Ini hari Sabtu, akhir pekan yang biasanya paling ditunggu oleh mereka berdua. Akhir pekan yang biasanya diisi dengan banyak hal yang menyenangkan mulai dari Taehyung yang datang ke rumah jam lima subuh untuk ajak Jungkook lari pagi, lalu jajan ice cream di depan taman kota setelah selesai lari sambil memandangi lalu-lalang orang yang pacaran ㅡtermasuk mereka berdua, dan berakhir dengan makan siang di tukang mie ayam depan kampus. Sorenya, pasti dilanjut kencan singkat dengan berbagai agenda; main ke timezone, menonton film di bioskop, atau sekedar cuddling di rumah dan bantu Jungkook mengerjakan tugas kuliah.
Sayangnya akhir pekan kali ini rasanya jauh berbeda, dan kalau bisa, Taehyung gak pernah mau ada hari ini. Dia berharap bisa tidur sampai esok hari lalu terbangun di kamar apartemennya dengan Jungkook yang kemudian menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Atau kembali memutar waktu ke hari kemarin, saat dia bangun dan mendapati Jungkook sedang tertidur disampingnya, dibalik balutan selimut dan cahaya matahari senja. Apapun caranya, asal jangan ada hari ini. Tapi, khayalan memang tidak seindah kenyataan, 'kan? Bagaimanapun caranya Taehyung menghindar dan sejauh apapun Taehyung berharap, nyatanya hari ini memang harus ada. Hari dimana Taehyung harus mengantar Jungkook ke airport untuk berangkat ke Jerman.
Ironi sekali kalau Taehyung berharap bisa memutar waktu beberapa hari kebelakang lalu berdiam diri disana selama yang ia bisa. Menghabiskan waktunya dengan mendengarkan cerita picisan Jimin setelah menonton film romansa bersama Yoongi, atau mendengarkan Kak Lea saat menceritakan kembali novel-novel yang ia baca dengan penuh semangat. Menyimak tentang bagaimana caranya suatu pasangan saat menghadapi momen-momen sedih dari berbagai referensi novel dan film, seperti menjalani long distance relationship misalnya. Setidaknya kalau begitu, mungkin Taehyung akan sedikit lebih berpengalaman tentang bagaimana dia harus melepas Jungkook pergi dengan cara yang romantis dan tidak terlihat menyedihkan. Tapi, yaㅡ kalau sudah begini, Taehyung bisa apa selain berpura-pura kuat agar terlihat baik-baik saja?
"Kak,"
Gumaman pelan dari Taehyung, sementara yang dipanggil masih sibuk berkutat dengan game di ponselnya. Sedikit menyandarkan kepalanya ke bahu Jungkook karena keduanya duduk di jok belakang. Mereka sedang di perjalanan menuju airport, dengan Yoongi yang menyetir dan Jimin di sebelahnya. Papa dan Mama Jeon ada di mobil yang lain, bersama dengan dua koper besar yang harus Jungkook bawa.
"Yah, dicuekin lagi kan akunya."
Jungkook merengut, lalu memilih untuk menggenggam sebelah tangan Taehyung. Membuat jemari mereka sambil bertautan sementara Taehyung masih memegang ponselnya dengan kedua tangan. Hanya sekian detik, kemudian urung karena Jungkook takut ganggu Taehyung dan game kesayangannya. Sebenarnya, game cuma sekedar pengalihan agar Taehyung gak terlalu terlihat sedih. Karena nyatanya, setelah Jungkook melepas genggaman, Taehyung meraihnya lagi. Kembali saling menautkan jemari, lalu mengecup sekilas punggung tangan Jungkook sebelum dia kembali fokus dengan layar ponselnya.
"Jangan dilepas, udah gini aja."
Jimin menghela nafas jengah, sedari tadi memperhatikan mereka berdua yang saling diam, gak ada sengaja yang membuka percakapan lebih dulu. "Diem-dieman aja terus, giliran udah pergi baru galau. Ayo ngobrol sekarang, sebelum nanti telfonan aja susah."
Jungkook balas merengut, "Gak gitu, Kak Jimin. Jangan bikin sedih,"
"Tae, lo kenapa? Kok diem terus?" tambah Jimin lagi, yang cuma dibalas gelengan singkat dari Taehyung setelah mengakhiri gamenya tiba-tiba.
"Kenapa, pusing?"
Jungkook refleks mengelus lembut puncak kepala Taehyung ketika dia bersandar di bahunya. Matanya terpejam sejenak, nafasnya berat, dan Taehyung kelihatan lelah. Jungkook jadi sedikit khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERS ㅡVKOOK
Fanfiction[COMPLETED] Kalau udah terlanjur sayang, Jungkook bisa apa? bxb. Taekook. Minyoon (side-pairing). #1 in bottomjungkook #1 in toptaehyung