40. Ulang tahun Gitar dan Akhir

993 46 8
                                    

Biola sudah kembali ke sekolah, namun ia sangat berubah drastis. Ia lebih sering diam, melamun, dan tidak fokus. Tubuhnya memang disini tapi pikirannya entah kemana.

Kara, selaku sahabat Biola sudah mencoba menghibur Biola, namun selalu saja gagal.

Ia tahu Biola sedang merasa takut, Kara yakin Biola tidak pernah baik baik saja. Waktu itu pun kara sempat menelfon Kedua kakak Biola, namun mereka semua lagi sibuk sehingga tidak bisa datang ke indonesia.

"La, lo mau makan apa?" Tanya Kara kepada Biola yang sedang melamun.

Merasa tidak ada jawaban, Kara pun melambai lambaikan tangannya ke hadapan wajah Biola.

"Eh? kenapa? sorry aku ga fokus." Ucap Biola lalu membolak balikan buku menu yang ada dikantin.

Kara memberhentikan apa yang dilakukan oleh Biola. Biola pun menatap kara bingung.

"Gue tau la, lo khawatir, takut dan masih banyak lagi. Tapi lo harus fokus la. Gue yakin kalau Gitar ngeliat lo kayak gini, dia bakal marahin gue habis habisan. Setidaknya lo harus tetep jadi biola yang dulu bukan sekarang." Ucap Kara lalu mengelus tangan Biola memberi gadis itu kekuatan.

"Maafin aku Kar." Biola pun menunduk karena ia merasa sudah merepotkan sahabatnya ini. "Aku tahu akhir akhir ini aku ga fokus dan sering nyusahin kamu. Tapi jujur aku sangat khawatir dengan keadaan Gitar."

"Gue sama sekali ga merasa lo repotin. Tapi lo juga harus inget La, meskipun Gitar lagi sakit lo juga gaboleh ikut iktan sakit. Jadikan diri lo alasan dia harus tetap hidup La."

"Iya aku tahu. Kamu tahu? hari ini Gitar ulang tahun. Tapi sampai saat ini dia belum membuka matanya. Padahal aku mau jadi orang pertama yang ngucapin selamat ulang tahun sama dia." Ucap Biola dengan berlinang air mata.

"Hari ini kita rayain ultah Gitar ramai ramai! Nanti kita bareng bareng kerumah sakit dan supresin dia. Gue yakin dia bakal buka matanya."

"Beneran?" Tanya Biola dengan mata berbinar.

"Bener dong! Hari ini pokoknya bakal jadi hari yang spesial banget." Jelas Kara dengan antusias.

"Yeay! makasih ya Kara!" Biola pun memeluk Kara dengan rasa bahagia.

🎸🎸🎸

Biola tidak tahu mendekripsikan perasaannya sekarang. Yang ia tahu ia harus cepat cepat sampai dirumah sakit, meninggalkan jam pelajaran karena telefon dari mama Gitar yang membuat waktu seakan berhenti.

Dengan keringat bercucuran, seragam sekolah yang mulai lecek dan rambut yang acak acakan. Membuat biola menjadi tontonan dirumah sakit itu.

Biola terus berlari dengan terburu-buru agar sampai di ruang Gitar dengan cepat. Biola terus merapalkan doa, agar tuhan mengizinkan dia untuk bertemu dengan Gitar sekali saja.

Kini, ia telah sampai di lorong sebelum ruang Gitar. Terlihat disana mama Gitar menunduk dengan bahu yang bergetar.

Biola melangkah dengan pelan, air matanya membasahi pipi miliknya. Ia terus berjalan, namun ia merasakan bahwa seakan akan jarak yang ia tempuh untuk sampai di depan ruang Gitar sangatlah jauh.

Jangan sekarang Gitar. Aku masih mau bersama kamu untuk seribu tahun lamanya!

Biola telah sampai di hadapan
Gritte. Melihat Biola, Gritte pun mendongakkan kepalanya dan langsung memeluk Biola dan seketika tangisannya tumpah.

Gitar [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang