Sudah 3 tahun semenjak Biola memutuskan untuk tinggal di Melbourne meninggalkan semua kenangan yang ia punya di Jakarta.
Melupakan yang seharunya di lupakan. meninggalkan yang seharusnya di tinggalkan dan melepaskan yang seharusnya di lepaskan.
Sulit ketika harus memutuskan semua yang ada. Terlebih lagi harus memutuskan keadaan yang sulit dan mengetahui semua resiko yang ada.
Biola sedang mengaduk Coklat panas yang sudah ia pesan di kantin salah satu kampus yang ada di Melbourne.
Ia menunggu seseorang dengan rasa bosan yang mulai menggerogoti dirinya. Sudah dua jam dia menunggu tapi seseorang yang ia tunggu tidak kunjung datang. Menyebalkan sekali.
"Woi La! Tumben datengnya tepat waktu." Ucap seseorang yang sudah di hadapan Biola dengan wajah tidak berdosanya.
"Kemana aja? Gatau apa aku udah nunggu lebih dari 2 jam!" Ucap Biola dengan wajah ditekuk.
"Yailah. Marah marah mulu, cepet tua baru aja tau rasa." Ucap Keysa. Sahabat satu kampus Biola jurusan komunikasi. Keysa Rahmawati adalah orang Indonesia asli, tidak seperti Biola yang blasteran.
"Lo udah ga ada kelas lagi?" Tanya Keysa masih enggan untuk berminta maaf.
"Kepo." jawab Biola cuek.
"Yaelah jutek amat. Gue minta maaf dah, tadi bangun kesiangan." Ucap Keysa jujur.
"Permintaan maaf diterima. Kalau gitu ayuk kita beli es krim." Ajak Biola dengan bersemangat.
Mereka pun meninggalkan kantin kampus untuk menuju kedai es krim terdekat. Keysa dan Biola memang sama sama mengambil jurusan ilmu komunikasi dan juga mereka bertemu petama kali karena sama sama dihukum tidak bawa perlengkapan ospek.
Kini mereka sedang berada di salah satu kafe yang berada di Melbourne. Biola memakan es krimnya dengan wajah sangat bahagia, Keysa sampai di buat bingung oleh wajah Biola.
"La, are you okay?" Tanya Keysa penasaran.
"Kamu tahu Key, semalam ada yang nelfon aku. Nomornya kayak ga dikenal gitu. Awalanya aku ragu, buat angkatnya, tapi karena dia terus terusan nelfon, akhirnya aku angkat. Terus aku bilang 'Halo, ini siapa' terus menerus tapi ga ada yang jawab.
Dan aku cuma denger suara nafas dia. Sampai dia bilang 'Ini aku La' Dan kamu tahu Key, aku langsung Speechless . Gabisa ngomong apa apa lagi. Gitar Key! Dia nelfon aku Key! Aku kayak mimpi!" Jelas Biola dengan sumringah.
"La, lo mimpi ya?"
"Aku serius Key," Biola membuka ponselnya dan memberitahu nomor yang kemarin menelfon dirinya.
"Nih kamu liat, dia nelfon aku kemarin." Keysa pun melihat itu hanya bisa mengeryitkan keningnya.
Setelah melihat nomor tersebut Keysa menatap Biola, "Kalau itu bener nomor Gitar, coba lo telfon di hadapan gue sekarang. Jangan lupa di loudspeaker, gue pengen denger suara dia."
"Oke tunggu ya." Biola pun langsung menelfon nomor tersebut.
Panggilan pertama, tidak dijawab.
Biola mencoba lagi.
Panggilan berikutnya pun sama, tidak ada jawaban.
Biola menatap ponselnya dengan sendu, ternyata kemarin ia hanya mimpi. Ia kira Gitar benar benar menelfonnya.
"Lupain ya La, itu udah tiga tahun yang lalu. Lo harus melangkah La. Gabisa terus terusan diam di lingkaran itu. Lo harus keluar, lupain semua tentang dia. Lo harus berprogres dan bangkit." Ucap Keysa sambil memeluk Biola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gitar [Complete]
Novela Juvenil[C O M P L E T E] Gitar adalah cowok most wanted dengan terkenal sikap dinginnya. Mungkin bagi kebanyakan orang Gitar itu tidak lebih dari manusia yang irit bicara tapi kalau kita masuk lebih dalam dihidupnya maka kamu akan menemukan sosok yang berb...