Semangat!

929 71 3
                                    

Asa terseyum lebar ke arah teman-temannya yang terlihat lega semua. Akhirnya, perjuangan mereka selama tiga tahun sudah selesai. Ujian yang mereka hadapi sudah selesai, kini mereka tinggal menunggu pengumumannya.

Ya, hari ini Asa dkk sudah melaksanakan Ujian Nasional, mulai detik ini mereka sudah bebas dari pelajaran yang menurut mereka, 'memuakkan'. Dan digantikan oleh dunia baru di kehidupan perkuliahan.

"AKHIRNYA GUE BISA NGE-GAME SEPUASNYA!" teriak Danang dengan sangat-sangat bangga.

Tak.

Terlihat Ruan menjitak kepalanya.

"Teriakan lo gak mutu banget sih," gerutunya. "Ih mulut-mulut gue, kenapa lo protes?!"

Selanjutnya, pasti terjadi adu mulut antara Danang dan Ruan. Dua orang yang bertolak belakang, sekelas selama dua tahun tak membuat mereka berdamai.

Di sela-sela pertengkaran keduanya, pasti semuanya anak tertawa ketika melihat mereka berdua.

"Sa, lo lomba lagi kapan?" tanya Nando. "Seminggu lagi," jawab Asa.

"Lah? Lo berangkat ke Singapura kapan?" Nando mengeryitkan dahi.

"Besok," jawab Asa santai, namun Nando malah melotot. "Kok cepet banget?!"

Asa mengendikkan bahu.

"Harusnya sih nanti gue harus ke Singapura, tapi ortu gue gak bolehin, jadi ya besok gue baru berangkat, lagian anggota yang lain berangkat besok."

Nando mengangguk-anggukkan kepala, matanya menatap Nando sendu.

"Besok lo dianterin sama keluarga lo doang dong?" tanya Nando. Asa mengangguk. "Maaf, gak bisa antar lagi."

Asa tertawa kecil. "Santai aja, gue tahu kalau lo semua pasti ada urusan, walaupun udah UN, pasti ada aja urusan, ya 'kan?"

Nando mengangguk, "berarti hari ini perpisahan lagi dong?" tanyanya.

"Iya lah. Lo mau ikut ke rumah gak? Nanti Sam ke rumah mau main PS," tawar Asa, Nando pun menganggukkan kepala semangat.

"Jelas gue mau ikut! Sam doang?" tanya Nando. "Sama Aldrin, temen Sam, katanya biar rame, gue sih gak masalah, kalau lo?"

Nando tertawa. "Ya gak masalah! Malah seneng gue, lagian yang punya rumah kan elo, masa tanya ke gue."

Asa tersenyum kecil, lalu pandangannya ia alihkan pada Ata yang tertawa dengan teman-temannya.

Memang, mereka sengaja untuk berkumpul sebentar setelah melaksanakan Ujian Nasional.

Ujian yang dilaksanakan empat hari, namun yang menentukan kerja keras mereka selama tiga tahun. Cukup tidak adil memang.

"Ata tahu kalau lo balik besok?" tanya Nando begitu melihat arah pandang Asa.

"Enggak, rencananya gue mau main ke rumahnya," ujar Asa enteng. "Ha? Kapan lo ke rumahnya?"

"Nanti malam, makanya gue batesin main PS cuma sampai jam tujuh, setelah itu gue mau ngapel."

Nando berdecak. "Ngapel ngapel, emang lo udah jadian sama dia?" tanya Nando, sekaligus sindiran tentunya.

"Loh, tenang dulu Mas, gue gak mau jadian sebelum gue menangin lomba nanti."

Nando tersenyum miring. "Kalau lo gak menang, berarti lo gak jadian sama Ata dong?"

Pletak.

Asa menjitak kepala Nando.

"Lah lo jangan doain gitu dong nyet, doa itu yang baik-baik, doain gue menang biar bisa banggain Indonesia, terus nih ya biar gue bisa traktiran, biar gue bisa balikan!" seru Asa.

Matahari di atas AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang