8. Dunia Sempit

9K 459 33
                                    

Bagian Delapan.

Aku mencintai kamu dengan cara, Mata dan perasaan yang berperan. Mata untuk memperhatikanmu dari jauh, dan perasaan untuk merasakan apa yang aku lihat, tentang kamu.

________

Dunia itu luas, terdiri dari delapan planet, lima benua, 204 negara dan bahkan milyaran manusia. Tapi entah mengapa bertemu kamu sudah seperti sebuah kewajiban yang datang di setiap harinya.

-The Cold Princess-

Seminggu berlalu, setelah kejadian di Mall itu, Darren enggan bertemu Moza kembali. Ia benar-benar merasa bersalah, walaupun ia gengsi untuk meminta maaf.

Untuk sekarang, ia memilih tidak masuk jam pelajaran ke-5 karena sedang malas bertemu tatap dengan guru serta enggan untuk berkutat pada buku. Dengan ditemani oleh Tiga sahabatnya, siapa lagi jika bukan Luis, Adnan, dan Dito, Darren merasa betah berlama-lama di dalam kantin.

"Eh iya Ren, lo masih hutang penjelasan sama kita-kita ya," ucap Dito tiba-tiba.

Darren menoleh. "Penjelasaan apaan?"

"Ck! Yang di Mall itu Ren," decak Dito.

"Nanti aja, pulang sekolah kalian ke rumah gue. Nanti gue jelasin," ucap Darren lalu bangkit dari duduknya.

Luis menoleh saat Darren beranjak. "Kemana bos?"

"Toilet. Ikut?"

Luis bergidik ngeri. "Ogah."

Darren mengendikkan bahunya lalu berlalu dari ketiga sahabatnya. Ia berjalan santai, menuju toilet. Baju yang tidak dimasukkan, tidak menggunakan dasi, serta menggunakan sepatu berwarna membuat seseorang dari kejauhan memusatkan pandangannya.

Langkahnya yang santai itu terhenti ketika seseorang menepuk bahunya, Darren menoleh. "Apa?" tanya Darren dengan nada suara yang dingin.

"Kakak melanggar peraturan," jawabnya.

"Terus?"

Seseorang di hadapannya menghela napas. "Kakak harus diberi sangsi."

"Bodo amat." Darren membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali. Namun tangannya tercekal, dengan secepat mungkin ia menepis lengan yang mencekalnya itu dengan kasar.

"Gak usah megang juga--" ucapan Darren terhenti, ia melirik ke arah name tag seseorang di hadapannya. "Reanita."

Rea, seseorang yang kini tengah berhadapan dengan Darren itu menghela napasnya kasar. "Tapi kakak ngelanggar peraturan sekolah."

"Lo siapa? Anggota organisasi siswa cari muka?" tanya Darren, menohok hati.

Rea menelan ludahnya. Baru sekarang ia berbicara dengan bintang sekolahnya, Darren. Teman-temannya selalu membicarakan Darren yang berada di hadapannya ini. Tentang ketampanan-nya, tentang kebadboyan-nya, serta segala tentang kesempurnaanya.

Darren membalikkan tubuhnya lalu berjalan kembali meninggalkan Rea yang masih diam itu. Masa bodoh dengan peraturan, toh ia juga sekolah bayar.

👑👑👑

Kebodohan yang pernah Moza lakukan adalah, menuruti permintaan Ibu Nina untuk menjadi asistennya. Sudah berjalan tiga bulan ia menjadi asisten dari guru BK itu, ia jadi semakin menjadi pusat perhatian. Dan itu membuatnya risih.

Langkahnya terhenti ketika telah sampai di depan pintu ruang BK, ia tidak lagi mengetuknya dan langsung memasuki ruangan lalu duduk pada kursi di hadapan meja Ibu Nina.

The Cold Princess [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang