Broke Down

13.2K 1.9K 184
                                    



Tiga hari.


Sudah tiga hari sejak kejadian sore itu. Dan selama itu pula, Jungkook berusaha dengan segala cara untuk menjauh dari manusia bernama Kim Taehyung. Mengurung diri di kamar, datang ke kampus seperlunya, dan mengabaikan entah berapa puluh pesan serta telfon masuk di ponselnya. Terlampau enggan menanggapi, sibuk dengan rasa kecewa yang berkabut dalam diri.

Salah satu hal terburuk yang dialaminya tiga hari lalu adalah menangis. Iya, apalagi memangnya yang bisa dia lakukan selain itu?
Membohongi perasaan dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja juga akan lebih menyakiti kan?

Dan hal terburuk bagi Jungkook selain menangis adalah mendapati Kim Taehyung berdiri di depan gedung kuliahnya ketika dia berniat pulang. Sial, gagal sudah usahanya selama tiga hari lalu untuk menjauh.

"Ngapain kamu kesini?"

Masih melempar tatap datar, Taehyung menaikkan sebelah alisnya. "Emang gak boleh kalo aku mau ketemu?"

"Aku sibuk, abis ini ada rapat panitia. Bisa nanti aja kan ketemunya?"

Oh, mereka gak bertengkar, by the way. Tapi dengan sikap Jungkook yang dingin dan menjauh, Taehyung cukup mengerti kalau ada sesuatu yang salah diantara mereka. Ya, Taehyung tau, dan jelas memahami gestur lain dari Jungkook yang gak pernah bisa marah segimanapun kesalnya.

Jungkook beranjak pergi setelah membubuhkan satu senyum tipis. Palsu, terlalu kentara. Tanpa sepatah kata yang lainnya. Tapi langkahnya terhenti setelah suara berat itu menyahut lagi.

"Ini udah tiga hari, Jung."

Yang membuat Jungkook kembali balik badan, balas menatap masih dengan pandangan datar.

"Tiga hari kamu gak ada kabar." Imbuhnya, lalu hela nafas tipis sebelum melanjutkan. "Chatku bahkan gak ada yang kamu bales, aku telfon juga kamu cuma jawab lagi sibuk. Di kampus gak ada, di cafe juga. Terus aku harus apa kalau kamu kayak gini?"

"Ya emang aku sibuk, ngertiin aja sih. Maaf ya kak, aku ditunggu buat rapat sekarang."

Jungkook balik badan, hendak melangkah yang sialnya urung karena genggaman Taehyung yang menahan tangannya.

"Terus sekarang mau gini aja? Aku pulang aja, gitu? Lima menit aja gak bisa?"

Dan manik mata Jungkook jatuh tepat di sorot kelam onyx Taehyung yang menatap intens. Sedikit terkesiap, Taehyung belum pernah tatap dia setajam itu sebelumnya.

"Bahkan kalau aku datang ke rumah pun kamu pasti nolak buat ketemu, terus aku harus bilang apa ke mama? Bilang kita lagi marahan, iya?"

Maka Jungkook sekali lagi menghela nafas tipis, memilih mengalah. "Ya, oke. Ayo pulang."












Dan berakhir disini, di salah satu tempat makan yang paling sering mereka kunjungi dan selalu menjadi tujuan favorit di akhir pekan, yang jelas bukan lagi favorit Jungkook untuk hari ini.

Hening, mereka saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Bahkan menu yang tersaji didepan meja berakhir diabaikan.

"Jadi, kenapa?"

"Kan aku bilang, aku minggu ini lagi sibuk."

"Dan kamu gak bilang sibuk apa, bahkan kasih kabar pun engga."

Jungkook mendelik malas, "Lupa."

"Oh, segampang itu alesannya?"

"Kenapa? Mau marah? Kamu juga gak pernah bilang kalo kamu mau jalan sama orang."

Beralih lipat tangan diatas meja, Jungkook tatap Taehyung dengan senyum tipis dan kerlingan malas; gestur sassy.

"Oh, lupa juga ya? Kebanyakan cewek, atau udah punya pacar baru?"

Disini Taehyung ekspresinya berubah, alisnya mengkerut dan matanya memicing tegas. Raut wajah menunjukkan ekspresi gak suka, kentara sekali dari tatap tajamnya. Taehyung gak suka, Jungkook yang bertele-tele kayak gini itu memancing emosi.

Dan kalau perlu dijelaskan,

Tau rasanya gak dipercaya? Jungkook segitu mudahnya bilang tentang pacar, dan Taehyung telak sakit hati. Dia tau, ada sisi dimana dia memang salah. Tapi Jungkook yang meragukan hati, juga menyinggung soal perasaan, Taehyung jelas gak terima.

Ini cuma karena Taehyung segitu sayangnya. Dan Jungkook perlu tau,  mau gimanapun, Taehyung tetap sayang.

Handphonenya yang sedari tadi digenggam bahkan dilempar keatas meja, sedikit menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka.

"Gak usah ngelantur, tinggal bilang aja kamu marah kenapa. Jangan dibikin ribet, Jungkook."

"Kok jadi kamu yang balik marah? Aku yang salah lagi? Oh iya oke. Salah ya kalo aku marah liat kamu peluk cewek?"

Jungkook mendengus remeh, dan nada bicaranya meninggi.

"Oh, bukan. Mantan pacar lebih tepatnya. Aku marah gara-gara itu, tapi kamu sendiri sadar gak? Engga kan? Dan kamu bilang aku yang bikin ribet? Egois kamu."

Sejenak Jungkook diam, tatap Taehyung dingin tanpa ada emosi yang tersirat. Taehyung bungkam, gak membalas apapun, juga gak berniat buat melawan kalimat Jungkook barusan. Cuma menatap dengan pandangan datar yang gak bisa dijelaskan artinya, lalu menghela nafas begitu tipis.

Bahkan melihat respon Taehyung yang seperti itu malah sedikit membuat Jungkook merasa bersalah. Sekilas pikirannya berkelebat, mungkin apa yang barusan dia bilang memang terlalu berlebihan.

Tapi Jungkook puncaknya kesal. Ego yang memuncak membuat pikirannya jadi buntu, dan kecewa masih melingkupi hati. Bahkan matanya memanas, dan pandangannya mulai berpendar karena bulir bening yang mengumpul di pelupuk mata.

"Kalau kamu gak suka aku ribetin yaudah, putus aja. Balikan lagi aja sama mantan pacar kamu sana."

Mendengar itu Taehyung beralih mengangkat wajah, sedikit mendongak untuk balas tatap Jungkook. Dan tanpa sepatah kata apapun lagi, Jungkook berdiri. Melangkah menjauh dari tempat mereka sebelumnya.

Dia pergi, betul-betul berjalan pergi. Meninggalkan Taehyung dengan kalimat terakhir dari percakapan mereka yang menggantung secara sepihak. Dengan kalimat putus yang bahkan belum sempat Taehyung tolak ataupun setujui.









Sesekali, berpisah itu dibutuhkan. Agar keduanya bisa memahami, hingga kembali ada rasa saling membutuhkan.










































Memang gak jelas, drama sekali ini pasangan labil :)
Mau tidur, selamat malam.

LOVERS ㅡVKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang