KARA : 56

556 64 30
                                    

"Semua nya udah, yang?" Tanya nata saat gue selesai memasukan barang terakhir kedalam tas.

"Udah,"

Jadi, setelah dua hari dirawat pasca melahirkan, akhirnya hari ini Arleta bisa gue bawa pulang ke rumah.

Berasa mimpi, persalinan normal pertama walau Leta adalah anak ketiga gue. Sakit, sakit banget rasanya, but i found something. Rasa sakit yang gue rasa selama delapan jam lebih terbayarkan dengan jerit tangis anak perempuan yang lebih menghangatkan keluarga kecil gue.

"Kak, sini duduk di depan sama papa" ujar nata saat masuk kedalam mobil, sedangkan agler memilih duduk di jok belakang mengikuti ibu yang menggendong leta.

"No, agler mau sama ade" jawabnya.

Awalnya gue agak khawatir tentang bagaimana agler menyikapi kehadiran anggota baru yang mungkin akan sedikit banyak merebut perhatian gue dan nata dari dia. Mengingat agler adalah tipe anak yang lengket dan deket banget sama gue dan nata, ya walaupun usianya sudah besar dan akan mengerti. Tapi tetep aja, gue gak pengen ada rasa sedih dalam benak si kakak jika kehadiran leta itu salah.

Tapi sepertinya gue bisa sedikit bernafas lega, agler masih baik-baik aja dan semoga tetap begitu. Gue juga udah sepakat sama nata, bahwa kita gak bakal sedikitpun lalai dengan kehadiran agler walau disibukan mengerus si bayi kecil.

Tiba di rumah, leta udah disambut oleh papa dan om haris. Beserta mainan dan beberapa perlengkapan bayi serba merah muda di ruang tamu.

"Papa gak ngeborong ini semua dari toko kan? Banyak banget ini barang" ungkap nata terperangah.

Ya kali, segundukan barang seperti kursi makan, boneka-boneka, box tidur, bahkan sepeda merah muda beroda tiga itu tertata rapi di depan gue.

"Ini masih belum semua nat, sisanya masih ada di rumah dan gak muat di masukin mobil" jawab om haris sedangkan nata hanya geleng-geleng kepala.

"Ade Leta kan belum bisa naik sepeda, opa" ungkap agler kemudian.

Papa hanya terkikik kemudian meminta om haris untuk mendorong kursi roda nya mendekati agler.

"Kan bisa di pake nanti, nanti agler yang ajarin ade buat naik sepeda. Ya?" Jawab papa memeluk agler.

Meregangkan pelukan pada agler, papa menatap ke arah gue.

"Terimakasih ya nak. Sudah sehat dan selamat melahirkan Leta" ungkapnya menghangatkan hati gue.

Sesayang itu papa terhadap gue.

Sejak kenal dengan papa bahkan setelah menikah dengan nata, gue seakan mendapatkan kembali kasih sayang seorang ayah melalui papa.

Saat beberapa bulan lalu papa keluar masuk rs karena stroke ringan, dokter membatasi gerak papa dan menganjurkan untuk memakai kursi roda sekarang. Gue sedih, nata sedih dan semua keluarga sedih akan hal itu. Tapi papa meyakinkan kami semua, bahwa dia akan baik-baik aja. Walaupun diakhir nanti dia tidak akan baik-baik saja, dia sudah cukup bersyukur dengan apa yang sudah dilalui nya.

Kembali bersama nata dan diberi kesempatan untuk memiliki cucu dari nata adalah part paling menakjubkan untuknya.

"Terimakasih juga pah, semua karena doa papa" jawab gue yang tanpa sadar menitikan air mata.

...

Malam hari nya, rumah gue semakin rame. Ada kak nano dan kak cadel yang datang menjenguk.

"Si demas gak kesini, nat?" Tanya kak nano.

"Dia udah balik tadi sore" jawab nata sibuk membantu agler memasang puzzle.

Marriage Life | Bbyu Vol.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang