Ini hanya fiksi, khayalan V saja jadi jangan diambil hati.
Typo berserakan..*
Bas memandang kedua orangtuanya, sebenarnya ia sudah memutuskan sekolah mana yang ia pilih tapi ia ragu untuk mengatakannya, ia takut mereka tidak setuju dengan keputusannya. Sejenak ia menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan orangtuanya.
"Bas akan ke Paraya School!"ucapnya pelan.*
Beam menjatuhkan sendoknya sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.
"Asrama lagi?"ucap Beam tak percaya.
"Bas janji jika saat SMU, Bas akan pulang"ucapnya lagi.
"Iya Mom, tapi Bas mendapatkan beasiswa disana, rasanya sayang sekali jika disia-siakan dan juga itu sekolah favorit" Bas mencoba memberi pengertian pada orangtuanya.
Beam terdiam, ia tidak membayangkan jika putra semata wayangnya akan berada jauh darinya~lagi.
sejak SMP Bas sudah memutuskan masuk ke sekolah berasrama dan sekarang SMU ia juga akan kesana, apalagi saat universitas sudah dipastikan Bas akan tinggal jauh darinya."Tidak bisakah kau memikirkannya lagi?maksud Mommy masih banyak sekolah favorit lainnya yang tidak harus tinggal di asrama?"bujuk Beam.
Bas tidak berani menatap Mommy-nya,ia mengerti perasaan Mommy-nya tapi ia sudah memutuskan.
"Forth katakan sesuatu!!"seru Beam, ia kesal melihat suaminya hanya diam.
Ia beranjak dari meja makan, ia marah, kesal tapi lebih tepatnya ia sedih karena harus berpisah dengan anak tunggalnya.
Forth menatap Bas, meneliti setiap gesturenya. Bas tidak berani mengangkat wajahnya, ia tahu ayahnya pandai menilai seseorang dan ia tidak ingin ayahnya menemukan sesuatu yang aneh padanya."Keputusan Bas sudah final, Bas harap Daddy dan Mommy bisa mengerti" ucap Bas beranjak dari kursinya dan menghampiri Daddy-nya, mencium pipi Deddy-nya yang sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu.
"Kau tidak ingin berpamitan dengan Mommy-mu?"tanya Forth saat Bas mengangkat tasnya,Bas menggeleng.
Bas berjalan menuju pintu utama namun suara ayahnya menghentikannya.
"Deddy harap kau tidak menyembunyikan sesuatu dari kami"seru Forth. Tubuh Bas menegang, namun sebisa mungkin ia bersikap biasa.
"Deddy jangan khawatir, semuanya baik-baik saja"ucapnya seraya tersenyum, ia melambaikan tangan dan berlalu dari hadapan Forth.
Forth menghembuskan nafas, ia harus menenangkan Mommy dari anaknya yang sekarang pasti sedang uring-uringan. Forth mengetuk pintu kamar tapi tak ada sahutan. Dengan perlahan ia masuk dan mendapati istrinya sedang berdiri di balkon kamar. Forth menghapiri Beam dan memeluknya dari belakang.
"Bahkan ia tidak pamit padaku"lirih Beam.
Forth memutar tubuh Beam menghadapnya dan kembali mendekapnya hangat. Beam melingkarkan lengannya di pinggang suaminya, terdengar isakan kecil dari bibirnya.
"Bukankah kita sudah membahas soal ini?kita tidak akan mengatur hidupnya, apapun keputusannya kita sepenuhnya mendukung dan Forth pikir apa yang disampaikan Bas ada benarnya, ia mendapatkan beasiswa di sana dan juga itu sekolah yang bagus"Forth mencoba memberi pengertian pada Beam.
"Tapi dia akan tinggal di asrama, artinya aku akan jauh darinya"kesal Beam.
"Hanya beberapa menit dari sini, Baby... dan itu masih di Bangkok bukan di luar negeri, ia masih bisa pulang saat weekend" ucap Forth terkekeh. Beam mencebilkan bibirnya.
"Jangan bersedih lagi, biarkan ia mengenal dunia luar dengan caranya dan Beam hanya harus mengawasi dan menegur saat ia melakukan kesalahan" ucap Forth seraya menghapus bulir-bulir bening yang jatuh di pipi Beam. Ia mendaratkan sebuah ciuman dibibir istrinya dan itu sukses membuat Beam merona.
"Ayo, Forth antar Beam ke rumah sakit".
Beam mengangguk dan mereka beranjak dari balkon untuk memulai aktivitas mereka hari ini.
*Ditunggu vote& komennya 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy
FanfictionHanya segelintir cerita tentang lika-liku kehidupan keluarga Forth Jaturapoom. Warning !!! BL Story