Nata marah, jelas gue tau itu.
Sebenarnya gue cuma bercanda saat meminta tinggal lebih lama di rumah, tapi respon nata yang mengiyakan dengan mimik wajah yang kentara menolak itu membuat ide gila tiba-tiba muncul di otak gue.
Udah lima hari, nata nelpon cuma buat nanyain agler tanpa ada pertanyaan lain yang dia ingin ketahui mengenai gue.
Sakit sih, tapi ini konsekuensi dari perbuatan gue. Toh lusa juga gue udah balik lagi, kasi dia surprise dengan kedatangan gue dan agler tanpa sepengetahuannya.
Keberangkatan gue kali ini gak cuma berdua aja sama agler.
Setelah di re-scedule, jadwal auto chek up papa juga ternyata bisa dilakukan minggu ini, jadi ya lengkap. Nata pasti kaget banget nanti waktu gue pulang barengan papa, tante anggi, sama om haris.
"Uni kala sama dede aglel mau pelgi lagi besok?" tanya loly ditengah acara bermainnya dengan agler.
"Iya sayang, kakak loly mau ikut?"
"Enggak. Kata mommy, melben dingin, kayak flisel" jawabnya lugu.
"Flisel tuh apaan ci?" tanya gue berbisik.
"Freezer kar" jawab uci berdecak.
Malam ini, rumah gue kembali di ramaikan dengan kedatangan personil geng, lengkap dengan reza. Setelah kabut duka perlahan pergi menyelimuti uci ketika keadaan bokapnya berangsur membaik, akhirnya uci bisa ikut bergabung di rumah gue.
"Jadi nata beneran gak tau kalo kamu pulang besok sekalian chek-up papa?" tanya reza.
"Enggak za, sengaja" jawab gue.
"Emang halus banget ya kal, kamu pulang lagi?" tanya kak cadel kemudian.
"Emang apa untungnya buat kara kalo lama-lama disini bangke? Lagian kasian si nata disana sendiri" sanggah kak nano "devina bilang sempet papasan sama nata di loby apartement kar kemarin. Katanya muka nata kusut banget, pas di tanya kenapa, dia jawabnya lagi pms" tambah kak nano mengundang gelak tawa.
Sebenarnya gue gak sekehilangan kontak itu sama nata. Lewat mbak gie dan devina, gue kerap nanyain nata, barangkali nata pulang ke unit beberapa kali selama gue berantem sama dia.
"Hati-hati ya kar, thankyou for coming buat gue. Itu berarti banyak banget buat gue" bisik uci membendung air mata nya saat mengantarkan gue ke bandara.
"Selalu ci, jaga kesehatan ya. Salam buat bokap lo" jawab gue mengeratkan pelukan.
"Agler duduk sama siapa sayang? Sama opa ya? Mau ketemu papa? Iya, kangen papa ya nak?" ujar gue membuat agler duduk kegirangan di pangkuan papa.
"Serius papa mau nginep di hotel aja? Kenapa gak di unit aja pah?" tanya gue.
"Jarak hotel ke rs kan lebih deket nak" jawab papa tanpa mengalihkan pandangannya dari agler.
"Lagipula, takutnya ganggu kamu nanti. Lama gak ketemu, kamu sama nata pasti butuh waktu berdua" timpal tante anggi dari samping gue.
"Kalo perlu, agler nanti ikut kita aja ke hotel, biar gak di gangguin kaliannya" papa menyambung kalimat tante anggi yang semakin memerah padam kan pipi gue, sedangkan om haris hanya terkikik di kursi belakang kami.
Mobil jemputan yang sengaja di pesan om haris udah stay di bandara saat gue sampai sekitar jam 11 pagi. Setelah makan di pertengahan jalan menuju unit, gue dan agler di antar terlebih dahulu ke apartement lalu setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke hotel.
"Akhirnyaa, welcome home sayang" ungkap gue lega saat menidurkan agler di atas kasur lalu mengecupnya singkat.
Seperti yang mbak gie bilang, dua hari lalu nata pulang ke unit. Gue tau itu karena kemeja kotor nata jelas tertumpuk di keranjang cucian.
"Ck, ditinggal istri seminggu aja udah numpuk segini, apa kabar kalo sebulan yang? Bisa menggunung sampe atap kek nya ini cucian" erang gue merapikan baju-baju itu.
Indera penciuman gue itu peka terhadap beberapa hal. Bau yang menyeruak dari kemeja kotor nata beda. Gue hafal betul how nata smell, tapi kali ini beda. Ini bukan perpaduan parfum nata di campur dengan keringatnya. Ini bau parfum cewek, dan dengan samar gue liat ada noda lipstik di bagian dada salah satu kemeja nata.
"Enggak, ini pasti cuma kebetulan" cicit gue dalam hati.
Gak mungkin nata ditinggal seminggu doangan udah selingkuh aja. Gak sayang anak apa dia?
Tapi semakin hati gue meyakini, otak gue semakin berontak ingin bertanya.
"Hallo" jawab nata saat panggilan terhubung.
"Kamu dimana? Agler tadi nanyain kamu" tanya gue berbohong. Mana ada agler nanyain dia, orang anaknya lagi tidur.
"Aku di rs, nanti selesai praktek aku video call"
Jawaban nata tetap dingin seperti beberapa hari yang lalu.
"Iya, kamu udah makan?"
"Udah tadi, yaudah aku balik ke ruangan dulu. Nanti aku telpon kalo udah selesai"
"Yang seben- " belum juga gue kelar ngomong, nata mengakhiri panggilan gue sepihak.
Awalnya gue berniat minta maaf dan ngasi tau dia kalo gue udah sampe di unit, selagi meluruskan apa yang tejadi dan menjawab apa yang mengusik hati gue tentang hal yang terjadi selama gue pergi.
"Lohh, kapan sampe kar?" tanya bang yudis kaget saat melihat gue keluar dari unit.
"Tadi siang bang, kara tadi ke atas tapi gak ada siapa-siapa" jawab gue.
"David sama mama nya lagi keluar, mungkin malam nanti pulang. Nah kamu ini mau kemana sama agler?"
"Mau ke rs tempat nata bang, agler udah kangen katanya"
"Agler apa mama nya nih?" ujar bang yudis meledek lalu berpamit setelah selesai berbincang dengan gue.
Aggaplah gue gila karena bela-belain pergi saat baru aja sampe beberapa jam yang lalu. Gak ada namanya cape ataupun jetlag, yang gue mau cuma ketemu nata, menjelaskan dan meminta penjelasan dari dia.
Untung nya agler dapet istirahat yang cukup, jadi dia fine aja saat selama kurang lebih 3 jam duduk di dalam mobil menuju tempat nata berada.
Beruntung juga. Saat tiba di halaman rs, gue ketemu vian, salah satu teman kelas nata yang sering dia ceritakan.
"Kara? Istrinya nata?" tanya nya antusias.
"Sumpah si nata gak bohong, ternyata visual nya emang cantik. Pantes masakannya enak" tambahnya.Dih apaan!
Agak geser kayak ini otak manusia.
Gumam gue dalam hati."Hallo, ini siapa namanya?" di dekati vian, agler malah nangis. Haha anak gue emang sensitif sama orang-orang aneh.
"Lah kok nangis sih, ini om ganteng nak" jelasnya yang semakin membuat agler menangis. "Sorry ya kar .. " tambahnya menyesal.
"Haha gapapa kok, agler emang suka agak rewel kalo ketemu orang baru" jawab gue "oh iya, tau nata dimana?"
"Oh si nata baru aja kelar op, palingan dia ada di kantin" jawabnya.
"Sorry kar gue gak bisa nganter, gue harus balik ke ruangan soalnya. Kalo elo ragu, elo tanya aja satpam cewek bule yang duduk di ujung situ. Nanti dia yang arahin" setelah memberi patokan tentang letak kantin, vian pamit kembali ke ruangan dan meninggalkan gue dan agler.
"Thankyou miss" ungkap gue pada satpam bule yang mengantar gue ke lokasi yang gue cari.
Dari beberapa orang yang berlalu lalang, samar pandangan gue melihat nata yang duduk gak sendiri.
...
How ???
.
.
.Deapark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life | Bbyu Vol.2
FanfictionSecond book of My (boy) Friend | Bbyu Vol.1 Banyak hal yang udah gue lalui bersama nata hingga sampai pada tahap ini, dan sekarang tugas gue adalah tetap berada disampingnya untuk melanjutkan apa yang gue dan nata mulai - KARA