Happier

1K 72 15
                                    

Awan dan anggota osis lainnya mempersiapkan acara sabtu kreasi dengan baik, mereka sibuk dengan kegiatan mereka.

"Wan, lo koordinir bagian yang tampil ya," ujar Kris. "Siap!" Awan mengacungkan jempolnya.

"Bentar lagi tampil, awalnya anak tari dulu," ujar Greisha, Awan mengangguk. Dengan segera Awan mengkoordinir siapa saja yang akan tampil.

Ketika kelas perwakilan perkelas duabelas akan tampil, Awan tersenyum miring, sebab yang pertama tampil adalah Ata dan Asa.

Dengan cepat, Awan menghampiri Ata dan Asa. "Halo kakak kelas tersayangku!" sapa Awan, ia merangkul pundak Ata dan Asa bersamaan.

"Halo juga adek kelas tersayangku!" balas sapa Asa. "Dih," ketus Ata, ia singkirkan tangan Awan darinya.

"Duh kakakku pagi-pagi udah ketus aja, mau tampil gak boleh ketus tahu," ujar Awan dengan mengedipkan sebelah matanya. "Terserah gue," jawab Ata ketus.

"Dia lagi pms Wan, jangan digoda deh, sebelum macannya keluar," bisik Asa yang masih terdengar Ata, akhirnya Ata memilih menyentil dahi Asa dan Awan.

"Kalian berisik," ujar Ata.

Awan dan Asa sama-sama mengelus dahi mereka. "Sakit tahu!" keluh mereka bersamaan. "Rasain!" Ata menjulurkan lidahnya membuat Awan dan Asa sama-sama berdecak.

"Eh iya, lima menit lagi kalian tampil ya Kakak-Kakak," ujar Awan dengan senyuman manisnya.

"Iya Dek, tunggu aja," jawab Ata sinis.

"Eh iya, siap-siap menyanyikan lagu galau ya, seinget gue yang request kebanyakan lagu galau," Awan tersenyum mengejek ke arah Asa dan Ata.

"Sangat siap kok, Ata 'kan sukanya lagu galau," ledek Asa. "Gak salah Mas?" tanya Ata dengan nada sinisnya.

"Enggak Mbaknya," jawab Asa. Awan menggelengkan kepala, rasanya ia seperti nyamuk diantara mereka berdua.

"Gue keluar dulu deh, nyamuk banyak di sini," Awan mulai berjalan keluar ruangan. Sudah lima menit, semenjak ia keluar dari ruangan itu.

"Waktunya Kak Asa sama Kak Ata," ujar Agatha mengingatkan, untuk informasi, Agatha memang menyukai Awan, tapi ia berusaha untuk tidak mengejar Awan lagi.

Awan mengangguk, ia segera menuju ke ruangan dimana ada Ata dan Asa.

"Gue kok takut ya Sa?" tanya Ata. "Takut kenapa?" tanya Asa, ia memainkan senar gitarnya.

"Bentar lagi kita tampil, gue kayak takut aja sih, takut kalau suara gue gak enak, kalau kita gak bisa menampilkan yang terbaik gimana?" tanya Ata, tangan kirinya memegang dada dengan menghela napas, sedangkan tangan kanannya ia biarkan di pahanya.

Asa tersenyum kecil, ia memegang tangan kanan Ata, membuat Ata menoleh kepadanya.

"Rileks, bayangin gak ada yang nonton kita, bayangin mereka tiba-tiba hilang," canda Asa. "Hilang gimana coba? Jelas-jelas berwujud," protes Ata.

"Ya bayangin mereka hilang ditelan bumi, terus banyangin kalau yang nyanyi cuma kita berdua, kayak dulu waktu kita cover lagu," ucap Asa menenangkan. Ata tersenyum, ia selalu senang kalau Asa berada disisinya ketika ia khawatir.

"Ehem, ayo tampil!" intrupsi Awan membuyarkan keromantisan Ata dan Asa. Ata dengan cepat berjalan ke arah panggung.

"Ganggu aja," bisik Asa pada Awan, Awan hanya tertawa.

Awan berjalan keluar ruangan, ia duduk di bangku paling depan, ingin tahu lagu apa yang akan dibawakan oleh Ata dan Asa.

"Oke, ini dia lagu yang akan dibawakan Kak Ata dan Kak Asa adalah ..."

Matahari di atas AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang