29

4.3K 272 6
                                    

Ini hanya fiksi, khayalan V saja jadi jangan diambil hati.
Typo berserakan..

"Aw, aku hampir lupa aku harus menyerahkan berkas-berkas ini, dimana Forth ?" Tanya Ming kemudian.
"Dikamar Bas" jawab Godt tanpa sadar, dan sesaat kemudian
"Sial,.!!!!!"
*
"Sial,.!!!!!"

maki Godt dan Kit berbarangan, dan tanpa di komandoi kedua orang itu berlari ke arah lantai dua rumah ini tepatnya ke kamar Bas.

Ming yang melihat dua orang itu lari secara refleks ikut lari juga padahal ia tidak tahu apa-apa. Tapi mereka terlambat, Beam sudah masuk ke kamar yang artinya sudah dipastikan ia akan bertemu Forth.

Kit dan Godt serta Ming menatap pintu kamar Bas. Mereka tidak tahu apa yang terjadi didalam dan itu membuat mereka cemas.

"Apa yang kita lakukan sekarang, aunty ?" Tanya Godt khawatir.

"Aunty juga tidak tahu "jawab Kit putus asa.

"Menguping pembicaraan orang lain dosa tidak ?". Lirih Godt. Kit menatapnya sekilas.

"Demi kebaikan, aunty pikir tidak masalah " ucapnya seraya menempelkan telinganya di pintu kamar Bas.

Melihat Kit melakukan itu Godt juga melakukan hal yang sama.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Ming tak mengerti dengan kelakuan kedua pria ini, namun tak ayal ia pun ikut menempelkan telinganya di pintu kamar Bas berharap bisa mendengarkan sesuatu.
*
(Kamar Bas)

Benar firasat Beam, sesuatu yang buruk telah terjadi pada anak laki-lakinya, Alerginya kambuh.

Oh tidak, bagaimana bisa batin Beam.

Sejak kecil mereka sudah memberi tahunya tentang alergi yang dimilikinya dan bahaya yang bisa terjadi bila ia tidak hati-hati. Ia terus berdoa semoga Bas tidak apa-apa.

Sekarang Beam berada didepan kamar anaknya, ia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, dengan perlahan ia membuka pintu kamar betapa terkejutnya ia, anaknya yang selalu aktif dan ceria kini terbaring lemah di tempat tidur.

Dengan perlahan Beam mendekatinya, oh Tuhan,. Bagaimana bisa seperti ini? Ini yang terparah yang pernah terjadi. Tak bisa dibendung lagi air matanya, sungguh hatinya pilu melihat anak semata wayangnya terbaring tak berdaya dengan selang oksigen dan infus ditangannya.

"Ternyata kau masih punya hati"seru seseorang di pintu balkon.

Beam menoleh ke asal suara. Dilihatnya Forth bersandar disana. Beam menatapnya, ada rasa rindu yang  ingin di ungkapnya tapi egonya menolak , tidak ! Aku kesini untuk anakku.

"Kupikir kau tak mau tahu lagi tentang kami?" Ucapnya lagi.

Ingin Beam membalas kata-katanya tapi ia tidak mau memperkeruh masalah, akhirnya ia memilih diam. Forth pun menghampiri Beam.

"Kemana kau selama ini? Belum puaskah kau menghukum kami?"cecarnya.

Beam menutup mata sejenak menahan diri untuk tidak terpancing dengan kata-kata Forth.

"Jawab aku Beam !!"serunya. Beam masih terdiam.

"Beam Jaturapoom !!"

Ia membalikan tubuh beam menghadapnya dan mata mereka bertemu. Beam melihat matanya memerah dan Beam tahu Forth pasti habis menangis. Pria tampanku batin Beam, ia telusuri wajah suaminya yang selalu ia rindukan setiap saat, mata indah ini yang dulu selalu menatapnya penuh cinta, hidung bangir yang selalu menggodanya dan bibir ini yang dulu selalu berucap kata cinta untuknya. Beam merindukan semuanya, semua yang ada pada laki-laki ini.

"Aku tidak kemana-mana dan aku tidak pernah menghukummu".

Ia menatap beam tajam, "benarkah? Lalu kenapa kau tidak pulang? Bahkan kau tak pernah menjawab panggilanku, Bas.. bahkan ia memohon padamu dan kau mengabaikannya, haruskah ia terbaring seperti ini baru kau akan kembali?"seru Forth setengah berteriak. Refleks Beam membekap mulutnya.

"Kecilkan suaramu kau bisa membangunkannya "ucapnya nyaris berbisik.

Beam melihat ada pergerakan kecil dari Bas, tapi kemudian ia kembali tenang. Beam bisa merasakan pria dihadapannya terus menatapnya dan detik berikutnya ia menurunkan tangan Beam yang berada di mulutnya dan menyeretnya ke balkon.

Kembali beam tak mau menatapnya, Beam memegang pergelangan tangannya yang dicengkeram Forth, sakit batin Beam Sejenak mereka terdiam.

" Bagaimana bisa alerginya kambuh?" Tanya Beam kemudian.

"Aku tidak tahu" jawab Forth ketus. Beam membulatkan matanya.

"Bagaimana bisa kau tidak tahu, kau yang selalu bersamanya?" Marahnya pada Forth, Mendengar kata-kata Beam seketika Forth emosi.

"Lalu kau sendiri bagaimana,hah? Bukankah itu juga tugasmu??"

"Kau"

"Kau kekanakan Beam, hanya karena masalah sepele, kau pergi dari rumah"

"Apa?!! Sepele katamu ?!". Beam tertawa masam.

"suamiku berselingkuh, apa itu yang kau anggap sepele?! " Herdiknya marah.

"Aku tidak pernah berselingkuh "bela Forth. Kembali Beam tertawa.

"Kau diam-diam bertemu dengan mantan tunanganmu bahkan kau mengajak anakmu, dan kau ,." Tunjuk Beam tepat didepan wajah Forth

"Bahkan kalian pergi berlibur bersama " ucapnya dengan berlinang air mata. Alis Forth bertaut, Beam menangkap raut kebingungan diwajahnya.

"Jangan menuduh yang tidak-tidak"sanggahnya tak terima.

Beam mengapus kasar air matanya. Ia merogoh ponselnya dan menunjukan beberapa poto kemesraan suaminya dan mantan tunangannya.

Betapa terkejutnya Forth. Iya tidak ingat kapan poto itu diambil, sepertinya poto itu diambil secara diam-diam dan lokasinya seperti di bandara, tapi ia mengenali satu poto. Poto itu diambil di pesawat, waktu itu ia tidak sengaja ia bertemu dengan Pink saat ia melakukan perjalanan bisnis ke China beberapa waktu lalu.

Sial, wanita itu benar-benar ingin merusak keluargaku geram Forth.

"Aku bisa menjelaskannya, ini tidak seperti yang kau bayangkan"

"Awalnya aku tidak ingin percaya tapi sikapmu menyakinkan semuanya" Beam tidak bisa menuruskan kata-katanya,air mata terus membasahi pipinya.

Forth menagkup wajah Beam "Baby aku tidak pernah selingkuh, hanya ada kau dimataku, dihatiku, dijiwa dan ragaku. Tak ada yang bisa menggantikanmu"

"Manis sekali.. Apa kau mengatakannya juga pada mantan tunanganmu?"ejek Beam. Forth memejamkan matanya sejenak.

"Beam ,."

"Cukup Forth, aku tidak sanggup lagi ini terlalu menyakitkan"

kembali Forth memejamkan matanya, ia melepaskan tangannya pada wajah Beam dan mundur selangkah.

"Jadi apa yang kau inginkan?" Tantang Forth, matanya mengisyaratkan kemarahan.

"Kita... Akhiri semuanya... "
*
💬⭐🙏

MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang