2. Darren Adinata

13.1K 732 174
                                    

Bagian Dua.

Nakal dulu baru sukses, biar nanti kalo udah sukses gak penasaran gimana jadi nakal.

-The Cold Princess-

"Lo inget gak? Pas gak sengaja megang bokong Bu Riska?" tanya cowok yang kini tengah duduk di kantin bersama keempat temannya.

"Oh, yang kata si Luis yang ditampar kan?"

"HAHAHA! Iya anjeng, tuh kejadian bikin gue ketawa mulu," jawab Dito, lelaki yang menanyakan pertanyaan konyol tersebut.

Luis, Dito, Adnan dan Darren kini tengah duduk di kantin pada jam istirahat pertama. Mereka berempat terkenal karena kenakalannya, apalagi kenakalan dari sosok Darren, kenakalan yang sudah susah sekali dihilangkan.

Darren ini sebenarnya memiliki sikap acuh di depan umum namun ia memiliki sikap aneh atau biasa kita sebut gila ketika kalian sudah mengenalnya lebih dalam.

Mereka kini tengah membicarakan pengalaman mereka, yaitu di saat Adnan tak sengaja tangannya menyeludup ke bokong Ibu Riska karena sebelah tangannya digerak-gerakkan oleh Dito yang membuatnya memegang. Namun rupanya, Ibu Riska berbalik. Berhubung Adnan pindah posisi, Luis lah yang berada di belakang Ibu Riska yang otomatis menjadi terduga pelaku.

Luis ditampar oleh ibu Riska dan bahkan sampai masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.

"Ya kan tangan lo Nan yang megang. Kenapa gue yang ditampar?" komplen Luis.

Adnan terbahak. "Suruh siapa berdiri di belakang Bu Riska."

"HAHAHA--"

"Panggilan Darren Adinata kelas Sebelas IPS3 ditunggu di ruang guru, sekali lagi Darren Adinata kelas Sebelas IPS3 ditunggu di ruang guru, terimakasih."

Adnan, Luis, Dito menoleh ke arah Darren yang sedang memainkan ponselnya. "Ren, dipanggil noh," ucap Luis.

Darren menghela napasnya, ia segera bangkit dari duduknya lalu meninggalkan area kantin.

Pikirannya berkecamu setelah bertemu Moza tadi, ini pasti ulah cewek itu yang mengadu pada guru hingga jam istirahatnya digunakan untuk menghadapi omelan.

Ceklek

Darren membuka pintu, ia sudah bisa melihat langsung Moza yang tengah duduk menghadap Pak Tomi, wali kelasnya.

"Duduk Ren," titah Pak Tomi.

Darren duduk di hadapan Pak Tomi dan di sebelah Moza.

"Benar kamu merokok di kantin saat jam pelajaran? Dan kepergok Ibu Nina? Tadi Moza mengatakan seperti itu," tanya Pak Tomi.

Darren menggeleng. "Enggak Pak, tadi saya cuma nongkrong doang kok di kantin--"

"Bohong," potong Moza, matanya masih menghadap ke arah depan tanpa menoleh ke arah Darren.

Darren memiringkan tubuhnya, berusaha menghadap Moza. "Eh, emang lo tau kalo gue ngerokok di kantin?" tanya Darren.

Moza tersenyum miring. "Coba, liat kantong celana lo," tunjuk Moza dengan dagunya ke arah paha Darren.

Darren diam, ya ampun tadi kenapa ia tidak letakan di kantin saja agar tidak ketahuan?!

"Ren?" Panggil Pak Tomi yang membuat Darren menoleh.

"Iya Pak?"

"Coba liat isi saku celana kamu," ucap Pak Tomi.

Darren menghela napasnya, ia merogoh sakunya, mengambil rokok yang tersimpan di sana dan meletakannya di atas meja Pak Tomi. "Iya pak, saya jujur, tadi saya ngerokok di kantin pas jam pelajaran dan tadi kepergok Ibu Nina, tapi malah diaduin sama Moza," akunya.

The Cold Princess [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang