Akhir

904 67 21
                                    

Ata menggenggam pensilnya dengan lelah, lama-lama ia jenuh dengan pelajaran sejarah kali ini.

"Pak!" ujar Ata lantang. Baik Pak Tedi dan anak-anak menoleh ke arahnya.

"Saya mau izin ke belakang ya!" izinnya. "Iya."

Ata pun melesat keluar, sejujurnya ia tak memiliki niat ke kamar mandi, ia hanya ingin berjalan-jalan, ia suntuk karena harus memegang buku selama berjam-jam.

Ata sedikit menyesal karena ia tak membawa earphonenya, harusnya ia bisa menikmati lorong sekolah dengan mendengarkan lagu.

Tiba-tiba langkah riangnya memelan, matanya menatap gadis di depannya, gadis yang satu bulan lebih ini selalu bersama Asa.

"Halo Kak Ata?" sapa Mega seperti sebuah pertanyaan. Ata mengangguk, ia tersenyum tipis. "Halo." Ata pun kembali berjalan.

Namun, langkahnya terhenti ketika Mega menghalangi jalan Ata. "Ada apa?" tanya Ata berusaha sesantai mungkin.

Kalau dia statusnya cuma orang yang suka Asa, udah gue ketusin. Sayangnya statusnya dia juga sebagai orang yang disukai Awa, jadi harus banyak bersabar. Batin Ata.

"Aku mau ngomong sama Kak Ata, bisa?"

Ata berpikir sejenak, memangnya ia ada masalah apa sampai Mega mengajaknya mengobrol? Kalau ia menebak masalah Asa, 'kan sekarang Asa sudah bersama Mega kembali, toh Ata tak memiliki hak.

"Mau ngomong apa? Kamu gak pelajaran, kok keluar?" tanya Ata berusaha mengalihkan perhatian.

"Ngomong sesuatu Kak. Ada, aku izin ke toilet, hehe."

Ata menghela napas.

Mau diajak ngomong apa enggak ya?

Mau.

Enggak.

Mau.

Enggak.

Mau.

Enggak.

Mau.

"Jadi, mau gak Kak?" perhatian Ata tertuju pada Mega, wajahnya terlihat berharap dengan sangat. Ata mengangguk.

"Pulang sekolah atau gimana?" tanyanya. "Pulang sekolah, nanti pulangnya barengan aja." Kerutan di dahi Ata kian menebal, seakan peka Mega tersenyum.

"Nanti Hendra, eh maksudnya Asa izin di jam ke tujuh, dia mau istirahat, seminggu ke depan dia mau izin buat latihan lomba. Terus minggu depan juga dia ke Pekanbaru buat lomba."

Penjelasan Mega membuat hati Ata sedikit tertohok, rasanya ia tak tahu menahu tentang kabar sang mantan yang masih disukainya itu, sedih memang untuk di dengar.

"Ya udah nanti ya, aku ke toilet dulu," izin Ata. "Bukannya toiletnya ada yang deket kelas Kakak?" cengiran kecil terbit di bibir Ata.

"Lagi malas di sana, sekalian mau jalan-jalan. Duluan ya Ga," ujar Ata dengan berjalan kembali.

Ia sempat membuka ponsel dan memandangi walpapernya, ia hanya menghela napas dan menutup kembali ponselnya. Seusai pulang sekolah, pasti ia akan mengganti walpapernya.

Ia akan mengganti walpaper yang menampilkan candid Asa-Ata dengan foto selain Asa. Pasti.

***

Raut wajah bosan mulai kentara di wajah Ata, pasalnya tadi Mega berkata kalau ia ada rapat dadakan di cheerleader membuat Ata mau tak mau berangkat ke cafe dan ini sudah hampir satu jam ia menunggu.

Matahari di atas AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang