NATA : 25

588 58 15
                                    

Pagi ini gue terbangun karena tubuh kara yang menggigil seperti orang kedinginan dengan suhu badan yang tidak normal. Iya, beberapa hari ini kara bertingkah aneh, seperti terkena baby blues syindrom.

Tempo lalu, kara berhasil membuat kehebohan dipagi hari dengan berteriak memanggil gue karena panik mendapati agler yang hilang dari box nya. Padahal saat itu, agler sedang tertidur pulas dalam pangkuannya.

“kamu yakin gak mau ke rs aja, yang?” tanya gue setelah berhasil memasangkan selang infus pada kara.

“aku gapapa kok” jawabnya “agler mana yang? Aku belum kasi dia ASI” tambahnya kemudian.

“aku minta mbak gia kesini tadi, aglernya di bawa dulu ke unit mereka” jawab gue.

“kamu beliin aku pompa ASI deh, yang. Aku gak mau agler ketularan flu juga”

Beruntungnya ini weekend. Gue libur kuliah dan bisa nemenin kara seharian juga mengasuh agler selagi kara mengistirahatkan badan nya.

Setelah sarapan lalu memompa ASI untuk agler, kara kembali tidur karena obat yang gue beri.

Seharian ini, tanpa kara minta, gue dengan inisiatif sendiri melakukan segala hal yang dilakukannya setiap hari.

Mulai dari menidurkan agler, membereskan isi apartemen yang berantakan, membuat sarapan, mencuci, menyapu dan mengepel.

Semua yang gue lakukan itu selalu terjeda saat setiap dua jam sekali agler bangun karena lapar. Dan sampai jam dua siang hari. Baru lah gue bisa duduk setelah menyelesaikan semuanya.

Gue cape, badan gue kebas semua.

Jadi seberat inilah yang dilalui kara setiap hari tanpa mengeluh itu. Menjaga dan merawat agler selagi membenahi rumah. Sedangkan apa yang gue lakukan? Gue hanya diam tanpa membantu apa-apa selain menambah pekerjaannya.

“kamu beres-beres, yang?” tanya kara keluar dari kamar dengan masker di wajahnya.

“kok kamu bangun? Istirahat lagi lah yang. Biar ceper sembuh kamunya” keluh gue.

“aku udah enakan kok. Seharian ini aku tidur sampe lupa sama kamu juga agler” jawabnya.
“kamu masak juga?” tanya kara kaget saat berjalan kearah dapur.

Gue mengangguk mendekati kara “aku berusaha masak buat kamu tapi gak enak, makanya aku buang. Terus aku bikinin kamu bubur aja”

Kara terkekeh melihat kemasan bubur instan di tempat sampah samping pantry “bubur instan yang tinggal seduh maksud kamu, yang?” tanya nya kemudian.

Yah, gue ketauan. Haha

“aku mau mandiin agler, tapi aku gak bisa yang. Ajarin aku ya” ungkap gue saat terdengar tangisan agler dari dalam kamar.

Dan ya, untuk pertama kalinya gue berhasil memandikan dan mengganti baju agler, walau dengan bantuan kara.

Oke, sebenarnya kara yang melakukan semuanya. Gue cuma part membasahi wajah dan memberi shampo pada rambut tipis agler.

Agler itu emang gue banget pokoknya. Seakan tau kalo mama nya sedang sakit, seharian ini dia gak rewel sama sekali. Setelah mandi, di beri ASI, dia langsung tidur pulas lagi.

“agler nya udah tidur?” tanya kara saat gue kembali dari kamar setelah menidurkan agler

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“agler nya udah tidur?” tanya kara saat gue kembali dari kamar setelah menidurkan agler.

“udah” jawab gue.

“kamu ngapain sih, jangan dulu deket-deket aku lah. Nanti ketularan” protesnya saat gue menghambur kearahnya lalu memeluk erat tubuhnya.

“maafin aku ya, yang” ujar gue yang sontak membuat kara bingung bertanya.

“maaf karena selama ini selalu ngerepotin kamu. Setiap hari kamu bangun lebih pagi padahal kamu yang tidur paling akhir kalo malam. Kamu siapin aku sarapan sambil gendong dan nyusuin agler, kamu beres-beres rumah dan ngurus ini itu sambil ngerawat agler juga” ungkap gue tulus.

Kara bukanlah orang yang gila akan pujian atau apapun. Tapi dalam kasus ini, sudah sewajarnya gue memberi dia apresiasi setinggi-tinggi nya atas segala yang dia lakukan untuk gue juga agler.

Hari ini. Gue, kara juga agler sedang makan malam bersama di unitnya bang yudis bersama dengan devina juga.

“aunty kara, Why baby agler doesn’t eat meat?” tanya david dengan polosnya saat menusuk potongan daging dengan garpu kecilnya.

“karena baby agler masih kecil sayang, so he only drinks milk” jawab kara selagi mendekatkan botol susu pada mulut agler.

“dev, gimana elo sama nano?” tanya gue kemudian yang penasaran dengan devina yang sibuk dengan ponselnya.

Iya, nano datang berkunjung saat kara sudah pulang dari RS tiga hari setelah kepulangan demas, uci juga cadel kala itu. Dan pertemuan pertama nano dan devina terjadi saat itu.

“gimana gimana maksud lo?” jawabnya salah tingkah.

“haha. Udah sih dev, ngaku aja lagi sama kita-kita” timpal kara.

“gue denger nano mau kesini lagi lusa. Alasannya sih kangen agler, tapi gue gak yakin tuh” tambah gue lagi dan semakin membuat pipi devina memerah. Haha

“emang serius yang, kak nano mau datang kesini lusa nanti?” tanya kara saat tiba unit kami.

Gue mengangguk membenarkan “nano bilang sih mereka udah pacaran” jawab gue

“what? Secepat itu?” kara terperangah kaget “kamu baik-baik aja kan tapi?” tambahnya kemudian.

“kok aku? Emang aku kenapa?”

“dulu dinda, sekarang devina. Kenapa ya setiap cewek-cewek yang awalnya tergila-gila sama kamu itu selalu jatuh pada pelukan kak nano?”

Lah, kemana nih arah pembicaraan kara.

“kamu yang sabar ya, nanti juga bakal ada lagi kok dede dede gemesh yang ngintilin kamu. Lumayan kan sekarang kalo ada. Bisa disuruh buat jagain agler nanti. Haha”

Mulut kara emang kadang suka nyinyir gini ya! jadi gemes kan gue pengen diemin itu mulut rasanya.

“aku sih fine aja, yang. Lagipula apa perduli aku coba” jawab gue santai dan memilih mengajak agler bermain “awalnya sih aku berharap kalo devina jadinya sama si Reza, kalo enggak si cadel lah. Seenggaknya”

Dan tanpa gue sadari, kara tengah terpingkal mendengar jawaban gue yang terkesan masih cemburu dengan keberadaan dua mahluk astral semacam reza dan juga cadel.



...

Semoga suka dengan update-an malam ini ❤

Selamat membaca
.
.
.
.
.

Deapark.

Marriage Life | Bbyu Vol.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang