Biola kini berjalan di koridor, Biola mendapat tatapan aneh dari seluruh siswa dan siswi yang sedang ada dikoridor. Biola melihat penampilan dirinya, namun tidak ada yang salah. Mereka berbisik bisik, entah apa yang mereka bisikan tapi Biola mengabaikan itu semua. Ia tetap berjalan ke arah kelasnya. Setelah beberapa menit ia telah sampai di kelasnya XI-MIA2.
Ketika memasuki kelasnya pun, teman temannya memerhatikan dirinya. Lalu, Kara menghampiri dirinya dan menyeret biola untuk segera duduk di bangkunya.
"La! lo tau ga si, lo jadi pusat perhatian di sekolah." Biola menoleh ke arah Kara sambil mengerutkan keningnya. Ia tidak paham dengan ucapan Kara.
"Aku ga paham sama apa yang kamu omongin," ucap Biola dengan polosnya.
"Oke gini! Kemarin lo pulang sama siapa?" Tanya Kara sambil menyipitkan matanya.
"Gitar."
"Astaga! Ternyata gosip itu benar," Kara panik dan langsung berdiri tempat duduknya sambil memijat keningnya.
"Gosip apa si? Aku ga ngerti." Biola menggaruk kepalanya dengan pelan. Ia tidak mengerti dengan apa yang Kara bicarakan.
"Gosip tentang lo dan Gitar." Mendengar itu Biola membulatkan matanya tidak percaya. Apa yang dia takutkan selama ini terjadi sekarang! Dan sekarang apa yang harus ia lakukan?
"Biola?" Panggil Kara yang kini telah duduk kembali ditempatnya.
Biola tidak menjawab panggilan Kara tersebut. Ia masih diam dan memikirkan apa yang harus ia lakukan sekaraang.
"Biola?" Panggil Kara yang kali ini lebih keras dari sebelumnya.
Mendengar itu Biola tersentak kaget dan langsung menoleh ke arah Kara.
"Apa?"
"Lo kenapa? tiba tiba diem gitu."
"Just think." Ucap Biola lalu ia membenamkan wajahnya diantara lipatan tangannya. Bagaimana pun caranya, kini dia harus berpikir agar mendapatkan jalan keluar dari masalah ini.
🎻🎻🎻
Kini jam isitirahat telah tiba, Gitar dan sahabat sahabatnya memilih untuk ke kantin dan mengisi perut mereka yang kosong. Mereka memilih duduk di bangku pojok sebelah kanan. Mereka duduk berhadap hadapan. Gitar dan Anan menghadap Nano dan Fizal. Fizal berjalan memesan makanan dan minuman mereka berempat. Mereka sepakat untuk memakan bakso dan minum es teh manis.
"Tar, kemarin lo balik sama siapa?" Tanya Anan kepada Gitar yang kini fokus dengan game yang ada di handphonenya.
"Biola." Ucap Gitar tanpa ragu.
"Pantesan! Ternyata gosip itu bener nan!" Nano dengan semangatnya memukul lengan Anan.
"Sakit bego No." Keluh Anan sambil mengusap lenganya yang terkena pukulan Nano.
"Gosip apa?" Gitar mengalihkan wajahnya dari ponselnya dan menatap dua manusia laki laki berbeda sifat tersebut.
"Gosip tentang Biola yang gatel ngerebut pacar orang!" Nano mencelah terlebih dahulu ketika Anan ingin bicara dahulu.
"Siapa yang bikin gosip itu?" Tanya Gitar dingin.
"Siapa lagi kalau bukan cabe cabean goceng lo. Bianca si cabe mateng." Nano langsung melirik Bianca yang berada tepat dua meja di depan mereka. Bianca mengedipkan matanya saat dirinya mendapat tatapan maut dari Gitar.
Tanpa basa basi lagi, Gitar menghampiri meja Bianca dan menggebraknya dengan kencang. Gitar berhasil membuat seluruh manusia yang berada di kantin menoleh ke arah meja Bianca.
"Kamu apa apaan si Gitar," ucap Bianca dengan nada manja.
"Dengerin ya, gue itu bukan pacar lo! Dan Biola bukan perebut pacar orang! Mending lo ngaca deh sana, liat penampilan lo yang kayak jablay itu." Setelah mengucapkan kata kata pedasnya, Gitar meninggalkan meja Bianca dan kembali ke mejanya. Seluruh manusia di kantin pun mulai bisik bisik mengenai bianca.
"Gila bosqu. Keren banget kata kata lo! seharusnya Bianca emang harus digituin dari dulu." Anan dan fizal mengganguk setuju. Mereka pun memakan bakso pesanan mereka. Dan dari kejauhan gadis itu hanya diam. Sebenarnya dirinya tidak mengharapkan ini, karena pasti akan ada masalah baru. Secara Bianca itu terkenal dengan sifat keras kepalanya dan pantang menyerah sebelum musuhnya musnah dari sekolah ini.
🎸🎸🎸
Biola berjalan ke arah toilet. ia ingin membasuh wajahnya agar kelihatan lebih fresh. Semenjak mengetahui dirinya terkena masalah, ia jadi kelihatan seperti orang gila. Biola membasuh wajahnya dengan air yang mengalir dari kran. Setelah membasuh wajahnya, ia mengelap wajahnya dengan tisu yang terletak disambping wastafel tersebut.
Namun tiba tiba pintu toilet tertutup dengan sendirinya, Biola langsung mendekat kearah pintu itu untuk membukannya namun pintunya terkunci. Biola menggedor gedor untuk memberitahu bahwa dirinya terkunci disini.
"Kita ke kunci?" Tanya seseorang dibelakang Biola. Biola pun menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara itu. Dan ternyata Bianca.
"Bi--anca," ucap Biola dengan lirih.
"Hai, biola. nice to meet you." Bianca mendekat kearah biola dengan memegang gayung berisikan sesuatu. melihat itu Biola hanya menatap bianca dengan takut takut.
"Gue mau buat perhitungan sama lo, karena cowok gue lebih ngebela lo daripada gue." Setelah mengucapkan kata kata itu Bianca mengguyur Biola dengan air yang berada di gayung tersebut.
Seragam biola basah kuyup, rambutnya kini sudah lepek. Tapi tidak sampai situ saja, Bianca kembali ingin melakukan sesuatu.
Bianca mendekat ke arah Biola yang kini mulai menangis dan terduduk di pojok pintu. Ia menjambak rambut Biola, Biola meringis kesakitan dan air matanya mengalir dengan deras.
"Sakit ya biola sayang? Mau lebih sakit lagi?" Tanya Bianca dengan wajah liciknya.
"le--pas-in" ucap Biola dengan lirih. tenaganya semakin terkuras habis.
"Dengerin gue ya Biola. semakin lo sering lo ngedektin Gitar, semakin gencar juga gue buat nyakitin lo lebih dari ini." Setelah itu Bianca dengan sengaja menjedotkan kepala Biola ke tembok. Menyebabkan Biola kehilangan kesadarannya. Melihat itu pun Bianca langsung meninggalkan Biola dan keluar lewat pintu belakang.
🎻🎻🎻
kasihan ya biola? bianca jahat banget ish! kesel aku);
gimana part ini?
kalau ada penulisan yang salah komen yap! jangan lupa vommentnya. kritik dan sarannya ditunggu yap! selamat membaca dan semoga suka sama ceritanya.
love u all,
KAMU SEDANG MEMBACA
Gitar [Complete]
Fiksi Remaja[C O M P L E T E] Gitar adalah cowok most wanted dengan terkenal sikap dinginnya. Mungkin bagi kebanyakan orang Gitar itu tidak lebih dari manusia yang irit bicara tapi kalau kita masuk lebih dalam dihidupnya maka kamu akan menemukan sosok yang berb...