Retika pov
Aku hanya diam membiarkan tanganku di tarik oleh Shelin. sebenarnya sih aku masih kesal sama dia karna kejadian tadi tapi aku nggak mau bahas dulu.Sesampainya di parkiran, Shelin membuka pintu kemudi dan mengambil sesuatu di jok mobil lalu membuka pintu belakang
"Masuk yang" katanya yang langsung kuturuti tanpa protes dan diikuti olehnya yang duduk di sampingku lalu Shelin membuka kotak p3k yang tadi ia ambil di jok mobil. Dia mengeluarkan kapas lalu ia basahi dengan sedikit air mineral kemudian dia maju mendekat padaku dan menarik daguku. Membersihkan bibirku dari darah yang mungkin mulai membeku dengan kapas
"Maaf ya sayang aku nggak bermaksud bikin bibir kamu kaya gini abisnya aku kesal sih sama kamu yang di panggil nggak nyaut2" kata Shelin setelah mengobati bibirku
"Hmm"
"Ih sayang masa perkataan aku hanya di jawab singkat sih"
"Hmm"
"Sayang kamu nyebelin banget sih"
"Biarin aja"
"Kok biarin aja sih.. kamu kenapa sih kok aneh banget dari tadi terus tadi di bioskop kenapa kamu ngomong gitu sama Mario"
"Aku nggak suka sama dia"
"Emangnya dia kenapa ??"
"Nggak sopan"
"Nggak sopan gimana sih yang ?? Kamu jelasin dong biar aku ngerti maksud kamu"
"Aku nggak suka lihat dia genggam tangan kamu apalagi tadi tangannya hampir aja pegang paha kamu"
"HAHH ... kok aku nggak rasa ya"
"Kamu udah mati rasa jadi nggak ngerasain"
"Ih sayang masa pacar sendiri di bilang kaya gitu"
"Pacarnya siapa ??"
"Ya kamulah masa siapa lagi. Nyebelin banget sih" kata Shelin lalu membereskan kotak p3k tersebut dan botol mineral lalu pindah ke depan
"Sayang pindah ke depan dong" kata Shelin dengan lembut dan aku dapat melihat ia tersenyum jahil padaku dan tanpa protes dan curiga aku langsung pindah duduk di sampingnya. Namun setelah aku duduk
"Hahahahahahaha" tawanya pecah sampai terpingkal pingkal. Aku menatapnya heran karna bingung apa yang dia tertawakan
"Jadi kamu kaya gini karna cemburu wahahahahahaahaha" katanya dan lagi2 ia tertawa bahkan tertawanya kali ini lebih keras. Aku yang sudah tahu alasan dia tertawa merasakan pipiku memanas dan mengalihkan pandanganku ke arah jendela mobil
"Hahaha ya ampun sakit perutku" katanya yang berusaha meredakan tawanya sedangkan aku hanya diam. Setelah beberapa lama tidak ada suara darinya lalu aku merasakan pinggangku di pegang dan tubuhku di angkat. Aku tersentak kaget ketika menyadari diriku yang skarang berada di pangkuan Shelin. Untungnya kaca mobil Shelin hitam sehingga tidak ada yang melihat kami dengan keadaan seperti ini.
Retika pov end
Author pov
Shelin memegang sisi wajah Tika dan mengarahkan wajah Tika agar bisa melihatnya"Sayang maaf ya atas kejadian tadi yang bikin kamu cemburu tapi sayang aku beneran nggak ngerasain tanganku di genggam olehnya mungkin karna aku terlalu fokus pada film tadi sehingga mengira tangan yang menggenggam tanganku adalah tanganmu. Dan aku yakin kamu pasti tahu kalau aku udah nggak punya lagi perasaan padanya. Dia itu cuma masa lalu aku dia udah nggak berarti lagi buat aku sedangkan kamu masa depan aku yang menjadi prioritasku. Aku nggak mungkin kecantol sama dia, bagaimana aku kecantol sama dia sedangkan aku sudah punya seseorang yang sempurna dalam hidupku" kata Shelin membuat Tika malu bercampur terharu dan langsung menubrukan tubuhnya di pelukan hangat kekasihnya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher kekasihnya itu. Tika mengendus di leher Shelin menghirup dalam aroma wangi parfum yang Shelin pakai membuat Shelin merasa geli
"Sayanghh janganh mulai deh" kata Shelin dengan sedikit mendesah karna geli yang dia rasakan ketika nafas Tika menerpa lehernya serta bibir dan hidung Tika yang menyentuh kulit lehernya. Shelin yang sudah tidak tahan menjauhkan wajah Tika lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Tika
Cup
Tika yang terlebih dahulu mempertemukan bibirnya dengan bibir Shelin tapi hanya sekilas
"Yang masa cuma sekilas sih" protes Shelin
"Bibir aku masih sakit yang dan tadi baru aja kamu obatin karna gigitan kamu yang nggak ngira2 jadi hukumannya ini kamu nggak dapat jatah"
"Ya sayang kok gitu sih"
"Salah kamu sendiri sayang"
"Eh tapi di leher boleh dong"
"Nggak ada. Leher aku masih merah2 karna permainan semalam jadi untuk sementara waktu kamu puasa dulu ya sayang"
"Ya kok gitu sih kamu bikin aku tersiksa tau nggak. Kamu udah bikin nafsu aku naik dan skarang nggak dapat jatah, nasib2" kata Shelin dengan lemas membuat Tika merasa bersalah pada kekasihnya itu karna kekasihnya itu susah banget ngendaliin nafsunya yang udah memburu apalagi tadi dia yang menggodanya
Tika melepaskan shall yang ia gunakan juga hoodie membuat Shelin kaget melihat kekasihnya yang atasnya hanya memakai bra
"K kamu mau ngapain yang"
"Aku nggak bisa kasih jatah pada bibir karna masih sakit, juga pada leher yang mempunyai banyak tanda apalagi susah untuk tutupinnya tapi kamu bisa dapat jatah kok di dada aku walaupun di situ banyak juga tandanya tapi nggak seperti leher yang susah untuk di tutupin" kata Tika dengan malu2
"Kamu yakin yang ??" Tanya Shelin dengan mata berbinar binar
"Iya tapi hanya sebatas dada ya jangan yang lain" kata Tika dengan pipi yang sudah memerah seperti kepiting rebus. Shelin yang melihatnya tersenyum lalu meremas dada Tika dengan gemas
"Ahhh"
Shelin lalu melepaskan pengait bra Tika sehingga terpampanglah dada Tika yang sudah mulai menegang
"Jangan di liatin mulu aku malu" kata Tika sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya karna malu pada Shelin yang berbinar binar menatap dadanya seperti singa lapar yang melihat mangsanya. Shelin tersenyum melihat kekasihnya yang masih saja malu2 kucing padahal semalam mereka melakukan ini bahkan lebih dari ini. Shelin yang tidak ingin membuang waktu lagi langsung memajukan wajahnya pada dada Tika yang tepat berada di depannya karna Tika masih duduk di pangkuannya lalu mengulum dada Tika yang sebelah kanan dan meremas yang kirinya sesekali mencubit gemas puting Tika membuat Tika mendesah. Saat mereka sedang asik asiknya tiba2 kegiatan mereka terhenti karna bunyi yang berasal dari handphone Tika. Tika mengambil hpnya dan melihat siapa yang menelfon, setelah mengetahui siapa yang menelfonnya Tika terlebih dahulu memakai bra dan hoodie nya lalu menjawab panggilan telfon
"Halo"
"..."
"Maaf ya Shin udah buat kalian nunggu, ini kita lagi di parkiran-" belum selesai Tika berbicara Shelin sudah merebut ponselnya
"Shin.. aku dan Tika pulang duluan"
"..."
"Oke"
"Sayang nih" kata Shelin sambil memberikan hp Tika
"Kita pulang aja ya sayang"
"Emm iya deh"
"Maaf ya ngg bisa lanjutin yang tadi. Lain kali aja ya sayang"
"Iya sayang nggak masalah kok" kata Shelin sambil mengelus rambut Tika lalu mengecup kening Tika dengan lembut. Setelah itu Shelin menjalankan mobilnya menuju rumah Tika
~~~~~~~~~~~~~
Hallo readers 😘
Kali ini author update cepat satu hari. Sorry ya kalau ceritanya gaje dan banyak typo
Jangan lupa like&coment
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friend Is My Lover
Lãng mạnMengandung unsur LGBT atau lesbian jadi bagi yang jijik dilarang membaca Seorang gadis pendiam, baik hati, dan lemah lembut memiliki masa lalu yang buruk yang membuat ia membenci kaum adam. Hidup gadis tersebut menjadi berwarna ketika ia bertemu den...