KARA : 46

456 55 25
                                    

Takdir tuhan emang gak ada yang tau. Setelah dua tahun dari peristiwa gue gagal di kehamilan kedua, kembali, tuhan menitipkan janin hidup di rahim gue. Tepat di ulang tahun pernikahan gue dan nata yang ke lima.

"Kok lama banget sih, kalian dari mana dulu?" tanya gue pada nata dan agler yang seharusnya udah pulang sejak sore tadi.

"Tadi kita beli barang titipan kamu di tempat yang jauh, yang" jawab nata.

Jelas gue curiga, nata gak pinter ngeles dan bohong. Gue tau itu.

"Agler sayang, tadi di ajak sama papa kemana dulu?" pertanyaan gue beralih pada agler.

"Ke luar, mah" jawab agler yang sama tampak menyembunyikan sesuatu.

"Agler anak baik kan? Tau gak, kalo anak baik itu gak suka bohong" jelas gue "sekarang mama tanya lagi, agler tadi kemana dulu sama papa?"

"Sorry Maa, tadi agler beli eskrim sama robot. Disuruh papa"

Dan ya, jawaban yang gue cari akhirnya gue dapat.

"Abis tadi ada robot keluaran terbaru, yang. Dan agler belum punya itu"

"Bodo amat! Kamu tidur diluar malam ini!" jawab gue menuntun agler meninggalkan nata.

"Yangg .. " rengek nata duduk disamping gue "aku minta maaf"

Gue diem dong, enak aja gue maafin dia segampang itu.

Penyakit nata tuh emang gini dari dulu, selalu manjain agler disaat jelas gue menerapkan didikan tegas bahwa manusia tidak serta merta dapat mendapat sesuatu dengan mudah tanpa usaha.

"Aku janji, ini yang terakhir"

"Ck, kamu tuh ya! Berapa kali coba aku bilang. Yang, agler bakal kebiasaan nanti, inget event kita ajak dia keluar dan dia ngamuk minta dibeliin barang yang sebenernya udah dia punya?" ujar gue menggali ingatan nata.

"Itu semua karena dia fikir, apapun yang dia mau pasti diturutin sama kamu" tambah gue.

"Iya iya, aku minta maaf sayang" selalu aja gitu. Minta maaf tapi di ulangin lagi.

Setelah pristiwa robot malam itu, agler jadi sedikit lebih nurut tanpa menunggu gue marah jika menyuruhnya melakukan sesuatu.

"Maa, are u still mad?" ungkap agler saat gue duduk membaca majalah.

"Agler tau, mama marah kenapa?"

Agler tertuntuk selagi memainkan ujung kaos yang gue pakai.

"Agler beli beli mainan terus" jawabnya.

Liat muka agler kalo kayak gini tuh berasa liat nata kalo lagi ngerasa nyesel tau gak sih. Agler emang paste dari copy nya nata banget, segimana nakal nya dia, kan tetep aja gemes gue dibuat nya.

"Mama kan udah bilang sama agler, agler boleh beli mainan. Mama gak marah, tapi jangan sering-sering. Agler liat gak, tuhh - keranjang mainan agler udah penuh" ujar gue menunjuk kearah tumpukan mainannya.

"Inget gak, mama pernah bilang apa tentang kakak kakak di panti?"

Agler ngangguk.

"Kakak kakak di panti gak punya mainan karena gak punya mama papa" jawabnya.

"Right, jadi menurut agler, baik gak kalo agler terus beli-beli mainan sementara kakak-kakak dipanti gak bisa beli?"

Agler dengan cepat menggeleng dan mendekat hendak memeluk gue untuk menunjukan penyesalannya.

"Maafin agler, maa. Maafin Agler juga, dedek " tambah nya selagi berbisik di perut gue.

"Iya, mama maafin. Tapi gak gitu lagi ya"

Seketika senyum malaikat agler mengembang dengan wajah yang minta di cium tanpa henti.

...

"Aku ganteng gak?" tanya nata masuk kedalam kamar memamerkan jas yang akan di pakainya di acara kelulusan nanti.

"Enggak! Kamu jelek"

"Masa sih? Tapi si bule yang nge-jahit jas ini bilang kalo aku mirip artis korea  yang, pas fitting terakhir tadi"

Bodo amat nat, bodo amat!!!
Pengen banget rasanya gue ngomong gitu.

"Iya, mata bule itu lebih jeli berarti di banding aku"

"Kok kamu jadi jeles sih, yang?"

"Dih! Apaan"

"Haha bilang aja kali"

Dari pada gue diem lebih lama dengan manusia menyebalkan ini, mending gue keluar kamar ngecek pr agler.

"Kalo jeles bilang aja sih, yang. Jangan sok-sok an kabur gitu" teriak nata dari dalam kamar.

...

"Hai boy, apa kabar" sapa Reza saat tiba di apartement dan disambut oleh agler.

"Halo om, agler fine. Dan semakin ganteng, mirip papa" jawab agler yang jelas gue tau dia belajar dari siapa.

"Agler di ajarin papa, biar jawab nya gitu?" tanya reza kembali.

"Yapp!" jawab agler membuat nata pucat. Haha rasain

"Haii nak, apa kabar" dibelakang reza, hadir papa yang disusul oleh tante anggi masuk kedalam unit.

"Kabar baik pah" jawab gue.

Hari ini, hari yang ditunggu nata. Delapan semester akhirnya terlewati.

Finally, dokter Nata ramajaya,Sp.JP
Perjuangan yang tidak mudah itu akhirnya membuahkan hasil manis.

Semanis kenyataan dimana gue, nata juga agler akan pulang ke rumah. Tempat ternyaman yang selalu diam-diam gue rindukan.

"Congratulation sayang. Am proud of you" ungkap gue saat nata keluar dari gedung.

"Thankyou sayang, aku yakin gak bisa sampai di tahap ini. Tanpa kamu,-" jawab nata mendaratkan sebuah kecupan di kening gue. "Anak kita,-" sambung nata mencium agler yang berdiri di samping gue. "Dan adiknya.." tambahnya kemudian berlutut dan mencium perut gue.




....

Semoga suka😘
.
.
.

Deapark.



Marriage Life | Bbyu Vol.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang