Beda?

20.6K 2.9K 89
                                    


Lewat seminggu, dan hubungan keduanya masih berjalan seperti biasa. Belum ada perubahan yang signifikan kecuali bertukar kontak dan saling berbalas chat dengan intensitas normal.

Dan sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi Jungkook mendapati motor scoopy merah terparkir cantik di parkiran cafe. Lalu setelahnya, dapat dipastikan si pemilik berjalan memasuki cafe dengan wajah sumringah dan senyum kotaknya.

"Oi, malaikat kelinci!"

Ya, kurang lebih seperti ini.

Taehyung, dengan cengiran kotak yang akhir-akhir ini mengacaukan degup hati Jungkook, melambaikan tangan dari pintu cafe, menyapa dengan suara lantang yang terkadang membuat Jungkook malu bukan kepalang. Namun diantara semua hal itu, terselip sebuah rasa bahagia setiap kali entitas Taehyung ada didekatnya.

"Selamat siang, calon masa depan Taehyung."

Dan atas semua hal itu, mungkin Jungkook sudah mulai terbiasa.

Oh, kali ini agak berbeda. Satu kresek putih berisi sebuah kotak dibawa di tangan, kemudian diberikan tepat setelah si empunya berdiri didepan meja kasir.

"Aku bawa martabak coklat, mau?"

Jungkook antusias, angguk kecil lengkap dengan senyum kelincinya.

"Mauuu,"

"Makan siang bareng tapi ya?"

"Ya, boleh. Tunggu jam istirahat."

Jadi, pemandangan nyaris setiap hari ya begini, Taehyung yang duduk di pojok cafe dan menunggu si pujaan hati yang sedang part time. Mengisi waktu selama menunggu dengan ponselnya, atau mencari kerjaan sambilan dengan mengerjakan tugas kuliah. Waktu berkunjungnya juga selalu sama, saat jam makan siang, atau jam lima sore jika hari itu Taehyung lagi sibuk di kampus.

Dan atas semua hal itu pula, Taehyung berharap Jungkook sudah mulai bisa membuka hati. Menerima keberadaan Taehyung sebagai bagian dari cerita kesehariannya, lalu perlahan diberi izin untuk sama-sama menelaah hati ketika perasaan yang sama kemudian saling berbalas.

***

"Kak Jimin kemana?"

Jam dua belas tepat, Jungkook akan menghampiri Taehyung di bangku pojok cafe. Membawa satu cup ice chocolate atau cappucino, tergantung pilihan Taehyung hari itu.

Sekilas Taehyung melirik, "Gak kesini, nugas mungkin?"

Jungkook berdehum menanggapi, lalu ambil satu potong martabak coklat yang sengaja Taehyung bawa buat dia siang ini.

"Jungkook,"

"Hmm?"

"Besok malem minggu."

Alis Jungkook mengernyit, bingung. "Terus kenapa kak kalau malem minggu?"

"Ya gak apa, ngasih tau aja aku."

Dan cuma dibalas anggukan singkat dari Jungkook yang sibuk sama martabaknya. Iya, Jungkook itu clueless, sedikit susah untuk dibuat peka kalau cuma sekedar melempar kode. Mungkin harus diucapkan langsung, kalau maksud Taehyung barusan itu adalah sebuah ajakan dating ala anak muda, a romantic saturday night date.

"Besok malem sibuk gak?"

Bibir Jungkook mengerucut, gestur berpikir yang sayangnya, justru terlihat menggemaskan.

"Engga sih kak,"

"Yaudah, jalan yuk? Jemput jam tujuh di rumah ya? Gak terima penolakan."

Then, here comes the most clueless boy named Jungkook, yang masih tercenung dan mencoba mencerna kalimat Taehyung barusan. Lalu sedetik kemudian dia baru sadar,

Oh, ini dia diajak kencan ya?

"Ish, ngajak jalan apa mau nyulik anak orang? Kok maksa,"

Satu cengiran jahil tersemat di bibir Taehyung, "Kalo kamu mau aku culik juga boleh, Jeon. Dengan senang hati."

Setelahnya jidat Taehyung disentil pelan, menghasilkan sebuah cengiran polos yang berbalas dengan tawa halus milik Jungkook, yang keduanya saling menghiasi suasana cafe siang ini.

"Jeon, hari ini aku gak anter pulang ya? Aku harus balik lagi ke kampus sekarang, ada latihan basket rutin buat pertandingan minggu depan. Kamu pulang sendiri gak apa?"

Jungkook angguk kecil, "Gapapa, kamu latihan aja kak. Aku nanti bisa pulang sendiri."

"Kabarin kalo udah pulang ya?"

"Sure, butㅡ kenapa aku harus kabarin kamu ya by the way?"

"Yaㅡ kabarin pacar emang gak boleh?" Mengerling jahil, dan Taehyung mengulas senyum manis sebelum beranjak pergi. "Eh ngga, masih calon. Jangan buru-buru, pdkt dulu aja ya kita?"

Dan percakapan mereka siang ini ditutup dengan Jungkook yang tertawa santai, sambil merapikan surai hitamnya yang baru aja diusak gemas oleh Taehyung.

"Well, good idea. Udah gih sana, hati-hati ya."

***

"Ngerokok lagi kak?"

Ini segelintir percakapan Taehyung dan Jungkook lewat sambungan telfon malam ini. Tadi Taehyung yang telfon lebih dulu, mengecek keadaan gebetan yang tadi harus pulang sendiri tanpa diantar dia.

"Engga, tadi satu doang. Udah itu ngga lagi, kan kata kamu sehari maksimal dua. True?"

Diseberang sana, Jungkook lagi terkekeh. Manis sekali, kalau Taehyung boleh jujur.

"Iya, udah ya jangan nambah lagi hari ini."

Taehyung angguk kecil, meskipun dia tau Jungkook gak akan liat. "Pulang sama siapa tadi jadinya?"

"Umm, sama kak Jimin. Tadi dia ke cafe, biasa cari kak Yoongi. Tapi kak Yoongi lagi gak ke cafe kan hari ini, jadi tadi dia sekalian ajak aku pulang."

Taehyung diam, suara diseberang sana juga jadi ikut hening selama beberapa saat, sebelum Jungkook kembali menyapa.

"Kak?"

"Eh, iya. Sorry, kenapa Jung?"

"Ngelamun ya kamu?" Disini suara Jungkook terdengar sedikit khawatir, "Maafin baru bilang, tadi pulang sama kak Jimin sekalian minta temenin cari buku juga soalnya. Buat tugas akuntansi,"

'Kan kamu bisa minta temenin aku juga, Jung. Kok malah ke Jimin?'
Sayangnya, yang ini hanya berani diucap dalam hati.

"Gapapa kali, santai aja. Tidur gih, jam sepuluh nih. Aku lanjut main game ya?"

"Jam dua belas tidur tapi ya? Jangan begadang pokoknya."

"Okay, malem Jungkook."

'Kok tumben? Biasanya selalu panggil Jungkook-nya Taehyung, atau malaikat kelinci, gitu.'

Lalu sambungan telfon ditutup setelah ucapan selamat malam dari Taehyung. Tanpa menunggu Jungkook yang membalas, dan tanpa panggilan manis seperti obrolan penghujung hari di malam sebelumnya. []



LOVERS ㅡVKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang