KARA : 44

453 67 24
                                    

Saat gue membuka mata, jiwa gue berasa kosong. Gue tau gue ada dimana, dan karena apa gue berbaring di tempat ini.

"You oke, sayang?" tanya nata yang sadar jika gue mulai siuman.

Hanya seulas senyum yang gue berikan sebagai jawaban.

"Agler udah tidur di unit mbak gie, kasian kalo harus dibangunin. Besok pagi dia kesini di anterin sama bang yudis" ujar nata seraya mengelus surai gue.

"Ibu berangkat pagi tadi, kemungkinan sampai kesini tengah malam. Aku udah mintain tolong bang yudis jemput ibu di bandara" tambahnya kemudian.

"I hope you can feel better setelah ada ibu, sayang"

Nata tau jelas apa yang terjadi sama gue, dia tidak mengeluarkan lebih banyak kalimat hanya untuk menenangkan gue. Tapi di banding semua itu, nata memilih ikut berbaring di atas bed pasien tempat gue tidur, agar gue bisa bersembunyi di dada bidangnya dan menangis disana.

"Kita tidak bisa memilih apapun atas rencana tuhan, hadir dan pergi nya dedek itu mutlak takdir yang di atas yang. Dan aku mohon, jangan salahin diri kamu atas apapun yang terjadi" ungkap nata mendekap erat tubuh gue dan mengecup puncak kepala gue berkali-kali.

Dua hari lamanya, gue di rawat untuk pemulihan.

"Aku tinggal ke kampus sebentar ya?" nata masuk kedalam kamar dan menghampiri gue yang duduk di atas tempat tidur.

"Lama?" tanya gue.

"Aku cuman mau ngasi revisian yang kemarin. Satu sampai dua jam, aku janji udah ada di rumah lagi sore nanti"

"Yang.. " / "hmm?" gue diam.

"Kenapa? Ada yang sakit?" tanya nata khawatir saat gue memeluknya dari samping.

Setelah meyakinkan nata kalo gue baik-baik aja, barulah dia beranjak dan pergi ke kampus.

"Loh kok bangun? Kenapa? Mau ibu bikinin sesuatu?" tanya nyokap saat gue menghampirinya ke dapur.

"Maafin kara, bu"

"Kenapa? Kamu salah apa sampe harus minta maaf sama ibu?"

Gue lupa kapan terakhir kali gue ada dalam dekapan nyokap, saat tangan halus ibu mengelus lembut punggung gue, disanalah gue merasa teramat bersyukur karena masih memiliki ibu di samping gue.

"Maaf karena kara, ibu harus jauh-jauh datang kesini. Bantuin kara ngurus rumah, jagain agler"

"Kar, tanpa kamu minta pun, ibu pasti akan datang. Buat kamu, buat agler" jawab nyokap . "Kamu tau alasannya kenapa? Karena ibu adalah seorang ibu, seseorang yang rela melakukan apapun untuk anaknya. Dan kamu harus tau juga, apa yang terjadi sama kamu, itu memang yang terbaik dari tuhan" tambahnya kemudian.

"Sedih dan kehilangan itu wajar, semua orang yang menyayangi kamu juga pasti merasakan hal yang sama. Tapi dari pada terus seperti itu, ada baiknya sekarang kamu bersyukur dengan apa yang memang udah kamu dan nata punya" ungkap ibu melepas pelukannya dan menunjuk ke arah agler yang duduk menikmati makan siangnya tak jauh dari pantry.

"Agler .. " panggil nyokap yang seketika mengambil alih fokus agler.

"Omaa, mama .. " jawab agler tersenyum berjalan perlahan ke arah gue.

"Mama akit?" agler yang duduk di pangkuan gue sadar jika air mata jatuh dari ujung mata gue.

Dengan cepat gue menggelengkan kepala dan memeluk erat agler.

"Thankyou for being my boy, sayang" ungkap gue mengecup seluruh wajah agler.

"Papa nya agler mau juga dong, dicium gitu, ma"
Ish, ini orang datang-datang ganggu qtime gue aja sama agler.

"Aku seneng, kamu udah senyum lagi" ujar nata.

"Maafin aku, yang"

"Buat apa?"

"Karena aku, anak ki-"

"Aku udah bilang, ini bukan salah kamu, sedikitpun bukan"

"Yang harus kita lakukan sekarang adalah bersyukur, untuk apa yang kita punya. Aku punya kamu, punya agler. Orang-orang yang menyayangi kita, semuanya udah lebih dari cukup buat aku" tambahnya kemudian.

Nata bukan cowok romantis, gue bahkan semua orang tau itu.

Sejak pacaran sampe nikah sama dia, bisa di itung jari kapan dia doing something like this yang bisa bikin gue terbang. Tapi mungkin karena porsi yang sedikit dan jarang itu, sekalinya nata bertindak gini. Gue udah gak bisa lagi berkata apa-apa.

"Aku boleh cium kamu?"

Pengen rasanya gue nyubit bibir gue sendiri saat kalimat itu muncul entah dari mana.

"Jangan disini, dikamar aja. Yang" jawabnya dengan seringaian menyebalkan khas miliknya.

"Sorry yang, barusan mulut aku typo. Aku gak bener-bener pengem nyium kamu! Nih, agler aja yang nyium kamu" jawab gue memindahkan agler pada nata lalu pergi.

Samar gue mendengar tawa nata saat gue mulai jauh.

Ah kan, malu gue!

"Agler ikut oma aja, pulang ke rumah. Mau?"

"No!" tolak agler mentah-mentah.

Hari ini, setelah satu bulan tinggal di melbourne bersama gue nata dan agler, nyokap terpaksa pulang karena urusan toko yang gak bisa di handle oleh asistan nya. Gue nganter cuma berdua sama agler. Karena nata udah ada jadwal sama dosen nya.

Hebat pokoknya nyokap gue sekarang, toko kue nya udah punya cabang di seluruh kota. Makin tua dandanan nya juga makin nyentrik.

Masa sebulan disini, koper yang dibawa nyokap jadi beranak pinak pas balik. Kerjaan nya shopping mulu.
Keenakan agler deh, tiap di bawa jalan pasti bawa mainan baru pas pulang.

"Hati-hati ya bu, kabarin kara kalo udah sampe" ujar gue.

"Iya pasti. Ibu titip agler ya, kamu sama nata juga baik-baik disini, jaga kesehatan kalian"

"Agler, yakin gak mau ikut oma?" lagi, nyokap kekeh pengen ngegondol agler.

"No oma, mau na sama mama" jawab agler tegas sambil memeluk kaki gue.

"Nanti di rumah, oma beliin mainan segudang"

"Ibu ih" protes gue membuat nyokap terkikik.

NATA❤
Ibu udah flight, yang?

Udah yang, Lima belas
menit yang lalu.
Kamu masih di kampus?

NATA❤
Kamu itu masih di bandara?
Apa udah pulang?
Iya nih, sebentar lg kelar tapi.

Aku ini di pesawat yang.
Aku sama agler ikut
Ibu  pulang😂

NATA❤
sayaaannngg!!!!
Jangan bercanda!

Dih, siapa yang bercanda?
Am seriously !!!

NATA❤
Kamu berarti gak sayang
Sama aku.

Emang ..

NATA❤
yanggggg😭😭😭

Maksdunya gak dikit
Sayangnyaaa 😘😘😘
See u at home sayang💋

...

Selamat membaca guys
Semoga gak ada bosen nya kalian sama mereka💓
Ini update terakhir aku minggu ini, kalo ada free time, aku usahain muncul lagi
.
.

Dont leave this page 💋💋💋💋
.
.
.
.

Deapark.



Marriage Life | Bbyu Vol.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang