Something Between Us

10.7K 1.4K 57
                                    




Yoongi mungkin tidak pernah mengira bahwa tanpa entitas Jimin, setiap hari hanya berlalu begitu saja tanpa kesan. Tak ada yang menarik, apalagi hal-hal kecil yang indah yang kian menghiasi senyumnya. Beberapa hari tanpa Jimin cukup membuat Yoongi mengerti tentang satu hal, dia butuh Jimin. Dia mau Jimin ada disana, dengan segala kutipan cerita manis tentang mereka berdua.

Tujuh hari yang terlewati kemarin  rasanya terlalu hampa. Berlalu tanpa kenangan, dan terlalu hambar untuk diingat di penghujung hari. Selama tujuh hari kemarin, setiap harinya Yoongi hanya berdiam diri di cafe, sendirian. Tanpa ada Jimin yang menunggu di bangku pojok cafe dengan senyum manisnya, tanpa ada Jimin yang mengingatkannya agar jangan melewatkan makan siang ketika Yoongi lupa waktu istirahatnya, dan tanpa ada Jimin yang mengantarnya pulang di penghujung hari. Sebenarnya, Yoongi juga bisa pulang sendiri dengan mobil Swift putihnya, tapi dia terlalu malas. Mungkin karena  sudah terbiasa dengan scoopy hitam yang mengantarnya pulang. Dan tujuh hari kemarin, semu  kebiasaan itu hilang. Penggalan cerita keseharian mereka pun ikut pudar, tanpa ada sepatah kata yang bisa menjelaskan atas dasar apa semua itu menghilang.

Yoongi mungkin saja sedang rindu, tapi terlalu kelu untuk sekedar bertanya kabar. Ego yang dijunjung tinggi terlalu menggema dalam hati, sehingga enggan mengalah untuk mencari lebih dulu. Hanya memilih memendam dan bertanya pada diri sendiri, meskipun pada akhirnya tak ada hasilnya. Yoongi masih tidak bisa menemukan sepercik alasan atas perubahan yang terjadi pada mereka berdua.

"Yoon,"

Oh, bukan. Ini bukan suara lembut Jimin yang menyapa. Ini suara baritone yang khas milik si pangeran ichi, kekasih adik sepupunya. Dan Yoongi menoleh sekedar untuk menyadarkan diri dari lamunan.

"Ngelamun aja, mikirin apa lo?"

"Ngㅡ engga, gapapa. Eh, mau pesen apa Tae?"

"Ice moccha sama cheesecake ya,"

Sekilas Yoongi tertegun, itu menu favorit yang hampir setiap hari dipesan Jimin. Matanya berpendar ke setiap sudut cafe, berharap mungkin aja Taehyung datang bersama sohib kesayangannya. Tapi nyatanya nihil, semuanya masih sama; Jimin gak ada disana. Kemarin, hari ini, dan mungkin juga besok.

"Moccha? Buat lo?"

Taehyung angguk kecil, "Oh iya, terus nanti temenin gue ngobrol bentar. Penting,"






"Mau ngobrolin apa?"

Lima belas menit setelahnya, Yoongi menghampiri sambil membawa nampan berisi pesanan. Duduk tepat didepan meja Taehyung, tangannya dilipat diatas meja, siap mendengarkan obrolan yang katanya penting.

"Gue lagi berantem sama adek sepupu lo,"

"Lah, kenapa? Bukannya kemarin masih pulang bareng?"

"Iya, biasalah. Dia marah gara-gara gue sibuk sama kerjaan."

Anggukan kecil dari Yoongi sambil menyesap americano hangat dalam gelasnya, "Oh, terus?"

"Bantuin gue ketemu Jungkook, Yoon. Kalo gue yang minta, dia yakin gaakan mau."

"Males ah, urus aja sama lo sendiri. Kan kalian berdua yang pacaran, bukan gue."

Taehyung balas mencebik, beralih tatap Yoongi dengan pandangan memelas yang ㅡewh, menyebalkan.

"Please lah Yoon, bantuin ajak Jungkook buat ketemu gue. Pelit amat sih lo sama calon adek ipar."

"Terus gue dapet apa kalo bantuin lo?"

LOVERS ㅡVKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang