Bittersweet

19.3K 2.7K 75
                                    


"Taehyung!"

Jimin, yang dua jam lalu berniat menyusul Taehyung keluar apartemen, terkesiap sewaktu mendapati orang yang dicarinya ada di penghujung jalan. Jaraknya jauh dari apartemen dan itu letaknya di sekitar bar tempat Taehyung sering berkunjung.

Benar kan, Taehyung yang seperti gini pasti otaknya dangkal. Yang penting melampiaskan emosi, apapun caranya. Seperti saat ini misalnya.

Sahabatnya terlihat kacau. Benar-benar kacau dalam definisi yang sesungguhnya. Taehyung ada didepannya dalam kondisi mabuk, jelas kentara dari bau alkohol yang menyengat. Ditambah sudut bibir dan pipi yang lebam, juga punggung tangan yang berdarah akibat pecahan kaca.

Ada rasa sakit di sudut hati Jimin saat melihat Taehyung yang kembali seperti ini. Kemudian menyalahkan diri sendiri karena semuanya memang berawal dari kesalahanny. Taehyung yang seperti ini karena dia memilih melampiaskan amarah kepada hal yang lain dibanding melukai Jimin.

Iya, Jimin jelas hafal, semarah apapun Taehyung, dia tidak pernah mau main fisik kalau soal Jimin.

"Taehyung, astagaㅡ maaf."

Tangan Jimin yang gemetaran menopang badan ringkih Taehyung yang nyaris jatuh karena terlalu mabuk. Jemarinya menyeka sudut bibir Taehyung yang berdarah dengan hati-hati, dan pandangan Jimin nyaris buram akibat pelupuk matanya yang basah.

"Tae, maafin gue. Kenapasih sampe kayak gini,"

"Kenapa lo gak hajar gue aja sih? Kenapa malah bikin kacau diri lo sendiri?"

Jimin terisak, bulir bening jatuh dari pelupuk tepat ketika manik Taehyung balas tatap sayu. Sendu, dan Jimin tahu Taehyung sebegitu sakit hatinya karena dia dan Jungkook.

"Pulang ya?"

Dan malam ini, Jimin membawa Taehyung pulang dengan kondisi yang total kacau. Kejadian yang persis sama dengan tiga tahun lalu sewaktu Taehyung nyaris frustasi karena orang tuanya yang memilih berpisah. Dan dari sini Jimin bisa mengerti, Taehyung selalu sekacau ini jika disakiti oleh orang yang dianggap paling berharga. Membuatnya menyadari satu hal penting yang sempat terlewatkan, bahwa memang sebegitu berartinya Jimin dan Jungkook untuk Taehyung.

***

"Kak,"

Jungkook duduk disamping kasur,  pandangannya gak beralih dari Taehyung yang masih memejamkan mata. Tadi Jimin suruh dia datang ke apartemen Taehyung, dan Jungkook tangisnya membuncah sewaktu mendapati Taehyung yang kondisinya sekacau ini. Sedari tadi masih menggumamkan kata maaf berulang kali, diselingi tangis sesenggukan dan matanya yang mulai sembab.

"Maafin aku,"

"Aku gak tau semuanya bakal jadi kayak gini,"

Jungkook menggenggam perlahan tangan kanan Taehyung yang dibalut perban. Luka bekas pecahan kaca di tangannya sudah diobati Jimin sebelum dia pamit pulang saat Jungkook datang.

"Maaf, semuanya gara-gara aku ya?"

"Aku gak bermaksud bikin kakak sakit hati, maafin aku."

Jungkook yang masih sesenggukan beranjak mengusap lembut pipi Taehyung. Miris sekali mendapati beberapa lebam di sudut bibir dan pelipisnya.

"Kak, jangan benci sama aku ya?"

Hening. Jungkook bermonolog sendiri karena Taehyung memang belum bangun. Dan malam ini, Jungkook larut dalam tangis dan rasa kecewa atas dirinya sendiri. Memilih menelungkupkan kepala di sisi kasur, tepat disebelah Taehyung yang berbaring lemah dengan tangannya yang menggenggam tangan Taehyung hati-hati. Enggan melepas, rasanya seperti takut kehilangan.

"Maafin aku, Taehyung."

***

"Kak, udah bangun? Eh, jangan gerak duluㅡ"

Jungkook bangun sewaktu merasakan pergerakan kecil dari Taehyung. Dan bibirnya refleks melengkung tipis sewaktu mendapati Taehyung yang sudah bangun, balas menatap Jungkook sayu.

"Jungkook? Kenapa bisa disini?"

"Semalem aku kesini, disuruh kak Jimin setelah dapat kabar tentang kamu."

Anggukan kecil dari Taehyung, dan setelahnya, matanya berpendar ke sekeliling apartemen. Mencari keberadaan Jimin disana, namun berakhir nihil.

"Sekarang Jimin kemana?"

"Kak Jimin pulang tadi malem, ada ujian hari ini. Dia semaleman gak tidur lho, nungguin kamu terus sampe aku datang, takut kamu kenapa-napa lagi. Terus dia bilang, maafin Jimin juga."

"Berlebihan. Aku gak apa-apa juga,"

Taehyung mendengus sebal, dan  Jungkook refleks mengulum senyum.  Suasana beralih hening setelahnya sampai suara Jungkook kembali berujar,

"Kak, maafin aku. Semuanya gara-gara aku ya?"

Jungkook menatap ragu kearah Taehyung. Genggaman ditangan Taehyung dilepas perlahan dan beranjak mengelus pipi, "Maaf, kamu sama kak Jimin jadi salah paham, dan kamu juga jadi kayak gini cuma gara-gara aku."

"Maafin aku,"

Tangan kiri Taehyung ㅡyang untungnya masih baik-baik saja, beralih mencakup punggung tangan Jungkook yang mengelus pipi. Jemari keduanya lantas saling bertaut, membuat bibir Jungkook melengkung manis sekali lagi.

"Gak apa, aku juga minta maaf ya? Jangan marah sama aku, kan udah dibilang aku orangnya berandalan. Ya gini jadinya,"

Jungkook balas tertawa kecil, dan setelahnya wajah manis si malaikat kelinci langsung berubah merengut. "Jangan kayak gini lagi, kak. Kamu udah bukan anak SMA yang biasa tawuran. Galau dikit mabuk terus ajak orang berantem. Pulang-pulang banyak lebam terus tangannya luka. Aku panik tau,"

"Hoo, panik? Khawatir gitu ceritanya?"

Jungkook mencebik, "Iya lah, kamu kacau banget semalem. Aku nyaris pingsan liatnya."

Taehyung cuma balas ketawa sambil beranjak mencubit pucuk hidung Jungkook yang memerah, kemudian mengusak halus di puncak kepala.

"Sampe nangis semaleman ya?"

"Ngㅡ engga kok,"

"Bohong, liat matamu sembab gitu. Wah, segitu khawatirnya ya sama calon pacar?"

Jungkook mendelik balas Taehyung yang barusan mengerling jahil, ditambah pipinya yang sekarang bersemu malu. Lucu, Jungkook yang malu-malu selalu berhasil bikin Taehyung makin gemes.

"Engga ish! Cubit nih,"

"E-eh iya jangan, aduh galakㅡ calon pacarnya lagi sakit ini jangan digalakin dong."

Taehyung bibirnya mencebik, persis seperti beruang. Jungkook cuma bisa menahan gemas sambil beranjak memberi satu kecupan halus di bibir Taehyung, dan setelahnya, dia langsung berlari ke dapur dengan pipi yang merona merah. Taehyung mengerjap berulang kali, sedetik setelahnya baru balas ketawa sewaktu menyadari Jungkook baru sama memberi satu ciuman singkat. Dan seperti biasa, Taehyung selalu sengaja menggoda hingga si manis kesal sendiri. Berteriak kecil kearah Jungkook yang sekarang berdiri di dapur,

"Jungkook, ciumnya kurang lama. Aduh, masih sakit ini akunya. Ayo cium lagi?"

Jungkook melempar tawa kecil, mengulum senyum dengan pipi yang total bersemu. Duh, malu. Padahal dia sendiri yang duluan cium Taehyung.

Dan pagi ini, keduanya kembali saling menelaah hati. Mengisi kembali setiap sudut hati yang sempat kosong dan hampa dengan warna indah yang berpadu, membentuk sebuah kisah yang akan diingat di setiap penghujung hari. Menghangatkan hati dengan senyum manis dan tawa kecil yang menguar, juga diselingi kecupan manis yang mulai hari ini resmi menjadi bagian dari rutinitas. Pagi ini, cerita manis Jungkook dan Taehyung berlanjut lagi. []

LOVERS ㅡVKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang