NATA : 41

513 69 35
                                    

"Selamat ya, dokter nata dan istri" ungkap marrie saat kara mulai siuman.

"Thankyou, marrie" jawab kara mengulas senyum sebelum perempuan itu pamit kembali ke ruangan gueena.

"Sejak kapan?" tanya gue.

"Aku gak yakin, mungkin sebelum aku pulang pun. Dia udah ada" jawabnya.

"Kamu masih mau marah sama aku?" tanya gue hati-hati.

"Aku cape, aku mau pulang" jawabnya bangun perlahan dari bed tempat ia tidur.

Bisa dikatakan gue sekarang sedang galau menghadapi tingkah kara. Gue seneng bukan main waktu dokter bilang kalau kara hamil yang ternyata dia emang udah tau lebih dulu.

Saat menunggu marrie dan kara menyelesaikan perbincangan antara perempuan dan perempuan tadi, besar harapan gue kalau kara akan membaik tapi nyatanya belum.

Kara tetap bungkam hingga perjalan kami pulang ke apartement.

"Kamu kenapa? Pusing?" tanya gue saat kara terhuyung dalam langkahnya.

"Aku gapapa kok, kamu tolong tidurin agler di kamar ya. Kasian dia" pintanya yang dengan segera gue lakukan.

"Selamat ya sayang, agler akan punya adik" bisik gue mengecup pipi gembul agler yang tertidur pulas.

Keluar dari kamar, gue melihat kara terpatung di depan kulkas.

"Yang .. "

"Aku minta maaf" cicitnya berbalik lalu menghambur dipelukan gue.

Terimakasih tuhan. Hati gue lega mendengar tiga kata yang keluar dari mulut kara barusan. Gue gak bisa berhenti mengulum senyum seraya mengusap lembut rambut kara yang mulai panjang ini.

"Kamu gak salah sayang, aku yang salah. Aku minta maaf" sanggah gue mengeratkan pelukan kara yang jujur gue rindukan setengah mati.

"Aku cape, gara-gara nangis" ujarnya yang sekarang duduk disamping gue sedangkan kepalanya bersandar di dada gue.

"Aku kan bilang udah tadi, stop nangis nya"

"Tapi aku wajar kan kalo cemburu, gak salah kan aku?"

"Iya, enggak. Kamu gak salah apa-apa, yang salah itu aku" jawab gue mengelus dan mengecup puncak kepala nya.

"Yang .. "

"Hmm?"

"Kamu gapapa kalo aku hamil lagi?"
Gumamnya memainkan ujung kaos yang gue pakai.

"Pertanyaan macam apa itu?"

"Aku kesini bukan buat ganggu kuliah kamu, yang. Tapi aku malah- "

Gue berhasil meng-cut kalimat ngelantur kara dengan kecupan singkat di bibirnya.

"Kehadiran kamu sama agler dari awal sampe sekarang itu gak pernah ganggu aku yang, aku berani sumpah" terang gue "Justru aku bersyukur tau kamu hamil saat kamu udah balik kesini. Gimana ceritanya kalo kamu diharuskan stay sama dokter disana? Kalo iya, berarti Masa dimana kita jauhan saat kamu hamil agler akan terulang lagi" tambah gue.

"Sisa dua bulan lagi. Setelah praktek aku di rs selesai, aku bisa fokus sama kamu, agler, juga adiknya"

"Jangan lupain tesis kamu yang. Biar kita bisa cepet-cepet pulang" protes kara.

Setelah hening beberapa menit, kara mulai memancing sesuatu akan gue.

"Kamu cape gak yang?" gumamnya.

Pertanyaan ini, pertanyaan yang seolah pernah gue dengar dan tau kemana arahnya.

Dengan semangat, kedua ujung bibir gue tertarik mengulas senyum simpul.

"Enggak, aku gak cape. Sama sekali enggak" jawab gue "tapi ini masih sore yang, kamu yakin mau sekarang?" tanya gue kemudian.

"Emangnya kita mau ngapain sampe harus nunggu malam nanti?"

"Bukan nya kamu mau aku?" tebak gue.

"Geer! Aku mau minta kamu beliin eskrim, yang. Aku berasa pengen makan eskrim".



Lebih pendek dari biasanya ya?
.
.
.
.

Sorry, yang penting aku menyapa kalian walau hanya sedikit kan💋

Selamat membaca😘
.
.
.
.

Deapark.

Marriage Life | Bbyu Vol.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang