Hari ini, Taehyung masih sama. Perasaannya, hatinya, dan segala sesuatu tentang dirinya. Juga masih memilih untuk berdiam diri di apartemennya, berkutat dalam aktivitas membosankan yang bahkan masih sama selama seminggu lalu. Sekedar bergulung dalam selimut, duduk di ruang tengah dengan tv yang dibiarkan menyala, juga satu gelas coffee hangat dan rokoknya, yang semuanya justru berakhir diabaikan karena dia sibuk melamun sendirian.
Sejak kemarin, rasanya memori tentang kilas balik cerita masa lalu tak pernah lelah untuk memenuhi otaknya. Bukan, bukan bagian cerita yang menyedihkan, justru entah kenapa yang terputar ulang dengan begitu apik dalam memorinya saat ini adalah kisah-kisah bahagia di masa kecil sampai masa remajanya.
Salah satu kenangan yang dia ingat adalah saat dia jatuh cinta kepada sahabat kecilnya, dulu sekali, mungkin waktu dia masih berumur dua belas tahun. Ya, cinta monyet pada masanya. Dulu, hampir setiap sore Taehyung dengan bahagianya menunggu si gadis kecil itu datang ke rumahnya, untuk sekedar bermain atau mengerjakan tugas sekolah bersama. Dan dulu, ayahnya adalah orang yang paling pertama menyadari kalau anak laki-lakinya ini, yang kemarin-kemarin masih minta disuapi mama, dan masih menangis karena dimarahi Kak Lea, sedang jatuh cinta. Kasmaran sendiri, dan sering melamun sambil mendengus geli setelahnya.
Sore itu, saat dia sedang duduk melamun sendirian didepan rumahnya, ayahnya menghampiri sambil menyapa. "Abang, lagi apa? nunggu siapa hayo?"
Oh iya, Taehyung itu anak paling kecil di keluarganya.
Tapi kak Lea ㅡkakaknya Taehyung, memanggil dia dengan panggilan abang sejak kecil, dan karena itu mama papanya juga ikut panggil dia abang.Dan setelah digodain papa, Taehyung cuma balas senyum malu-malu, lalu papa bakal ketawa sambil mengusak lembut pucuk kepalanya.
"Abang lagi suka sama seseorang ya? Oke, jadi papa gak akan diceritain nih siapa orangnya?"
"Hehe, engga ih papa sok tau."
"Hayo, kalo gak mau ngaku papa bilangin ke mama sama kak Lea loh. Jadi mending ngaku sama papa atau ketauan sama mereka berdua terus ntar kamu jadi bahan gosipnya mereka?"
Dan saat itu, untuk pertama kalinya, papa jadi orang pertama yang mendengar kisah cinta pertama seorang bocah laki-laki bernama Kim Taehyung. Dan setelahnya, papa juga orang yang pertama mendengar kisah patah hatinya Taehyung yang mungkin geli jika diingat kembali sekarang. Dimana saat itu, Taehyung benar-benar mengurung diri di kamar, galau sambil mendengarkan lagu-lagu patah hati dan gak mau makan berhari-hari.
"Kamu baru kayak gini aja galau bang, gimana bisa nanti mau lamar anak orang coba? Nih ya, papa bahkan pernah ditolak mama kamu lebih dari sepuluh kali, tapi papa gak pernah nyerah. Tuh liat, makanya papa bisa sama mama kamu sekarang."
Lalu papanya akan menggoda Taehyung dengan berbagai kalimat menyebalkan lainnya, yang akan berhasil membuat Taehyung semakin cemberut atau bahkan menangis, dan berakhir diketawain papa lalu dipeluk.
"Hei, anak papa gak boleh cengeng. Cowok kan kamu? Belum aja ketemu cewek yang segalak kakakmu lho ini, terus kamu udah nangis cuma gara-gara diputusin? Payah kamu bang."
"Abang, jadi cowok tuh jangan kamu yang mutusin pacarmu. Mending kamu yang diputusin, enak gak ada beban, tinggal cari yang baru abis itu, hehe."
"Becanda sih. Pokoknya nih bang, kalau nanti abang ketemu orang yang benar-benar bikin abang jatuh cinta, abang gak boleh lepasin dia. Abang gak boleh nyerah sama dia. Kalau dia pergi ya abang kejar, jangan sampe abang nyesel deh pokoknya, perjuangin sebisa mungkin, sekuat yang abang bisa perjuangin sampai nanti abang bener-bener nyerah."
Dan ya, kalimat itu yang paling membekas dalam ingatan Taehyung sampai saat ini. Sampai saat dimana sekarang Taehyung sedang merasa amat merindukan Jungkook, Taehyung ingat kalimat papa tadi, lantas bermonolog sendiri dalam heningnya.
"Iya, pa. Taehyung bakal perjuangin Jungkook, Taehyung gak akan nyerah buat Jungkook. Sesuai kata papa kan?"
Rasanya baru kali ini, Taehyung sebegitu sedihnya merindukan papa, baru kali ini juga dia sangat ingin pulang dan peluk papanya. Dulu, sejak mama dan papanya berpisah, Taehyung membenci papa karena memilih pergi dan meninggalkan mereka bertiga. Dan sejak saat itu pula, Taehyung selalu membuang kenangan bahagia mereka jauh-jauh, atau menimbunnya dengan perasaan marah dan kecewa setiap kali ia merasa rindu dengan papa. Dia menolak, dan lebih memilih membohongi diri sendiri, kalau jauh didalam hatinya ia memang merindukan kehadiran papanya lagi.
Taehyung cuma rindu untuk saling bercerita lagi, sekedar gurauan ringan atau deep men talks, juga bercengkerama hangat di pagi hari. Taehyung juga rindu, untuk diajak bermain sepak bola atau menemani papa mencuci motor bersama di halaman rumah mereka. Taehyung rindu itu semua, dan untuk kali ini, Taehyung ingin mengakuinya. Menyetujui keinginan hatinya yang saat ini memang sedang merindukan kehadiran papanya lagi.
Taehyung rindu, dan jika ditanya apa yang paling ia inginkan saat ini, Taehyung akan menjawab ia hanya ingin pulang. Lalu bertemu papa, dan menceritakan kisah patah hatinya tentang Jungkook, kemudian papa memeluknya lagi seperti yang dulu selalu papa lakukan setiap Taehyung patah hati. Tapi, apakah keinginan Taehyung ini terlalu sulit untuk diwujudkan?
"Pa, anakmu ini, yang kemarin-kemarin masih takut tidur sendiri tanpa Mama, dan yang masih merengek manja sama Kak Lea, sekarang udah benar-benar jatuh cinta. Namanya Jungkook, dan papa harus kenal dia biar papa juga ngerasain gimana rasanya Taehyung jatuh cinta sama dia. Suatu hari nanti, Taehyung bakal kenalin Jungkook ke papa ya? Taehyung bakal ajak Jungkook buat ketemu papa, atau Taehyung yang ajak papa buat ngelamar dia nanti, hehe. Sama mama, sama Kak Lea juga. Nanti kita kumpul lagi, bareng-bareng kayak dulu. Tapi bedanya, kali ini sama Jungkook juga."
Sampai satu waktu di malam itu, ponselnya berdering, menampilkan satu panggilan telfon dari Kak Lea di layarnya. Lalu Taehyung dengan senang hati menerimanya, menyapa Kak Lea dengan senyum yang mengembang dibalik sambungan telfonnya. Tapi setelahnya, ia terdiam sendirian. Kemudian benar-benar menyadari bahwa semua keinginannya tentang papa tadi memang akan menjadi hal tersulit untuk diwujudkan.
Taehyung terdiam dalam hening, bingung. Rasanya sulit membedakan mana yang cuma mimpi dan mana yang nyata. Yang ia tahu adalah, saat ini, ketika hujan di akhir musim dingin mengguyur kota Seoul, Taehyung hanya ingin pulang. Lalu memutar waktu ke belasan tahun yang lalu, dan berdiam diri disana selamanya.
Hanya dengan satu panggilan telfon dari Kak Lea, bisa membuat Taehyung tanpa sadar mencari salah satu kontak favorit di ponselnya, lalu dengan tergesa memutuskan untuk menelfonnya. Membuatnya melanggar janji untuk jangan pernah menghubunginya lagi.
"Jungkook,"
"Kak? Kenapa? Kak Taehyung, kenapa? Jawab aku,"
Yang hanya dilanjut dengan isakan Taehyung dalam hening sambungan telfon malam itu.
Selamat pagi :)
Mari bergalau dulu, ada yang rindu?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERS ㅡVKOOK
Fanfiction[COMPLETED] Kalau udah terlanjur sayang, Jungkook bisa apa? bxb. Taekook. Minyoon (side-pairing). #1 in bottomjungkook #1 in toptaehyung