His confession for us.

13.8K 1.7K 312
                                    




[Taehyung]

Seoul sore ini rasanya begitu dingin, lengkap dengan butiran salju yang menghiasi jalanan dari pemandangan jendela kamar, juga sayup angin yang menusuk kulit dari sela-sela gorden yang gue biarkan terbuka. Rasanya, akhir musim dingin gak pernah sedingin ini. Entah gue yang emang lagi mellow, atau mungkin matahari lagi benci sama gue jadi langitnya ikut kelabu.

Dan gue disini, masih sama sejak seminggu yang lalu, berdiam diri di apartemen sambil merenung, mencoba menata hati. Berkali-kali menghela nafas, gue lelah. Setiap sudut apartemen mengingatkan gue tentang Jungkook. Tentang dia yang senyum manis dari dapur waktu lagi masakin gue sarapan, tentang dia yang lagi duduk manis melipat kaki dan memeluk toples cookies sambil nonton tv di ruang tengah, bahkan tentang dia yang merengut kesal sewaktu bangunin gue pagi-pagi diatas ranjang kita berdua. Iya, rasanya apartemen gue ini udah jadi rumah kita berdua, saking seringnya Jungkook ada disini.

"Hei, sayang ayo bangun! Katanya mau ajak aku jalan-jalan hari ini,"

Ini Jungkook, yang selalu merengek manja setiap kali gue males-malesan di kasur padahal udah ada janji mau jalan sama dia. Dan selalu ada panggilan sayang setiap kali dia merajuk, yang sebenarnya gak pernah gagal buat bikin hati gue luluh seketika. Lalu akan berakhir dengan dia yang cium gue sampai nyaris bengek kalau gue masih pura-pura gak bangun juga, terus dia bakal ketawa-ketawa karena gue gelitikin tanpa ampun setelah dia cium gue.

"Say sorry baby, and I will stop."

"Ahahahahahha aduh, haha no. Never. Aku gak pernah kalah."

"Yakin? Sini aku gelitikin sambil cium, mau?"

"Haha aduh engga, jangan, aduh oke oke. Sorry baby, I'm a naughty one. But don't blame me at all, because you like the naughty me isn't it?"

Lucu ya? Si penggoda ulung dengan segala sesuatu dalam dirinya yang selalu menggemaskan.

Itu hampir jadi kegiatan rutin gue sama dia di hari Minggu pagi. Tapi, Minggu pagi kali ini beda, Taehyung. Gak ada lagi Jungkook yang bangunin lo, gak ada lagi Jungkook yang cium lo sambil cemberut kesel karena lo susah bangun, dan gak ada lagi Jungkook yang lo ajak cuddling pagi ini. Yang ada tinggal lo, dengan semua rasa sepi yang menyatu dengan penyesalan, yang sangat amat berhasil menyiksa lo selama seminggu ini.

Salah gue sih emang, telak 99% salah gue, 1% nya lagi takdir. Gue yang memang sikapnya bajingan, labil, brengsek, bahkan gak bisa jujur sama diri gue sendiri. Gue yang selalu berpikiran kalau dia gak akan ngerti kalaupun gue ceritain tentang masa lalu gue. Gue yang gak pernah ngizinin Jungkook buat mengenal gue lebih jauh, dan begonya, gue malah egois pengen dia bisa ngertiin gue. Sial, cowok bajingan mana lagi sih yang sebrengsek gue ini?

Rasanya gue sangat amat gak pantas buat dapet pacar sebaik Jungkook, yang walaupun keliatannya manja, tapi dia gak pernah menyerah sama sikap gue yang bahkan lebih childish. Dia yang gak pernah mengeluh ketika harus ngerawat gue karena gue bandel banget gak pernah nyimpen obat rhinitis sampai akhirnya kambuh dan ribet sendiri. Dia yang selalu ngingetin gue dengan cara baik-baik, dengan kalimat dia yang selalu terdengar lembut di telinga gue. Bahkan di malam itu, ketika dia akhirnya menyerah sama gue, dia masih bilang itu semua dengan lembut, dengan tenang tanpa marah-marah. Mungkin nih, kalau pacar gue bukan seorang Jeon Jungkook, dia udah nonjok gue, punch me as far as they can, saking brengseknya gue sama dia. But no, here comes an angel named Jeon Jungkook, yang gak pernah mau nyakitin gue, padahal dia cowok yang bisa aja sekali pukul bisa bikin wajah gue biru lebam selama seminggu. Kurang beruntung apa sih gue?

Bingung ya, sebenernya apa sih yang terjadi di masa lalu gue sampe gue segitu gak maunya ceritain itu semua bahkan ke Jungkook? Dan siapa sih Choi Mikaela? Seberapa besar peran dia di masa lalu yang selalu gue sebut-sebut penting itu?

LOVERS ㅡVKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang