LOVERS ㅡVKOOK

Maunya Jemput

Ini hari sabtu, jam enam pagi. Si pangerannya ichi ㅡlengkap dengan ichi juga, sudah duduk manis di teras depan milik rumah pagar hitam. Rumah Jungkook. Taehyung duduk di jok motornya, ambil rokok satu batang dari kotaknya dan jentikin pemantik. Scroll timeline instagram dengan rokok dijepit di bibir dan abunya mengepul bebas. Kebiasaan Taehyung pagi hari; menyumbang polusi udara.

Nyaris dua jam menunggu dan si manis belum juga keluar rumah. Gak ada siapa-siapa di luar, mobil yang kemarin terparkir depan rumah juga gak ada, mungkin memang rumahnya lagi kosong pagi ini. Taehyung ambil ponsel di saku jeansnya, niatnya mau telfon Jungkook. Dan baru merasa bodoh sedetik kemudian,

ㅡkan kontaknya aja belum punya.

Berakhir menghela nafas tipis, lanjut nyebat lagi satu batang rokok baru sampai habis.

Lagian kalau dia pikir-pikir lagi, bodoh juga sih. Ngapain di hari libur dia udah nunggu depan rumah orang sepagi ini, belum tentu juga orangnya ada di rumah. Ya kan, tadinya niat baik mau jemput calon pacar buat berangkat bareng ke cafe. Katanya kasian jok belakang ichi, dia kangen sama si malaikat kelinci.

"Hoi, malaikat kelinci!"

Taehyung sigap berdiri, buang puntung rokok dan diinjak asal ke lantai sewaktu dengar pintu rumah dibuka. Si malaikat kelinci muncul menyembul dari balik pintu. Rambut hitam teracak, muka bantal yang menyipit masih ngantuk, pakai piyama putih motif beruang dan sendal rumahan bentuk kelinci. Gemas, Taehyung tahan diri buat gak lari peluk Jungkook.

Pasang wajah gak suka sambil beranjak menghampiri, sebelah tangan masih bawa kantong sampah buat dibuang. "Punya jam di rumah?"

Taehyung terkekeh sekilas, "Punya lah."

"Terus pagi-pagi gini udah diem depan rumah orang, mau apa?

"Jemput kamu lah, ichi kangen."

Jungkook mendelik malas sebelum ngeloyor pergi buang sampah depan gerbang rumah, balik lagi masih dengan muka bantal yang merengut kesal.

"Gak ada suruh jemput kok aku,"

Taehyung balas mengendikkan bahu, "Ya memang, mau aku sendiri buat jemput. Ke cafe kan hari ini?"

"Gak. Sana pulang."

"Teganya, nunggu dua jam lho. Hampir mati masuk angin."

"Dari jam berapa disini?"

Lalu dibalas dengan cengiran polos dari Taehyung, "Jam enam."

"Kepagian anjing. Siapa yang mau berangkat ke cafe jam segitu lagian,"

Wah, manisnya galak juga. Taehyung jadi makin suka.

***

"Nih, biar gak masuk angin."

Taehyung memandangi lekat gerik Jungkook dari mulai beranjak ke dapur, bikin teh hangat buat berdua, dan balik lagi ke ruang tengah lalu duduk bersebelahan di sofa ruang tengah. Dan pikiran Taehyung liar entah kemana, mungkin lagi membayangkan kalau mereka nikah ya pemandangan pagi harinya akan seperti ini.

Ngayal ya, Taehyung. Nomor hapenya aja belum punya.

"Buat aku?"

"Buat anjing depan rumah,"

Ini Jungkook nadanya datar kelewat nyebelin, lalu minum tehnya sambil duduk di kursi tumpang kaki.

"Aku tadi nunggu depan rumah, berarti buat aku?"

"Ya, bagus kalo sadar diri kamu mirip anjing."

Taehyung mencebik, "Ya, anjing. Brengsek pula, tapi suka sama malaikat."

Jungkook bergumam jadi jawaban, dan mereka berdua hening, beralih fokus minum teh masing-masing hingga si malaikat kelinci kembali berujar setelahnya.

"Aku lama mandinya, Taehyung."

Taehyung sekilas melirik, Jungkook sibuk pindah-pindah channel remote tv. Posisi mereka masih duduk bersebelahan, sama-sama melipat kaki diatas sofa dan tv dinyalakan cuma buat melepas canggung.

"Mau dibantuin biar cepet?"

"Anjing,"

Taehyung mencebik. Memilih menjulurkan lidah kearah Jungkook sebagai jawaban, "Anjing balik."

"Cepetan mandi, cafe udah buka dari jam 8 kan?"

Jungkook mengangguk sekilas, "Tapi aku lagi gak mau ke cafe, ini weekend. Ada kak Yoongi juga kok disana."

"Ayo dong ke cafe aja, orang ganteng udah jemput nih."

"Gak. Males."

"Aku traktir mie ayam deket kampus mau?"

Setelahnya, Jungkook dengan sigap bangun dari sofa. Bahkan sebelum menjawab pertanyaan Taehyung barusan pun Jungkook sudah menghilang dibalik tangga, kembali ke kamar buat mandi lalu siap-siap berangkat. Meninggalkan Taehyung yang cuma bisa mengulum senyum,  memperhatikan si manis yang ternyata semakin hari terlihat semakin menggemaskan. []