Si penunjuk waktu sedang dalam posisi mendekati angka dua belas, itu tandanya sudah memasuki tengah malam. Waktu yang larut terasa mencekam bagi Min Hee lantaran masih terjaga sendirian di ruangan di mana ia berada sekarang.
Matanya terampil mengawasi sekitar, takut jika sesuatu kembali muncul di hadapannya secara tiba-tiba. Doanya jangan sampai ia bertemu lagi dengan makhluk itu. Ia tidak sanggup jika harus berhadapan lagi dengan penirunya. Seharian ini ia begitu lemas, bagaimana jadinya ia nanti jika mereka kembali dipertemukan. Yang jelas membayangkannya saja ia sudah tidak mau, apalagi sampai bertemu.
Selagi berjaga-jaga sesekali pandangan Min Hee mengarah ke pintu kamar mandi. Gerakan matanya terlihat sibuk, terus bergulir ke kiri - ke kanan. Parahnya rasa takut semakin menjadi-jadi seiring tubuhnya yang kini mulai gemetaran.
Betapa tidak beruntungnya Min Hee, suara berderit membuat rambut tengkuknya kompak berdiri. Spontan mulut perempuan yang sedang dilanda rasa takut itu terbuka untuk merapalkan doanya sekali lagi. Tubuhnya menegang dan kepalanya terasa kebas tidak bisa digerakkan. Lagi pula sekali pun bisa digerakkan ia tidak berminat menolehkan kepala ke arah sumber suara, bahkan ia memilih memejamkan kedua matanya.
"Min Hee?"
Suara itu....
Min Hee ingin meminta tolong saat itu juga. Rasa takutnya sudah tidak tertahankan lagi. Ia sudah hampir menangis, buktinya kedua mata miliknya memerah dan berair.
"Kenapa kau di sini?" tanya sosok yang baru muncul itu.
Serentak air mata Min Hee meluncur bebas. Akhirnya sesuatu yang ditahannya tumpah juga. Siapapun yang melihatnya pasti merasa iba, termasuk Won Woo yang berdiri di sana dan baru saja keluar dari kamar mandi.
"Kau kenapa?" Laki-laki yang baru saja selesai membersihkan diri itu datang menghampiri Min Hee.
Sudah dapat dipastikan Won Woo kebingungan mendapati Min Hee duduk bersandar di atas tempat tidurnya ditambah dalam keadaan sedang menangis. Padahal beberapa menit sebelumnya ia sudah berhasil menenangkan Min Hee dan mengantarkan ke kamarnya. Pikirannya menebak-nebak, kira-kira apa yang terjadi sampai Min Hee yang sebelumnya sudah merasa lebih baik kembali menangis. Jangankan masalah ini, mengenai perilaku Min Hee yang berubah drastis juga masih belum terjawab.
Min Hee langsung menenggelamkan diri ke dalam pelukan Won Woo begitu ia ditarik mendekat. "Aku mau tidur di sini denganmu."
Alis Won Woo mengerut saat mencoba memahami keinginan Min Hee yang tiba-tiba. Singkat saja, di luar sepengetahuan Won Woo alasan Min Hee yaitu sedang menghindari kembaran hantunya. Wanita itu takut jika ia kembali didatangi.
Won Woo kemudian mengajaknya berbaring, lalu menyelimuti tubuhnya. Laki-laki itu menatap wajah Min Hee yang dipenuhi keringat, tapi begitu menyentuhnya terasa dingin.
Selesai menyeka peluh Min Hee, Won Woo mengarahkan tangannya menangkup di pipi wanitanya itu. Ibu jari miliknya kemudian bergerak mengusap sebagai upaya menenangkan Min Hee.
"Tidurlah!" Suara rendah Won Woo menjadi penenang sempurna malam Min Hee saat itu.
***
Pagi tiba, namun Min Hee tidak menemukan Won Woo di sampingnya. Seharusnya laki-laki itu ada di sana bersamanya. Pertama-tama ia mencari keberadaan Won Woo di sekeliling, namun dikarenakan tidak berhasil ia pun langsung melepaskan kungkungan selimut yang menghangatkan tubuhnya semalaman dan bergegas melarikan diri dari ranjang yang ditidurinya.
Lalu ia bersama dengan tubuh lemahnya mencoba untuk mencari Won Woo. Tapi gaga-gara tubuh lemah itu geraknya tidak bisa lebih cepat dan harus mengandalkan setiap penyekat ruang yang digunakan sebagai tumpuan berjalan.
Ini masih terlalu pagi, pikirannya mengatakan tidak mungkin Won Woo sudah berangkat kerja. Dugaannya Won Woo ada di bawah, jadi mau tidak mau ia harus turun untuk memastikan. Hanya saja melihat cara berjalannya sekarang rasanya mustahil ia bisa melewati barisan anak tangga.
Langkah Min Hee dicegah saat melewati kamarnya sendiri, lantaran ia melihat celah pintu terbuka dan itu berhasil mencuri perhatiannya hingga niatnya berbelok begitu saja. Namun siapa sangka ternyata instingnya bekerja dengan baik. Tidak seperti yang diduga, Won Woo justru ada di dalam kamarnya.
Begitu masuk ia dibuat kebingungan karena mendapati Won Woo tengah mengepak pakaian miliknya.
"Kau sedang apa?"
"Oh, kau sudah bangun?" Kalimat itu bukan jawaban atas pertanyaan Min Hee sebelumnya. Jadi Min Hee masih menunggu penjelasan dari Won Woo.
"Ini pakai!" Won Woo menyerahkan mantel pada Min Hee. "Kita harus ke rumah sakit." Akhirnya Won Woo memberi tahu Min Hee mengenai rencananya pagi ini. Tapi rupanya Min Hee tidak puas dengan jawaban singkatnya.
"Kau butuh perawatan, Min Hee. Kau akan dirawat di sana selama beberapa hari."
Min Hee menatap Won Woo dengan kening berkerut terlihat seperti sedang berusaha menyatukan kedua alisnya. "Memangnya kau tidak bisa merawatku di sini saja?"
Kali ini Won Woo ikut bingung menjawab pertanyaan Min Hee. Yang jelas bukannya ia tidak bisa. "Kupikir kau lebih baik dirawat di sana untuk sementara."
"Tapi aku tidak mau." Min Hee menolak, dan dalam hitungan detik ia langsung menunduk melihat cara Won Woo memandangnya. Selanjutnya ia mendengar suara helaan napas berat milik Won Woo.
"Baiklah. Kalau begitu hanya pemeriksaan. Kemarin Joshua bilang dia perlu memeriksa perkembanganmu."
"Aku tidak mau. Aku tidak mau menemuinya lagi." Lagi-lagi Min Hee menolak. Kali ini ia berharap ingatannya tidak dipulihkan. Ia takut mengetahui kebenarannya. Biarkan saja, ia rela jika tidak bisa berhasil mengingat masa lalunya kembali.
Tapi, keputusan Min Hee itu tidak bisa dipahami Won Woo. Laki-laki itu tidak mengerti, seolah-olah yang berdiri di depannya bukan Min Hee. "Kau kenapa sebenarnya?"
Dari kalimat barusan, ada nada yang tidak mengenakkan di telinga Min Hee. Ia tahu kemungkinan besar Won Woo kecewa. Lantas dengan mudah matanya mengumpulkan cairan bening yang siap diluncurkan mewakili perasaannya.
"Kepalaku sakit saat harus mengingat masa laluku. Kau tidak akan tahu, Won Woo. Kau tidak akan tahu apa yang kurasakan. Rasanya benar-benar menyakitkan." Suara Min Hee bergetar saat ia bicara, menahan tangisnya yang hampir dilepaskan.
"Min Hee-ya..." Won Woo berharap yang sedang dipikirkannya tidak benar.
"Apa kau berhasil mengingat sesuatu?"
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Doppelganger 《Jeon Won Woo》
Fanfiction"...Sekarang kau pilih, dia atau kau yang mati?" ㅡdoppelganger: ghost of a living personㅡ ©deffcth, July 2018