Gamau tau kudu banyak komen!😠
Bagian enam puluh tiga.
Entah ini akan menjadi kenangan atau hanya sebuah ingatan yang mudah dilupakan.
-The Cold Princess-
"Pindah ke mana?"
Tiga kata itu Reza awali untuk memulai pembicaraan dengan Moza. Gadis yang duduk di sebelahnya tidak seperti dulu yang akan merasa ketakutan ataupun gugup berlebihan.
Kepala gadis itu menoleh. "Jauh," jawabnya.
Satu sudut bibir Reza terangkat menciptakan smirk-nya, cowok itu menatap lurus ke depan, ke area taman komplek yang sepi. "Maaf atas semua hal yang pernah gue lakuin ke lo. Gue yang salah di sini, gue yang udah buat lo menderita selama ini."
Tangan Moza menepuk bahu Reza, ia tersenyum tipis menatap cowok itu. "Lupain aja. Gue masih terapi pemulihan mental, kalo gue berpikir berat, pemulihannya gak akan berjalan sesuai keinginan."
Kedua mata Reza sendu, ia benar-benar merasa bersalah atas semua yang pernah ia lakukan kepada gadis itu. Mulai mengalami mental yang tidak sehat, mulai menutup diri dari semua orang, mulai egois, mulai ketus, hampir semuanya permulaan sifat Moza yang tidak diinginkan berasal darinya.
"Gue bingung, rasanya kalo gue minta maaf pun belum cukup buat selesaikan semuanya. Lebih lagi atas semua perbuatan gue yang kelewat batas," ujar Reza. "Orang tua gue udah gak ada, Reva juga, gue sekarang cuma sama nenek gue dan..." kepala cowok itu mulai menoleh, kedua manik matanya menatap Moza. "Gue akan pindah ke Solo, gue akan memulai hidup baru di sana dan menjadikan pelajaran ketika gue hidup di sini," lanjutnya.
"Solo?" Moza mengulang nama kota yang sempat disebutkan oleh Reza.
Cowok itu menganggukkan kepalanya. "Ada saudara di sana, adik dari Mama."
"Semoga di sana lebih baik," kata Moza.
Reza tersenyum lebar hingga kedua sudut matanya tertarik.
"Oh iya, gue sebenarnya mau minta maaf juga sama Darren. Gue udah bikin hubungan kalian renggang."
"Kapan lo pergi ke Solo?" tanya Moza.
"Lusa," balas Reza.
Lagi, Moza menepuk bahu cowok itu. "Besok lo ke rumah gue."
👑👑👑
Tangan Darren tidak ada hentinya menyentuh wajah gadisnya. Cowok itu sedari tadi memperhatikan Moza yang sedang memasak sambil sesekali menyentuh pipi, mencubit hidung, atau bahkan menoel-noel bibir gadisnya.
Moza membiarkan cowok itu yang terus mengganggunya, biarkan, kapan lagi memangnya Darren akan memperlihatkan sifat tidak jelasnya pada Moza?
Tok..tok..tok...
Moza menolehkan kepalanya kemudian meninggalkan Darren berjalan menuju pintu utama. Darren yang masih berada di dapur sesekali menyendok masakan yang dibuat gadisnya.
"Emang asli calon istri si Moza. Ngurus anak pinter, masak bisa, beresin kerjaan rumah bener, cerdas lagi. Gak salah Allah pertemukan gue sama Moza," kata Darren setelah mengunyah makanannya.
"Ada yang cari kamu." Tiba-tiba Moza menepuk bahunya dari belakang. Gadis itu mematikan kompor kemudian menggandeng lengan Darren berjalan menuju ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Princess [COMPLETED]
Fiksi Remaja{follow dulu sebelum baca ya bestieee} Cover by @kdniapuspita Masalah dan anti sosial adalah dua deskripsi singkat dari kehidupan sosok Moza Ariesha Cassandra. Gadis berperawakan sempurna, dengan garis kecerdasan di atas rata-rata. Ia menjadi idola...