AKAN LANJUT UPDATE SECEPATNYA KALO KALIAN PADA KOMEN.
Bagian Dua puluh empat.
Kemarin rasanya biasa saja, tapi entah kenapa untuk hari ini terasa sangat suka.
-The Cold Princess-
Moza diam, bingung dengan pikirannya sendiri. Dorongan hatinya yang menyuruh bibirnya merekahkan senyum membuatnya merasa kesal.
Darren. Moza menyebutkan nama itu di dalam hatinya, dan seperkian detik kemudian bibirnya merekahkan senyum. Ada apa dengan dirinya? Kenapa jadi mudah tersenyum seperti ini?!
Debat bahasa Inggris sudah selesai, dan poin terbanyak diraih tim lawan. Saat di ruang debat tadi, pikirannya melayang jauh, membuang ingatan kosa kata yang ia hapal setiap hari. Sedangkan saat di dalam ruangan tadi, Darren memenuhi pikirannya yang membuatnya kalah dalam perdebatan.
"Tadi si Moza bukannya ngomong malah bengong sambil nahan senyum gitu, heran."
Moza menoleh, ia melihat siswi yang sedang membicarakannya. Ya ampun, apakah tadi ia sungguh terlihat bodoh? Ah! Ada apa dengan otaknya sekarang.
Gadis itu duduk di bangku depan ruang olimpiade, menyandarkan kepalanya ke belakang dan memejamkan matanya erat-erat. Ia kalah berdebat di kandang sendiri, dengan mudahnya melupakan ratusan kosa-kata yang sudah ia hapalkan hingga jatuh sakit. Moza benar-benar bingung, sebegitu besarnya pengaruh Darren pada dirinya?
"Laper?"
Jantung Moza langsung berdetak lebih cepat, matanya langsung terbuka dan menegakkan tubuhnya kembali. Ia menoleh, menatap seseorang yang kini duduk di sebelahnya.
"Tadi pas debat, lo kenapa?"
Kenapa? Dia bertanya kenapa? Padahal penyebab Moza kehilangan kefokusannya karena dirinya.
"Gak papa."
"Makan yuk! Takutnya lo mimisan lagi, ntar."
Moza menoleh, dan saat itu juga matanya bertemu tatap dengan manik mata milik Darren. Dua hari yang lalu, tatapan mata cowok itu terasa biasa saja. Tapi kenapa sekarang begitu membuatnya merasa tenang?
Dan entah sejak kapan, sudut bibirnya perlahan terangkat. Membuat lengkungan yang begitu manis di hadapan mata semua orang.
"Laper," kata Moza.
Darren terkekeh menatap Moza. "Mau makan sekarang?"
Moza mengangguk. Darren bangkit dari duduknya kemudian menjulurkan tangan ke arah Moza membantu gadis itu berdiri. Setelahnya mereka berdua berjalan beriringan. Tapi sayangnya, senyum manis Moza sudah hilang.
👑👑👑
Darren bungkam. Rasanya seperti kebahagiaan datang di setiap menit dan detiknya. Sudut bibirnya enggan mendatar, sedari tadi melengkung terus-terusan.
Cowok itu menunggu gadisnya di depan pintu kelas. Beberapa siswa berlalu lalang pun terasa aneh karena kelakuan Darren hari ini. Tidak lama kemudian, Moza keluar dari dalam kelas sambil membawa tasnya.
Keduanya langsung berjalan menuju parkiran, hari ini adalah hari terakhir sekolahnya mengadakan perlombaan dan esok pagi adalah salam perpisahan dengan SMA Garuda Jakarta.
"Langsung pulang?" tanya Darren ke arah Moza yang sedang memasang helm nya.
Gadis itu mengangguk, lalu mengaitkan kaitan helmnya. Darren langsung menaiki motornya dan memakai helm miliknya. Saat hendak menstater motornya, sebuah panggilan membuatnya menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Princess [COMPLETED]
Teen Fiction{follow dulu sebelum baca ya bestieee} Cover by @kdniapuspita Masalah dan anti sosial adalah dua deskripsi singkat dari kehidupan sosok Moza Ariesha Cassandra. Gadis berperawakan sempurna, dengan garis kecerdasan di atas rata-rata. Ia menjadi idola...