KARA : 7

670 71 20
                                    

Persiapan keberangkatan gue dan nata hanya tinggal satu bulan lagi. Sebagian besar barang-barang yang akan gue dan nata bawa sudah terlebih dahulu dikirim agar bisa di rapikan di apartement oleh orang-orang papa mertua gue disana.

Berkumpul dan bercengkrama dengan sahabat dan juga keluarga adalah rutinias wajib yang gue dan nata lakukan sebelum menginggalkan tanah air.

Seantusias itu gue menghabiskan banyak waktu diluar rumah akhirnya berimbas pada menurunnya kesehatan gue.

Gue adalah tipe orang yang jarang banget sakit sejak kecil, tapi sekalinya gue sakit ternyata berhasil membuat suami bergadang hingga lupa makan. Haha selebay itulah seorang Nata Ramajaya.

Siang ini nata menitipkan gue di toko ibu sementara dia pergi ke rs, udah kayak anak teka aja ya gue dititip.

Padahal gue gak bakal kenapa-kenapa walau dirumah sendiri. Setidaknya itu yang gue kira sebelum sekitar sore hari gue gak inget apa-apa saat bangun dari tempat tidur

Pening. Itu yang gue rasakan saat membuka mata di tempat berbeda

Rumah sakit

Awalnya gue berharap bisa melarang kak cadel untuk memberitahu nata tentang gue yang masuk IGD, tapi ternyata semuanya terlambat. Belum lama setelah gue membuka mata, nata berlari dengan wajah khawatirnya ke ruang gue di rawat

“kara kekurangan cairan dan tekanan darahnya rendah sekali nata, saat saya periksa kadar hemoglobin nya juga kurang dari normal” terang dokter tiwi pada nata
“kamu tahu kan jika ibu hamil muda sangat rentan terhadap hal-hal seperti ini” tambahnya lagi yang sontak membuat kaget

“maksudnya dok?” tanya nata memastikan sambil menggenggam erat tangan gue

“kara hamil, dari siklus menstrusinya ini sudah masuk minggu ke tiga. Selamat ya nata, kara ” jawaban dokter tiwi membuyarkan fikiran gue, Bahkan saat nata mendekat memeluk dan menciumi gue. Yang gue lakukan hanyalah terisak dalam haru

Akhirnya, penantian dan kesabaran gue telah didengar tuhan

Berita tentang kehamilan gue dengan cepatnya tersebar. Siapa lagi kalo bukan kak cadel yang menyebarluaskannya

Setelah membaik, dr.tiwi menyaran gue untuk di rawat selama satu malam hingga keadaan kandungan gue benar-benar normal

“kamu pulang dulu aja yang, mandi ganti baju. Aku udah baik-baik aja kok” ujar gue saat nata tidak beranjak satu senti pun dari ranjang yang gue tempati sejak jam kerjanya selesai

“enggak. Aku mau disini, sama kamu, sama dede bayi juga” jawabnya sedari tadi mengamati perut gue

Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Melihat nata tersenyum mengelus dan juga mencium perut gue, dimana ada mahluk hidup lain yang berdetak disana karena detak jantung gue

Menjelang malam, keluarga nata datang berkunjung tanpa reza untuk memastikan keadaan gue dan calon cucunya baik-baik saja. Jangan tanya bagaimana tangis haru papa saat datang memeluk gue yang disusul oleh uci serta kak demas dan kak nano yang baru saja datang untuk jam kerjanya

...

“sebenarnya perjalanan jauh akan beresiko pada usia kandungan kamu kar, ditambah dengan kadar hemoglobin kamu yang juga belum normal hingga saat ini. Tapi jika kamu rajin mengatur pola makan sesuai dengan yang saya sarankan dan juga tetap mengkonsumsi vitamin. Mungkin semua akan baik baik saja” itulah informasi yang disampaikan dokter tiwi saat gue sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit

Kenyataan bahwa gue hamil jelas adalah berita yang membahagiakan, bagaimana tidak, gue dan nata menanti hadirnya janin ini sejak lama. Tapi mendengar penuturan dokter tiwi, hal itu menjadi beban fikiran gue sekarang

Marriage Life | Bbyu Vol.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang