Winner!

912 68 10
                                    

Ata menatap berbagai soal di depannya dengan jengah, pasalnya ia masih mode 'kesal' terhadap fisika.

"Udah sih Ta kerjain aja." Caca menghampiri Ata yang terdiam seraya melihat ke depan.

"Ah males, kalau gue ngerjain terus gak nemu jawabannya gimana?"

"Ya cari lagi lah! Tumbenan lo mode kesel ke fisika lama amat," ujar Caca, ia menggeleng-gelengkan kepala.

"Tahu deh, rasanya males lihat fisika gue," ujar Ata, ia menunduk dan menjadikan tangannya sebagai tumpuhan kepalanya.

"Efek Asa yang gak pulang-pulang ya Ta? Lo jadi gini," goda Caca. Bukannya kesal, Ata malah mengangguk.

"Kangen ya Ta sama dia?"

Lagi-lagi Ata mengangguk.

"Kabar dia gimana? Menang gak di lomba kali ini?"

Ata mengadah, bibirnya mengerucut.

"Tahu! Dia gak ada kabar!" sungut Ata kesal, hal itu membuat Caca tertawa.

Efek Asa memang terlalu besar bagi kehidupan Ata.

"Tenang aja, bukannya Nando bilang kalau nanti dia pulang?"

Seakan teringat, Ata langsung menatap ke belakang, melihat Nando yang memainkan ponselnya. Ia segera menuju ke bangku Nando. Kemudian Ata duduk di depan Nando.

"Ndo!" seru Ata. Nando mengalihkan perhatiannya. "Ha?"

"Nanti, Asa jadi pulang?" suara Ata langsung menciut, beda dengan tadi saat ia memanggil Nando.

"Heem, tenang aja," jawab Nando enteng. "Dia menang apa kalah sih?"

Nando menggendikkan bahu.

"Dia gak mau bilang, katanya mau surprise aja," jawab Nando. "Lo nanti jemput dia di bandara?"

Nando mengangguk. "Kenapa? Mau ikut?" goda Nando. Ata hanya menggeleng cepat. "Gue cuma nanya tahu! Ya udah, makasih!"

Ata berbalik ke bangkunya, ia melihat Caca yang tersenyum. "Kenapa?"

"Gak apa, lo gak mau ikut jemput Asa? Katanya tadi kangen."

Ata berdecak malas. "Ogah ah, males!"

"Males kenapa sih? Ini waktunya lo melepas rindu loh," ujar Caca. Kini tatapan datar Ata mengarah pada Caca.

"Gak mau. Gue lagi mode malas sama fisika dan Asa, jadi gue malas ketemu dia."

"Ah yakin? Katanya tadi kangen," goda Caca. "Gue tarik kangennya, sekarang gue gak kangen!"

"Masa sih Ta? Yakin gak mau ketemu? Sayang loh, sebulan lebih gak ketemu Asa, dia makin ganteng kayaknya."

Ata mencibir. "Ta! Nanti ikut gak si lo? Rani sama Samudera ikut," ujar Nando tiba-tiba.

Ata melirik Nando dan melirik Caca yang menaikkan alisnya, senyuman Caca terlihat menyesatkan bagi Ata.

"Kayaknya enggak deh Ndo, gue lagi malas keluar." Ata tersenyum ke arah Nando. "Oh ya udah, padahal Asa yang nanya lo ikut apa enggak."

"Serius, dia yang nanya?" Nando mengangguk mantap.

"Tapi kalau lo lagi malas keluar, gue bisa bilang ke Asa kok," ujar Nando. Ata mengangguk, lalu Nando pergi keluar.

"Tuh Ta, Asa aja ngarep kalau lo ikut jemput, masa lo gak mau jemput juga sih?"

Ata berdiri, menatap datar ke arah Caca. "Gue mau ke kantin aja deh, malas di sini!"

Matahari di atas AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang