Baru obat obatan langsung menyerbak masuk ke dalam indra penciuman Biola. gadis itu membuka matanya secara perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam iris matanya.
Biola mengerjap ngerjapkan matanya berulang kali dan setelah pandangannya mulai benar barulah ia menoleh kesamping. Disana ada Anan yang sedang tertidur dengan menundukan kepalanya. Biola menyentuh rambut cowok itu.
Merasa terusik cowok itu mengadahkan kepalanya dan mengerjapkan matanya beberapa kali, sebelum akhirnya tersenyum manis.
"Udah bangun dari tadi?" Tanya Anan sembari menyisir rambutnya kebelakang.
Biola mengganguk sebagi jawaban.
"Gitar?" Tanya Biola dengan suara snagat kecil.
"Dia baik baik aja. Lo masih harus istirahat. Gausah pikiran apapun oke?" Anan pun menaikan selimut rumah sakit sampai perut Biola.
"Aku mau lihat Gitar." Biola dengan bangun dengan paksa sembari memegang kepalanya yang masih sedikit pusing.
"La, lo belom pulih. Gausah kesana dulu." Anan mencoba untuk mencegah Biola namun gadis itu tetap ingin pergi.
"Gabisa. Aku mau liat Gitar titik." Biola pun mencabut selang infusnya setelah itu berjalan keluar dari kamar rawat inapnya dengan langkah tertatih tatih karena luka yang ada pada kakinya.
"Biola dengerin gue dulu," Gitar pun mencoba mengejar Biola yang sudah keluar dari kamar rawat inapnya menuju Ruangan Gitar.
Biola masih terus berjalan dengan langkah tertatih tatih mencoba menahan rasa sakit di kakinya, beberapa kali ia meringis kesakitan. Ia melihat ke arah perban yang ada di kakinya kembali mengeluarkan darah. Ia mengabaikan itu semua dan kembali terus berjalan.
Kini Biola telah sampai di pintu ruangan Gitar. dari kaca ia melihat banyaknya selang ditubuh Gitar dan monitor yang memenuhi ruangan tersebut. Ia mencoba memegang Gitar dari kaca, air matanya mengalir dengan deras.
"Bagun... Gitar..." Lirih Biola dari balik kaca tersebut dengan tangis yang pecah.
"Biola, gue bilan--" Anan menghentikan langkahnya setelah melihat Biola yang berdiri di kaca yang menghadap langsung dengan Gitar sedang menangis dengan luka di kakinya yang kembali berdarah.
Ia mendekati Biola lalu membawa biola ke dekapannya. Biola menangis, melihat hal ini membuat hati Anan merasa sakit melihat ini semua. Ia mengusap punggung Biola memberi gadis itu kekuatan.
"Semuanya bakal baik baik aja. Percaya sama gue." Ucap Anan setenang mungkin.
"Bilang sama Gitar ... dia harus buka matanya... Nan......" Ucap Biola masih dengan tangisannya.
"Udah. Lo butuh istirahat Biola."
"Gamau. Aku mau disini. Nunggu gitar buka matanya." Ucap Biola dengan menggeleng gelengkan kepalanya.
"Anan?"
Mendengar namanya dipanggil, Anan pun melepaskan dekapan Biola dan menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Tante Gritte?" Anan pun menghampiri Wanita yang yang tersenyum manis sembari menggendong anak perempuannya.
"Apa kabar Anan?" Tanya Gritte kepada Anan dengan lembut.
"Baik tan, tante sendiri?" Tanya Anan lalu menyalimi Gritte.
"Tidak baik setelah mendengar kabar ini." Ucap Gritte dengan nada sendu.
"Gitar bakal baik baik aja Tan." Anan pun mencoba meyakini Gritte.
"Tante berharap gitu," Gritte pun mengalihkan pandangannya kepada gadis yang sedang menatap Gitar dari balik kaca dengan keadaan yang kacau. " Dia siapa Nan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gitar [Complete]
Teen Fiction[C O M P L E T E] Gitar adalah cowok most wanted dengan terkenal sikap dinginnya. Mungkin bagi kebanyakan orang Gitar itu tidak lebih dari manusia yang irit bicara tapi kalau kita masuk lebih dalam dihidupnya maka kamu akan menemukan sosok yang berb...