba wajah cerianya itu memudar karena Won Woo malah berjalan melewatinya. Saat itu juga ia merasakan sebuah dentuman yang sedikit memilukan di dalam rongga dadanya.

Min Hee lalu berbalik mengikuti pergerakan Won Woo. Ternyata yang dituju lelaki itu memang bukan dirinya, melainkan seorang perempuan yang terbaring di atas ranjang.

Mata bulat Min Hee melebar-menunjukkan keterkejutan saat melihat wajah perempuan itu. Ia kemudian beralih menatap sosok di sampingnya dengan tampang kebingungan, dan secara tidak langsung ia menuntut penjelasan atas apa yang dilihatnya.

Kembarannya berganda.

Refleks, kedua tangan Min Hee memegangi kepalanya sendiri dengan sedikit tekanan sebagai pelampiasan rasa sakit yang menyerangnya tiba-tiba. Terlalu banyak keganjilan yang dilihatnya, tepatnya dimulai dari kejadian semalam sampai detik ini.

Seingatnya ia hanya kehilangan ingatan masa lalunya, dan ia yakin tidak mengidap gangguan kejiwaan. Tapi di sisi lain ia sadar keganjilan yang dilihatnya itu tidak dapat diterima oleh logika.

"Kenapa tidak memakannya?" Suara berat yang khas menyita perhatian Min Hee. Perlahan, ia menurunkan kedua tangannya yang sedang memegangi kepala. Ia lalu menatap Won Woo yang tidak lain adalah si pemilik suara berat tadi. Ia terus mengamati lelaki itu yang tengah memperhatikan dirinya yang lain.

"Min Hee," panggil Won Woo. Sementara itu Min Hee hanya diam saja, padahal jelas-jelas lelaki itu melafalkan namanya. Ia tahu panggilan itu bukan ditujukan untuknya.

Dilihatnya Won Woo membantu kembaran keduanya duduk bersandar. Kemudian lelaki itu mengambil piring di atas nakas dan menopang dengan tangan kiri. Lalu tangan yang lain meraih sendok untuk menyiapkan sesuap nasi. Selanjutnya Won Woo mengarahkan sendok mendekati mulut kembarannya itu.

"Buka mulutmu!" Won Woo memberi perintah.

Di luar dugaan Min Hee, ia malah menyaksikan penolakan kasar. Ia melihat kembarannya menghempas tangan Won Woo hingga peralatan makan di tangan lelaki itu mendarat bebas di lantai. Hasilnya makanan jadi berserakan dan piring yang menampungnya pecah menjadi beberapa bagian.

"Min Hee!" bentak Won Woo dengan suara keras. Napasnya memburu. Lelaki itu geram karena ulah gadis di hadapannya.

"Jangan salahkan aku jika aku berlaku kasar!"

Won Woo melepas dasi yang melingkar di kerah kemejanya. Kemudian ia menggunakan dasi itu untuk mengikat kedua tangan gadis yang telah memancing amarahnya. Tidak tanggung-tanggung, ia sengaja membuat ikatan itu sangat kuat.

Won Woo kemudian menarik gadis itu dan memposisikan di bawah tubuhnya. Tangannya lalu berusaha melepas pakaian yang melekat di tubuh gadis itu.

Tidak tinggal diam, gadis itu berontak dan berusaha melepaskan diri. Tapi usaha itu sia-sia. Sekalipun ia menggunakan seluruh tenaganya, rasanya mustahil bisa melawan lelaki itu, terlebih kondisi kedua tangannya terikat kuat.

"Diam! Kau yang membuatku melakukan ini."

"Sadarlah, Oppa! Kau tega melakukan ini padaku? Pada adikmu sendiri?" Gadis itu masih berusaha menghentikan gerakan tangan Won Woo.

"Kau bukan adikku lagi sekarang. Aku sudah mencoret namamu dari keluarga Jeon. Kukembalikan marga Cha milik ayah kandungmu."

Won Woo semakin tidak terkendali. Tangannya berhasil membuka tiga kancing teratas piama gadis itu.

"Aku membencimu."

Tangan Won Woo yang sedang berusaha menanggalkan baju gadis itu tiba-tiba berhenti. Lelaki itu kemudian menyeringai.

"Aku tidak peduli. Asal kau tahu, yang kubutuhkan saat ini bukan hatimu...."

"Tapi tubuhmu." Senyum licik Won Woo semakin lebar, menjadikan wajah tampannya terlihat menyeramkan.

"Berani menyentuhku aku tidak akan pernah memaafkanmu, Jeon Won Woo!"

Won Woo tidak menanggapi ancaman adik tirinya, malah ia merasa semakin tertantang. Kemudian ia memaksa menautkan bibirnya dengan bibir milik gadis itu.

Gadis di bawah tubuhnya langsung meronta. Kepala gadis itu terus bergerak menghindarinya. Sementara kedua tangan gadis itu berusaha mendorong tubuhnya. Dari awal, tangan yang diikatnya itu memang tidak berhenti melakukan perlawanan.

Won Woo tidak kehilangan akal. Berontakan gadis itu hanya hambatan kecil baginya. Salah satu tangannya langsung mengambil tindakan. Ia mencengkeram dua tangan sekaligus, lalu menarik ke atas kepala gadis itu dan menguncinya di sana. Sedangkan satu tangan lagi yang menganggur ia gunakan untuk mengangkat dagu gadis itu. Ia menyeringai, puas melihat gadis yang dipujanya tidak berdaya.

Won Woo benar-benar sudah dibutakan obsesinya. Ia bahkan tidak lagi mempedulikan perasaan gadis yang disukainya. Satu-satunya hal yang dipikirkannya adalah mendapatkan gadis itu.

Kepalanya lalu merunduk. Ia mencoba mendekati wajah gadis itu dengan menghilangkan jarak di antara mereka. Dalam waktu yang begitu singkat, ia kemudian mendapatkan yang diinginkannya.

Won Woo tidak main-main. Seperti yang dikatakannya, ia benar-benar memperlakukan gadis itu dengan kasar. Ia tidak peduli jika tindakannya menyakiti gadis itu.
Sampai akhirnya indra pendengarannya mendengar suara isakan.

Won Woo berhenti.

Ia lalu menarik kepalanya dan saat itu juga ia terkejut begitu mendapati wajah yang dibasahi air mata.

"Min Hee?"

Won Woo menatap iba gadis itu. Dan bisa dibilang ia adalah orang yang paling diminta pertanggung jawaban karena menjadi penyebab air mata gadis itu.

TBC

Doppelganger 《Jeon Won Woo》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang