Biola kini sedang ada dikelasnya, mengejarkan tugas yang diberikan oleh guru matematikanya. Kara hari ini tampak berbeda. Kara lebih banyak diam dan sering melamun. Ini seperti bukan Karanya biola.
"Kar, kamu baik baik aja kan?" Tanya Biola hati hati.
"Baik kok La," Kara menoleh ke Biola sambil tersenyum manis.
"Kamu yakin? Aku kok ngerasa kamu ga baik baik aja ya?"
"Gue baik baik aja cantik." Kara menangkup kedua pipi dengan kedua tangannya.
"Lepas ih Kara, sakit tau." Kara pun akhirnya melepaskan pipi Biola dan diakhiri oleh tawanya.
"Oh iya kar, ayuk main kerumah kamu, aku kan belum pernh kerumah kamu." Ucap Biola hal itu sukses membuat tawa Kara menghilang.
Kara hanya diam. Tidak membalas ucapan Biola.
"Aku juga mau kenalan sama adik kamu, Btw adik kamu kelas berapa kar?"
"Dia kelas 10." Ucap Kara singkat.
"Wah adik kelas kita, ganteng engga kar? Siapa tahu gitu aku mau gebet," Biola pun tertawa receh mendengar candaanya sendiri tapi tidak dengan kara yang sedari tadi hanya diam.
"Dia ganteng, Dia pintar, dan Dia perfect. Dia segalanya buat gue. Dia alasan gue untuk tetap bertahan." Ucap Kara tanpa sadar membuat Biola penasaran.
"Tetap bertahan dari apa Kar?" Tanya Biola penasaran.
"Hah? Engga kok La. Bukan apa apa."
Setelah itu tidak ada percakapan lagi. mereka sama sama sibuk dengan pikiran masing masing.
Biola yang bertanya tanya tentang keadaan Kara. Dan Kara yang memikirkan adiknya serta keadaan keluarganya.
🎻🎻🎻
Kini Biola ada dikantin bersama dengan Revan. Dan banyak sekali pasang mata yang memerhatikan mereka sambil tersenyum senyum. Hal itu justru sangat menggangu Biola.
"Van, kenapa pada ngeliatin aku gitu si?" Tanya Biola dengan bingung.
"Mungkin mereka ngiranya kita udah pacaran." Ucap Revan sambil memakan batagor miliknya.
"Van, tapi kita kan ga pacaran. Kita sahabatan Van. Kamu kan tahu itu." Jelas Biola dengan lembut.
"Gue ngerti La. Tapi Kalung yang lo pake pemberian gue, hal itu yang ngebuat orang orang menggangap kita udah resmi pacaran." Tutur Revan sambil menatap Biola, gadis yang tidak bisa ia dapatkan.
"Aku suka aja sama kalungnya, Lagian sayang kalau harus dibuang. Aku kan harus simpen ini, soalnya kan ini pemberian dari sahabat aku. Yaitu kamu Van." Ucap Biola sambil memegang kalung pemberin Revan.
Revan pun tersenyum mendengar itu. "Jaga kalung itu baik baik ya La, Sama seperti gue ngejaga kalung itu." Biola pun mengganguk paham.
Mereka seharusnya bertiga, Namun kara tidak bareng mereka. Kara mengatakan bahwa ia akan ke toilet dulu baru ia menyusul Biola dan Revan.
Jam istirahat sudah habis, kini saatnya mereka kembali ke kelas. Namun tetap saja kara tak kunjung datang. Hal itu membuat Biola merasa kecewa.
"La, ayok kita ke kelas. Jam istirahat udah habis." Ajak Revan kepada Biola.
"Tunggu sebentar Van. Kara pasti dateng kok. Dia kan udah janji sama kita." Ucap Biola yang masih kekeuh bahwa Kara akan tiba.
Revan menghel nafas."La, Ini bukan lagi waktu istirahat. Ini saatnya masuk kelas, Mungkin kara udah di kelas lagi ngerjain tugas." Jelas Revan dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gitar [Complete]
Novela Juvenil[C O M P L E T E] Gitar adalah cowok most wanted dengan terkenal sikap dinginnya. Mungkin bagi kebanyakan orang Gitar itu tidak lebih dari manusia yang irit bicara tapi kalau kita masuk lebih dalam dihidupnya maka kamu akan menemukan sosok yang berb...