Bulu Tangkis

1.6K 98 11
                                    

Asa mengetuk jarinya di meja belajarnya, ia berusaha menyelesaikan soal kimianya.

"Ini soal apa gimana sih, susah amat," gumam Asa, ia mulai menyenderkan kepalanya ke arah kursi. Ia menghela napas dan mulai melihat atap kamarnya, terdapat gambar-gambar bintang, bulan, berbagai planet, rasanya ia seperti di luar angkasa.

Asa tersenyum kecil, lucu rasanya jika Asa membicarakan angkasa. Hingga mata Asa terhenti akan satu titik, titik planet mars. Planet yang disukai oleh Samudera.

"Sa, lo suka planet apa kalau di tata surya?" tanya Samudera, ia dan Asa sedang berbaring di ranjang milik Asa. Mereka baru menginjak kelas satu smp.

"Bumi," jawab Asa. "Kenapa?" tanya Samudera. "Soalnya itu tempat yang kita tinggali sekarang." Asa tertawa membuat Samudera berdecak.

"Jawaban lo gak mutu," ujar Samudera. "Ye! Biarin dong. Kalau lo suka apa emang?" tanya Asa.

Samudera berpikir sejenak, lalu ia menjawab. "Planet Mars," Asa melihat ke arah Samudera. "Kenapa suka Mars?" tanya Asa.

"Walaupun di Mars itu udara dingin, walaupun di sana lebih banyak kandungan karbon dioksida dibanding oksigen, walaupun di sana manusia gak bisa menetap. Tapi di sana itu ada oasis," jelas Samudera, Asa mengerutkan dahinya berusaha berpikir hal-hal yang berbau luar angkasa.

Memang Asa dan Samudera adalah dua sosok penyuka luar angkasa.

"Oasis itu tempat yang katanya dihuni sama makhluk di mars ya?" tanya Asa, Samudera menganggukkan kepalanya. "Iya, di sana itu katanya tempat yang kayak kolam, kan enak ya," Samudera menerawang membuat Asa menepuk dahinya.

"Ya kalau lo di sana kedinginan mulu, udah udara dingin, tinggal di tempat sejenis kolam," ujar Asa, ia berjalan ke arah luar jendela.

"Nanti gue mau jadi astronot deh, siapa tahu bisa meneliti keadaan di mars," ujar Samudera semangat. Asa menoleh dengan tawa khasnya. "Semangat deh kalau gitu!"

Asa menghela napas, ia tutup jendela kamarnya, namun sebelum itu ia melihat ke arah langit malam. Banyak dipenuhi bintang.

"Besok habis latihan, gue ajak Ata ke perpus ah," ujar Asa pada dirinya sendiri.

***

Hari ini wajah Asa cerah tak seperti biasanya yang terkesan datar, di pagi ini ia sudah mendapat rezeki noplok yaitu mendapat uang tambahan dari ayahnya dan juga hal yang paling membuatnya bahagia adalah ketika sang ayah akhirnya mengizinkan Asa mengikuti club bulu tangkis, walau Asa sudah memasuki kelas duabelas.

"Habis dapet rezeki apa an lo? Wajah lo udah cerah aja," ujar Nando, ia heran kenapa wajah Asa sudah cerah bak matahari.

"Gue dibolehin masuk club bulu tangkis," jawab Asa membuat Nando berseru, "woho! Akhirnya lo dibolehin juga!" Nando dan Asa sama-sama bertos ria, walaupun mereka terlihat aneh namun banyak gadis yang menjerit ketika melihat ketampanan mereka berdua.

"Jadi kapan lo mulai datang ke sana?" tanya Nando, mereka berjalan beriringan.

"Mungkin besok, gue nanti harus ngelatih anak kelas sepuluh sama si Ata." Nando mengangguk-anggukkan kepalanya. "Habis pulang kan bisa, biasanya lo semangat kalau masalah bulu tangkis." Asa memperlihatnya senyumnya membuat Nando mengerti walaupun Asa tak menjelaskan.

"Hari ini mau jalan kemanakah anda bersama sang mantan?"

Satu pukulan mendarat di bahu Nando yang tertawa geli melihat Asa sebal.

"Gue cuma mau ngajak dia ke perpustakan," ujar Asa. "Yakin nih dia gak dijemput gebetannya?" tanya Nando, pasalnya Samudera selalu menjemput Ata.

"Gue udah bilang ke dia kemarin, dia juga nge-iya in," ucap Asa.

Matahari di atas AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang