30

4.7K 264 7
                                    

Ini hanya fiksi, khayalan V saja jadi jangan diambil hati.
Typo berserakan..

"Jadi apa yang kau inginkan?" Tantang Forth, matanya mengisyaratkan kemarahan.
"Kita... Akhiri semuanya... "
*
"Kita... Akhiri semuanya "ucap Beam begetar.

Seketika Forth emosi, ia mencengkram dagu Beam.

"Mulut mungil ini lebih cocok mendesah daripada mengucapkan kata yang tidak perlu"ucap Forth tepat didepan wajah Beam dan detik berikutnya ia melumat bibir tipis itu tanpa ampun.

Berbulan-bulan ia merindukan benda kenyal itu dan sekarang ia tidak bisa menahannya lagi. Beam mencoba berontak tapi Forth lebih kuat, ia takkan melepaskan apa yang telah digenggamnya. Forth terus melumatnya dan mencoba menerobos masuk tapi Beam merapatkan bibirnya.

Ahh,.!! Beam melenguh,

karena Forth menggigit bibirnya dan secepat kilat lidah Forth menerobos masuk. Mau tidak mau Beam harus menerimanya.

Jika saja manusia tidak butuh oksigen untuk bernafas maka Forth takkan melepaskan bibir Beam. Nafas Beam tersengal-sengal, ia meraup oksigen sebanyak yang ia bisa. Dalam hatinya ia terus merutuki pria tampan dihadapannya yang menatapnya penuh nafsu.

Forth membelai wajah Beam, menghapus Silva di bibir Beam, Beam mendelik tajam tapi Forth tidak takut justru terlihat menggemaskan dimatanya, Beam dengan mata sayunya dan bibir yang membengkak benar-benar pemandangan yang indah.

Beam merasakan tanda bahaya, sesegera mungkin menghindar, ia melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Forth tapi terlambat Forth lebih dulu menangkapnya. Forth memeluknya dari belakang dan tentu saja Beam berontak. Semakin kuat Beam mencoba maka semakin kuat Forth bertahan. Forth mendekatkan tubuhnya dan berbisik..

"Sampai matipun aku takkan melepaskanmu, jadi kubur dalam-dalam keinginanmu itu dan.. " Forth menjeda kata-katanya.

"... Jangan pernah mulut mungilmu ini mengucapkan kata-kata laknat itu, mengerti Beam Jaturapoom ?! " Desisnya berbahaya seraya menjilat daun telinga Beam.

Beam merasakan bulu romanya berdiri. Sial makinya, ia menggigit bibirnya menahan desahan yang mencoba keluar akibat sentuhan suaminya. Forth mencoba bergerilya di tubuh Beam dan Beam berusaha menolak sentuhan-sentuhan itu, hingga..

"Mommy,. "

Terdengar suara Bas yang lemah, memanggil Mommy-nya. Beam mencoba menghentikan bibir nakal suaminya tapi Forth menulikan telinganya, ia tetap pada pekerjaan, menaklukkan Beam.

"Forth hentikan !"seru Beam~marah.

Sayup-sayup ia mendengar suara serak anaknya memanggil ibunya.

Ackh..!!!

jerit Forth tertahan, Beam menginjak kuat kakinya dan buru-buru ia menemui anak semata wayangnya. Beam berlutut disamping tempat tidur Bas.

"Baby,. Ada apa?ada yang sakit? Apa? Dimana?" Racau Beam, saat ia melihat anaknya berlinang air mata.

"Mommy,."lirihnya,

"Iya Baby, menagapa kau menagis? Mommy disini sayang"ucap Beam seraya menciumi wajah anaknya. Bas merindukan pria manis ini, orang yang telah mengasuh dan membesarkannya.

"Maafkan.Bas.Mom " ucapnya dengan suara serak.

Beam menggeleng, "tidak ada yang perlu dimaafkan,sayang,..". Ia Membelai sayang anaknya.

"Bas. salah. Bas .."

Belum selesai kata-kata Bas, Beam telah menyela, "tidak Baby, jangan dipikirkan lagi semuanya baik-baik saja, sekarang kau harus istirahat agar kau cepat sembuh, o.k??!" Ucapnya seraya tersenyum manis.

"Mom.."

seakan mengerti Beam merendahkan tubuhnya dan memeluk anaknya yang sedari tadi menagis.

"Mom jangan pergi lagi,." Ucap Bas kemudian dan hal itu yang membuat Beam terdiam.

"Mom " panggilnya lagi,

"Istirahatlah.."jawab Beam mencoba mengalihkan perhatian Bas, namun ia menggeleng. tidak batin Bas, ibunya pasti akan pergi jika ia lengah.

"Mom,. " Panggilnya, air mata sudah menggenang dan bisa tumpah kapan saja.

"Memangnya Mommy mau pergi kemana,hah? Inilah rumahnya,." Jawab Forth, ia ikut berlutut disamping tempat tidur Bas.

"Ini adalah rumahnya, jadi kemana ia harus pergi? Mommy tidak akan kemana-mana, tidurlah,." Ucap Forth menenangkan anaknya.

Bas menggelengkan "jika Bas tidur Mommy pasti meninggalkan Bas lagi,.". Forth terkejut dengan pikiran polos anaknya. kemudian ia tersenyum, Ia melingkarkan lengan panjangnya di pinggang Beam dan menyandarkan kepalanya dibahu Beam.

Sial..

maki Beam dalam hati, Forth benar-benar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, ia tahu Beam tidak akan berkutik jika didepan anaknya, karena ia tahu bahwa Beam masih memegang teguh perjanjian mereka untuk selalu akur jika dihadapan Bas.

"Mommy tidak akan kemana-mana, Daddy janji.. " Janjinya pada anaknya dan dirinya sendiri.

Bas tersenyum mendengar kata-kata Deddy-nya, ia merasa lega sekarang. Forth kembali berbisik di telinga Beam, yang merupakan salah satu bagian sensitif di tubuh Beam.

"Daddy berjanji jika Mommy mencoba kabur lagi, maka Deddy akan membuat Mommy Bas yang manis ini, tidak bisa berjalan dengan benar," ucapnya seraya terkekeh.

"Mommy mengertikan maksud Daddy,.?" Ucapnya kemudian.

Beam mencubit perut sixpack suaminya dan Forth hanya bisa membenamkan wajahnya diceruk leher Beam seraya menahan sensasi perih diperutnya.

"Kau tidak malu berbicara seperti itu dihadapan anakmu, ia masih kecil !" Marah beam, yang lebih tepatnya ia merasa malu, terlihat jelas rona merah menjalar dipipinya.

Beam melepaskan rangkulan Forth dan beranjak dari tempatnya menuju pintu kamar tapi suara Bas menghentikan langkahnya.

"Mommy.."

"Mau kemana mom?" tanyanya khawatir~ Beam terdiam, mematung menatap anaknya..

*
💬⭐🙏

MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang