19. Semakin dekat

664 42 6
                                    

Sudah beberapa hari ini Biola dan Gitar semakin akrab dan tidak saling canggung. Semenjak kejadian ditaman belakang sekolah hubungan keduanya semakin dekat.

Mereka sering sekali ke kantin bersama, Biola yang sering nungguin gitar latihan basket, Gitar yang sering nganterin Biola ke toko buku dan kedai es krim serta mereka berdua yang sering menghabiskan waktu bersama di luar sekolah.

Mereka mempunyai luka yang berbeda tetapi penyembuhan yang sama. Dengan bersama seperti ini mereka bisa saling menyembuhkan luka satu sama lain. Gitar mulai tidak sedingin dulu. Dan Biola yang mulai sedikit terbuka.

Kini mereka sedang ada di kantin. Duduk berhadap hadapan dan memakan bakso serta es teh manis.

"Tar, Coba dong kamu cerita gitu tentang keluarga atau orang tua kamu. Kan aku udah sering cerita tentang keluarga aku dan orang tua aku, sekarang giliran kamu dong!" Biola memasukan satu sendok bakso ke dalam mulutnya.

"Nanti. Gue pasti cerita." Balas Gitar yang kini meminum es teh manisnya.

"Janji ya kamu?" Tanya Biola sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji." Gitar pun mengapit jari kelingking Biola dengan jari kelingkingnya pertanda sebuah janji.

"Buruan bentar lagi bel masuk. lama lo." Ucap Gitar kepada Biola.

Biola pun dengan terburu buru memakan baksonya dan hal itu justru membuat dirinya tersedak. Dan ia pun terbatuk batuk.

Gitar pun dengan sigap menepuk punggung Biola dan memberikannya minum es teh manis.

Setelah batuknya mereda mereka pun berjalam menuju kelas Hiola. Sudah kewajiban Gtar akhir akhir ini untuk mengantar Biola sampai kelasnya barulah ia ke kelasnya.

Mereka pun sampai di kelas Biola.

"Nanti pulang tunggu gue di parkiran. Jangan kemana mana." Ucap Gitar kepada Biola yang kini telah berdiri di depan kelasnya.

"Siap boss!" Biola pun memberi hormat kepada gitar seakan akan Gitar adalah komandannya.

Melihat itu pun Gitar tersenyum. Dan Biola pun ikut tersenyum dengan lebar.

"Yaudah kalau gitu gue pamit. Belajar yang bener, jangan mikirin gue mulu." Ucap Gitar mengacak acak rambut Biola setelah itu pergi meninggalkan Biola. Tanpa memberi waktu Biola membalas perkataanya.

"Pede banget emang!" Teriak biola yang diakhiri tawa oleh Biola sendiri.

🎻🎻🎻

Biola kini meninggalkan kelasnya bersama reval dan kara. Karena jam menunjukan waktu pulang. Mereka bertiga bercerita tentang kejadian konyol yang mengundang tawa ketiganya.

"La, lo pulang sama siapa?" Tanya Reval kepada Biola yang masih tertawa.

"Sama Gitar val." Ucap Biola yang sudah mulai meredakan tawanya.

"Baru mau gue ajak pulang bareng." Reval pun salah tingkah.

"Itu sama Kara aja. Kasihan dia ga ada yang jemput." Ucap Biola yang menunjuk Kara.

"Apaan si la!" Ucap Kara malu.

"Yaudah Kar, Pulang bareng gue yuk? Tapi nanti kita mampir dulu gitu kemana, gue pengen jalan jalan dulu." Ajak Reval kepada Kara dengan tersenyum manis

Hal itu sukses membuat jantung Kara berdebar debar. Ya memang Kara menyukai Reval. Sangat menyukainya. Tapi ia tahu bahwa Reval menyukai Biola karena terlihat jelas dengan perlakuan Reval kepada Biola.

Gitar [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang