Pertemuan

12.9K 1.7K 306
                                    



Satu kali.

Dua kali.

Tiga kali.

Dan ini yang keempat, atau mungkin yang kelima? Ah, bahkan Taehyung lupa.

Taehyung lupa, sudah berapa kali ia menatap wanita itu dengan tatap teduhnya, sudah berapa kali ia memfigur wanita itu menangis didepannya, juga sudah berapa kali ia ada disana, bersamanya. Seperti saat ini.

Pertemuan acak yang berlangsung selama dua minggu sejak acara mengantar pulang waktu itu, dan semua itu terjadi tanpa sepengetahuan Jungkook. Semuanya.

Taehyung ada disini, duduk bersebelahan masih dengan orang yang sama;


Si mantan kekasih.


Sejenak menatap kosong pemandangan didepannya, lalu tersadar dari lamunan ketika jemari keduanya kini saling bertautan. Membuat Taehyung sedikit mendongak, memperhatikan helai rambut coklat gelap yang terurai acak diatas kemeja putihnya, karena si empunya sedang menyandarkan kepala di bahunya. Dan refleks membubuhkan satu senyum manis ketika manik mata mereka saling bertemu, kemudian memfigur satu senyum yang sama dari perempuan disampingnya.

Sekelebat bayangan tentang Jungkook sempat menghampiri, bersamaan dengan rasa bersalah yang melingkupi hati. Sedikit bertanya-tanya pada diri sendiri, kenapa ia tidak menceritakan semuanya kepada Jungkook? Toh pada awalnya, ini bukanlah suatu kesalahan. Tapi menjadi hal yang salah setelah pertemuan itu justru berlangsung terus-menerus tanpa Jungkook ketahui.

Tapi, ada sesuatu yang membuatnya enggan untuk bercerita, entah apa. Yang jelas setiap kali ia bertemu Jungkook dan berniat menceritakan semuanya, hal itu selalu ia urungkan, dengan alasan menunda waktu yang tepat.

Dan memang selalu ada yang berbeda dari niat awal. Jika awalnya ia hanya ingin mencoba mendengarkan, sekarang justru malah memberi afeksi lebih. Jemarinya beranjak mengelus perlahan surai coklat itu, kemudian turun mengelus pipi, mencoba menghapus jejas bulir bening yang kentara di wajah wanita cantiknya. Dan membuat senyum itu tercetak jelas dari bibir tipis si mantan kekasih, seraya menangkup punggung tangan Taehyung yang mengelus pipi dengan telapaknya.

Entah, ini hanya refleks, bukan keinginan dalam diri. Taehyung hanya tidak tega melihat seseorang menangis didepannya, dan ia tidak tau apa yang harus dilakukan. Mungkin hanya melakukan kebiasaan lama, seperti yang dulu wanitanya itu lakukan saat dia ada di posisi yang sama.

"Jangan sedih lagi, Mika. Mending sekarang kamu pulang. Atau mau aku antar ke rumah sakit?"

Mika tersenyum tipis, lantas menundukkan kepalanya di bahu kanan Taehyung, menyembunyikan wajahnya di perpotongan bahu lelaki disampingnya.

Sedetik setelahnya, Taehyung memejamkan mata. Seraya menyesap aroma soft rose yang menguar diantara keduanya. Aroma parfum yang masih sama sejak tiga tahun lalu, dan jelas masih tersimpan begitu rapi dalam ingatannya. Lantas tangannya beranjak mengusak pucuk kepala si mantan kekasih, yang refleks membuat wanita itu mengeratkan pelukan lengannya di pinggang Taehyung. Membuat lelaki itu tanpa sadar juga balas memeluk, sesekali mengusap punggungnya untuk menghentikan isak wanita yang kini membasahi kemeja putih Taehyung dengan bulir bening tangisnya.

"Mikaela, everything will be okay. Believe me?"

Dan wanita itu mengangguk kecil sebelum Taehyung menyahut lagi,

"See, I'm still fine now. Aku bisa melewati semuanya, dan itu karena kamu. Jadi aku percaya, kamu itu kuat. Semuanya bakal baik-baik aja."

Maka, lengan Taehyung sekali lagi merengkuh erat tubuh ringkih wanitanya. Memeluk perlahan, seraya menyelipkan jemarinya di surai coklat gelap itu. Berbisik kalimat menenangkan, yang perlahan membuat tangisnya mereda. Dan Taehyung balas tersenyum tipis, masih memeluk si mantan kekasih. Sejenak pikirannya melayang membayangkan Jungkook, dan tentu rasa bersalah itu muncul kembali.


Tapi, Jungkook pasti mengerti kan?


Begitu yang ada di pikirannya. Ya, Jungkooknya pasti mengerti. Oh, atau mungkin tidak, jika kini Jungkook justru ada diseberang sana dan memperhatikan semuanya. Menatap lekat bagaimana senyum Taehyung tersungging manis untuk wanita itu, bagaimana jemarinya mengelus lembut surainya, juga yang paling membekas luka adalah bagaimana lelakinya tanpa ragu memeluk wanita itu;


Choi Mikaela, si mantan kekasih.


Kali ini Jungkook melihat semuanya, tanpa sepengetahuan Taehyung. Dan rasanya ia cukup mengerti untuk  pergi menjauh dari pemandangan manis itu saat ini juga.

Bukan, bukannya ia membenci pemandangan itu. Hanya saja, apa yang akan kalian harapkan jika ada di posisi Jungkook sekarang selain memilih untuk pergi?




























Hehe.
Hehehehehhehe.
Jangan hujat Taehyung ya sayangku :)
Selamat pagi, aku ngampus dulu.

LOVERS ㅡVKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang