Matahari Prananta

956 67 13
                                    

Ata melepas jaket yang Asa kenakan padanya, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, ia dan Asa sedang berada di mobil Asa.

Kenapa lo seperhatian itu sih Sa? Batin Ata.

Jaketnya ia selampirkan pada Asa yang sedang tertidur. "Padahal ini udah di depan rumah dan lo cuma diemin gue," gumam Ata, senyum kecilnya menghiasi wajah.

"Kalau lo gue bangunin, kasihan elonya, gimana ya," ujar Ata pada dirinya sendiri. Akhirnya ia hanya membenahi kursi mobil Asa dan segera berlari menuju rumahnya.

Tak lama kemudian ia membawa selimut dan menyelimuti Asa. "Good night," bisik Ata. Wajahnya ia jauhkan pada Asa, tiba-tiba tangan Asa meraih tangan Ata.

Hal itu membuat Ata terhuyung ke arah Asa. Jarak diantaranya cukup dekat membuat Ata meneguk ludahnya.

"Jangan pernah pergi," gumam Asa, matanya tertutup. "Jangan pernah menghindar," gumamnya lagi. "Jangan," itu gumaman terakhir Asa sebelum Ata tersenyum.

Akhirnya Ata memilih meraih ponselnya yang tergeletak di tasnya, sementara tangan kanannya menjadi sandaran Asa.

Ata mengecek line-nya.

Awa jelek. (99+)

Lo dimana?

Udah jam segini, kenapa belum balik?

Bang Asa gue hubungi juga gak diangkat, tai.

Dimana sih kak? Gue khawatir, untungnya nyokap nemeni bokap yang keluar kota.

He! Kakakku tersayang, kemana dikau?

Adekmu terganteng ini mau bertemu, sudah merindu

Oh ayolah cepatlah pulang, di sini hatiku merasa pilu belum mendengar suaramu

Kakak

Kakakakcu

Bos

Beb

Sayang

Teteh

:(

P

P

Ata tertawa melihat rangkaian spam dari Awan.

Gue udah di depan rumah.

Sumpah? Demi apa?!

Tak lama kemudian terdengar bunyi bising di dalam rumah Ata. "Si Awa lagi ngapain dah?" gumamnya. Tiba-tiba muncullah Awan dengan segala wajah khawatir serta penampilan yang sangat berantakan.

"Ya Allah gue cariin juga! Aduh lo selamat sehat wal'afiyat kan? Gak ada luka apapun 'kan?" biasanya Ata akan mendengus mendengar ocehan adiknya ini, namun kali ini hanya senyum yang ia berikan.

"Iya gue gak papa, lagian dari tadi gue ada di mobil," ujar Ata. "Kok gak langsung masuk sih?" tanya Awan.

"Tadi gue udah masuk rumah buat ambil selimut loh. Lo harus hati-hati masa pintu depan belum dikunci."

"Lah iya? Kok gue gak denger sih?" tanya Awan sangsi. "Mana gue tahu," Ata menaikkan pundaknya.

"Eh iya, Bang Asa ketiduran ya?" Awan melongok ke dalam mobil, lalu tatapannya beralih ke tangan kanan Ata.

Matahari di atas AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang