Bagian Lima puluh.
Sebanyak apapun kamu meminta maaf, kesalahanmu akan kembali terulang.
–The Cold Princess-
"Tante, Darren di kamar?" tanya Alia, napasnya masih tersengal-sengal.
Disa yang melihat Alia dengan keadaan seperti itu hanya mengangguk. Kemudian ia melihat Alia yang berlari menuju lantai atas tempat kamar anaknya.
Saat Alia hendak memutar kenop pintu, rupanya Darren sudah membukanya.
"Alia?"
"Darren, a-anu, nyokapnya–"
Kalimat Alia terpotong karena Darren sudah menarik lengannya. "Temenin gue ke rumah Adel."
"Adel temen SMP?" tanya Alia.
Darren mengangguk lalu menyuruh Alia duduk di kursi penumpang. Cowok itu langsung melajukan mobilnya di jalanan yang ramai.
"Lo inget gak pas kita baru aja pulang tanding pas SMP?" tanya Darren sambil menyetir mobilnya.
"Tanding yang mana?"
"Yang gue tanding futsal, lo tanding voli. Yang kejuaraan olahraga provinsi," kata Darren.
Alia mengangguk. "Oh, iya inget. Kenapa emang?" Gadis itu melepas hoodie berlogo NCT kemudian meletakkannya di jok belakang dan meninggalkan kaos putih pendeknya. Ia merasa gerah karena tadi ia berlari dari halaman rumah Darren juga menaiki tangga, dan belum sempat ia bernapas sudah terseret-seret oleh Darren.
Darren memberhentikan mobilnya di sebuah rumah besar. Cowok itu membuka seat belt nya kemudian menatap Alia.
"Kita gak pernah tahu apa yang terjadi di sekolah selama kita berada di Jakarta," jawab Darren.
"Adel bilang, saat kita di Jakarta, sekolah gempar kabar tentang Moza. Dan kabar itu hilang tiba-tiba saat kita pulang dan bawa banyak piala," lanjutnya.
Alia terdiam, ia mendengarkan semua ucapan Darren. Gadis itu mulai mencernanya baik-baik.
"Pas gue pulang dari Jakarta, orang tua Reza udah meninggal," kata Alia.
Darren langsung membuka pintu mobil kemudian masuk ke rumah Adel, temannya saat SMP. Entah kenapa, Darren tiba-tiba mengingat Adel untuk menjelaskan semuanya ketika ia berada di Jakarta dua tahun yang lalu.
Cowok itu memencet bel, dan tak lama Adel pun keluar.
"Eh, Darren?" Adel berjalan menuju pintu gerbang dan membukanya. "Ayo masuk."
"Eh, ada Alia juga," katanya kemudian merentangkan tangannya meminta pelukan dari Alia.
Alia memeluk Adel erat, ia rindu teman semasa SMP nya.
"Ada apa Ren ke sini? Tumben," kata Adel.
Adel menyuruh Alia dan Darren duduk di ruang tamu, hanya saja Darren menolak. Akhirnya ketiganya hanya duduk di kursi teras.
"Del, gue ke sini mau tanya soal keadaan sekolah pas kita lomba olahraga di Jakarta," kata Darren.
Adel mengangguk, "Ah, iya. Mau tanya apa emang?"
"Selama kita di Jakarta, katanya di sekolah ramai berita tentang Moza. Gue mau tanya dong berita tentang apa?"
Adel mengangguk, gadis itu dengan mudah mengingat kejadian dua tahun lalu. "Oh, yang itu. Profesi nyokapnya Moza ketauan sama Reza, terus disebarin sama dia."
Darren mengernyitkan dahinya, "Emang profesi nyokapnya Moza apa?"
"Pelacur."
Adel dan Alia menjawab bersamaan. Darren menatap Alia yang berada di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Princess [COMPLETED]
Teen Fiction{follow dulu sebelum baca ya bestieee} Cover by @kdniapuspita Masalah dan anti sosial adalah dua deskripsi singkat dari kehidupan sosok Moza Ariesha Cassandra. Gadis berperawakan sempurna, dengan garis kecerdasan di atas rata-rata. Ia menjadi idola...