01. Gelang 'B'

1.7K 129 2
                                    

Gitar kini sedang berada di kantin untuk mengisi perutnya yang kosong, dimejanya sekarang sudah ada Nano, Fizal, dan Anan. Nano dengan mie ayam dimulutnya yang sudah penuh, Fizal dengan tanpa sok kegantengannya menebar pesona sana sini, dan Anan dengan gitar hitam kesayanganya menciptakan sebuah petikan yang indah.

Gitar kini meminum jus jambu yang ia pesan tadi. Gitar hanya bisa menghela napas, melihat kelakuan Nano dan Fizal. Rasanya ingin sekali Gitar melempar bambu kearah wajah sok kegantengan Fizal.

Setelah menghabiskan mie ayam dua mangkok Nano berdahaga dengan sangat keras. Sehingga menyebabkan sekelilingnya melihat ke arah meja mereka. Termasuk gadis yang duduk tak jauh dari meja Gitar.

Melihat itu Gitar hanya mampu mendengus dengan kesal, rasanya ia ingin menenggalamkan Nano saat ini juga.

"Eh maaf maaf yak! Maklum gue abis makan mie ayam dua mangkok, jadinya begitu deh." Ucap Nano meminta maaf kepada sekitarnya dengan tawa renyah. Melihat tingkah Nano siswa dan siswi lain pun tertawa. Nano memang begitu receh dan garing.

Gadis tersebut pun ikut tertawa melihat tingkah Nano, melihat itu Gitar justru memerhatikan tawa gadis itu.

Bahagia banget. Batin Gitar

Dan tanpa sengaja gadis itu menangkap sosok Gitar yang sedang memerhatikan dirinya, lantas gadis itu langsung mengatupkan mulutnya dan berbalik memunggungi Gitar.

"Gitar! Lo ngeliatin siapa si?" Tanya Anan sambil memicingkan matanya dan ikut melihat apa yang sedang Gitar lihat.

"Lo lagi ngeliatin adek kelas yang tadi ke kelas. Kenapa lo suka dia?" Tanya Anan langsung to the point.

Mendengar itu justru membuat Gitar langsung menatap Anan dengan tatapan tajamnya. Gitar pun langsung meninggalkan meja kantin dan meninggalkan sahabat sahabatnya begitu saja, melihat itu pun sahabat Gitar saling mengerutkan kening mereka.

"Kayaknya Gitar hari ini lagi datang bulan deh," ucap Nano dan diakhiri tawa keras oleh mereka bertiga.

🎻🎻🎻

Gitar berjalan tanpa arah, ia berjalan sambil menundukan kepalanya dan melihat setiap inci lantai yang ia injak.

Sebenarnya Gitar tidak tahu apa yang membuat dirinya meninggalkan sahabat sahabatnya begitu saja, yang pasti sekarang ia merasa kesal, dongkol, dan marah.

Langkahnya membawa Gitar ke koridor IPA. Ia menatap ke depan dan sekarang didepannya sedang ada gadis yang dari tadi ada dikepalanya. Gitar berhenti melangkah dan Ia mulai memerhatikan gadis tersebut yang sedang mengoceh tidak jelas didepan loker miliknya.

Gitar bisa melihat gadis itu sedang marah marah sendiri dan itu membuat Gitar tertawa tipis. Gadis itu memang lucu, meskipun ia tidak tahu nama gadis tersebut.

Gadis itu mulai melangkah berlawanan ke arah Gitar dan dengan sengaja Gitar berjalan kearah gadis tersebut. Karena gadis itu berjalan sambil menunduk lantas tanpa sengaja mereka bertabrakan dan membuat gadis itu terjatuh dilantai.

Melihat itu Gitar, mengulurkan tangannya untuk membantu gadis tersebut. Dan dengan hati-hati gadis tersebut menerima uluran tangan Gitar. Ia merapikan seragamnya dengan telaten, melihat itu justru Gitar tersenyum sekilas.

"Duh kak, maaf ya. Saya ga sengaja serius, saya jalan nunduk mangkanya ga lihat kakak lagi jalan." Ucap gadis itu tulus sambil mengangkat wajahnya ke arah Gitar dan gadis itu pun membulatkan matanya tidak percaya.

Sial! Ini kakak kelas yang tadi ngelihatin aku. Batin Gadis tersebut

"Lain kali kalau jalan natap ke depan, bukan ke bawah. Arah jalan lo ke depan bukan kebawah." Ucap Gitar dengan dingin.

"Iya maafin saya ya kak, lain kali saya akan jalan sambil natap ke depan. Kalau gitu saya duluan ya kak." Ucap gadis itu sambil menatap Gitar dengan takut takut. Tidak ada respon dari Gitar lantas gadis tersebut mulai berjalan dengan pelan meninggalkan Gitar ditempat.

Namun belum ada lima langkah, tanggannya dicekal oleh Gitar. Dan itu membuat jantung gadis tersebut berdegup dengan cepat.

"Tunggu. Nama lo siapa?" Tanya Gitar to the point sambil memegang tangan gadis tersebut.

"Kabiola Kenzia. Panggil aja Biola kak," jawab Biola tanpa menoleh kearah gitar.

"Biola. Nama yang unik, sekaligus gelang yang unik." Ucap Gitar dengan membunyikan sebuah gelang dengan ditengah tengahnya terdapat huruf B.

Mendengar itu lantas Biola menoleh ke arah Gitar dan langsung melihat kearah gelang yang kini terdapat ditangan kiri Gitar.

"Itu gelang saya kak, bisa tolong kembalikan?" Ucap Biola dengan lembut. Mendengar itu Gitar pun langsung memberikan gelang tersebut kearah Biola.

"Lain kali, jangan ceroboh jadi orang." Ucap Gitar setelah itu ia pergi begitu saja dari hadapan Biola. Dan membuat Biola mendumel tidak jelas.

"Untung ganteng, coba kalau ga udah aku bejek bejek tuh mukannya kayak rujak." Ucap Biola kepada dirinya sendiri sambil memasang gelang tersebut ke lengannya.

🎸🎸🎸

Biola sedang berada didalam kelas, sekarang sedang berlangsung pelajaran fisika. Biola memang memerhatikan papan tulis tetapi fikirannya melayang entah kemana.

Melihat itu Kara sahabat Biola sekaligus teman sebangku Biola, menatap Biola dengan aneh.

"Biola, lo kenapa si?" Tanya Kara dengan menatap Biola.

"Hah? aku ga kenapa napa kok." Jawab Biola dengan masih menatap papan tulis.

"Iya lo bilang gapapa, tapi hati lo bilang ada apa apa. Itulah cewek." Ucap Kara dengan memutar bola matanya dengan malas.

"Aku baik baik aja okay? Udah mending kita perhatiin pelajaran bu Mar. Daripada nanti kita kena omel." Ucap Biola lalu mereka langsung sama sama diam memerhatikan pelajaran yang sedang berlangsung.

Gara gara kakak kelas tadi, aku jadi ga fokus gini kan. Batin Biola berbicara

🎻🎻🎻

Hai! Gimana ceritanya? Suka gak? Feelnya dapet ga? Masih ada yang typo ga? 😂😫

Maaf ya kalau feelnya kurang dapet, maaf kalau typonya dimana mana, maaf kalau penulisannya ada yang salah maklum masih belajar 😅😅

Jangan lupa vomment yap! Kritik dan sarannya juga ditunggu loh! Semoga suka sama ceritanya! Selamat membaca 💞

Gitar [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang