A Gift(s)

9.9K 1.4K 159
                                    



"Jimeeeen!"

Masih jam enam pagi, dan pintu kamar nomor 208 sedikit ricuh diketuk seseorang berkemeja rapi sambil menenteng jas almamater kampus. Iya, itu Taehyung, yang pagi-pagi udah disumpahi Jimin karena bikin keributan didepan pintu kosnya.

"Jimeeen astaga cepetan buka pintu! Ini gue, si ganteng sohib kesayangan lo."

Sedetik kemudian, pintunya diseret kasar. Menampilkan wajah Jimin yang kusut khas bangun tidur, dengan rambut hitamnya yang teracak dan mata menyipit nyaris hilang.

"Berisik bangsat! Mau apa lo pagi-pagi udah bikin ribut disini?"

Mata sipit Jimin mengerjap sempurna, lalu sedikit terpana liat Taehyung yang pakaiannya rapi, persis om-om kaya mau berangkat kerja. "Eh, kok rapi bener? Mau lamaran?"

"Seenak jidat bilang lamaran, gue mau sidang bego!"

"Hah? Lo mau cerai sama siapa? Kok sidang?"

Dan kepala Jimin ditoyor, sebelum Taehyung menyelinap paksa kedalam kamar kos Jimin yang luar biasa berantakan.

"Sidang komprehensif, Park Jimin. Ini sohib lo hari ini mau sarjana, ah elah."

Lalu Jimin melongo lagi dari balik pintu kulkas, "Hah?! Seriusan? Lho kok gak bilang-bilang?"

"Ini bilang, udah sini gue butuh bantuan lo."

Jimin menghampiri, duduk di sofa sebelah Taehyung lalu lempar satu botol cola sama rokok.

"Pasangin dasi, Jim. Gue gak bisa,"

Yang cuma dibalas tawa menyebalkan dari si Park, dan Taehyung merengut gak suka.

"Malaikat kelinci lo gak nemenin? Lagi kemana emangnya dia?"

Taehyung menggeleng singkat, "Lagi urus visa sama surat keterangan pindah. Dia lagi sibuk, gak enak kalo gue repotin dia terus."

Jimin jadi menyesal karena setelah tanya tentang Jungkook, raut wajah Taehyung berubah sedih. Ya, siapa yang gak sedih kalau moment penting semacam hari ini justru gak ditemani orang tersayang? Dan, Jimin bisa apa selain mendoakan sohib kesayangannya ini biar gak patah hati gara-gara ditinggal pacar ke luar negeri.

"Maaf bro, gak maksud bikin lo sedih. Tapi dia tau hari ini lo mau sidang?"

Anggukan kecil dari Taehyung, sementara Jimin sibuk merapikan kemeja si Kim setelah selesai pasang dasinya.

"Udah sarapan? Mau gue buatin sesuatu gak?"

"Udah kok," Taehyung beranjak berdiri, menghampiri cermin yang terpasang didekat wastafel buat sekedar merapikan rambut. Duh, biasanya kalau lagi kayak gini, Taehyung pasti udah diomelin Jungkook gara-gara rambutnya yang gak disisir rapi padahal mau pergi ke agenda penting. Ya, Taehyung-nya kangen, padahal  dua hari lalu baru ketemu.

"Tapi, lo punya susu stroberi gak? Kalo ada, mau satu."

"Ada banyak, khusus buat lo kalo begadang disini. Ambil aja dikulkas."

Setelahnya Jimin dapat usakan halus di puncak kepala, bahkan pipinya sengaja dicium sekilas. Gila, sahabat macem gini enaknya didoain patah hati kali ya, biar gak cium-cium orang seenaknya.

"Gue ambil satu, berangkat dulu ya? Gak mau tau, ntar lo harus dateng. Bawain bunga, sama buket makanan kalo bisa."

Mengerling malas, Jimin kemudian beranjak menuju pintu, mengantar si sohib yang mau berangkat.

"Ya, bunganya lo yang beli sendiri. Gue kan cuma pendamping bayaran." Jimin menepuk bahu Taehyung buat menyemangati, "Good luck, bro! Gue ke kampus jam delapan ya."









LOVERS ㅡVKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang