Bagian dua puluh dua.
Hanya untuk hari ini, esok dan hari berikutnya tidak akan lagi.
-The Cold Princess-
Pandangan Darren tidak teralihkan sedikitpun dari panggung aula sekolahnya saat menampilkan dance dari salah satu teman sekelasnya. Tubuh gadis yang lincah itu tengah menjadi teriakan para siswa karena kehebatannya dalam menari.
Di sebelah kanannya terdapat gadis cantik yang hanya diam menatap panggung, sedikit kagum banyak membosankannya.
"Parah, badannya Meynan lentur banget udah kek karet ban ya," kata Darren yang membuat gadis di sebelahnya menoleh ke arah cowok itu.
"Lo nyoba dong sesekali belajar dance gitu kek Meynan, keren tau!" seru cowok itu lagi.
"Ga minat."
Darren menghela napasnya lalu menoleh ke arah Moza yang sedang menatapnya, namun tatapan itu tidak memusat pada manik mata cokelat milik Moza melainkan seseorang di belakang gadis itu.
"Ngapain lo?" tanya Darren menatap sinis cowok di belakang Moza.
Gadis itu langsung menoleh ke belakang tubuhnya, matanya langsung terbelalak seketika, tubuhnya tiba-tiba saja bergetar lalu bergerak untuk lebih dekat dengan Darren.
Adnan yang kebetulan duduk di sebelah kiri Darren ikut menoleh, ia melihat cowok yang berdiri di belakang Moza lalu pandangannya turun ke arah gadis itu. Adnan terdiam, meneguk ludahnya lalu menepuk bahu Darren.
Ketika sang pemilik bahu menoleh ke arah sahabatnya, Adnan berbisik tepat di telinga Darren.
"Moza ketakutan."
Dua kata itu sukses membuat Darren langsung memusatkan pandangannya pada Moza, gadis itu sedari tadi diam dengan mata yang menatap sektitar cemas. Ia menyentuh bahu Moza pelan yang membuat gadis itu terlonjak kaget.
"Tukeran duduknya," kata Darren.
Lalu Moza langsung bangkit dan bertukar tempat duduk. Dan yang Darren ladeni sekarang adalah cowok yang berdiri tepat di sebelahnya.
"Ngapain ke sini?"
Cowok itu tersenyum lalu memandang Darren remeh. "Mau deket sama Moza."
Moza yang mendengar perkataan cowok itu terdiam, bulu kuduknya merinding secara tiba-tiba, matanya menatap tajam ke sekitar namun tidak bisa menutupi ketakutannya. Hingga sebuah tepukan di bahu sebelah kirinya membuatnya menoleh.
Adnan tersenyum lalu berbisik di telinga Moza, "Jangan takut, lo sama kita."
Setelah mengatakan kalimat itu, tepat di belakang tubuhnya, rupanya terdapat Luis dan juga Dito yang sedang menatapnya sembari tersenyum. Moza bahkan bisa merasakan bahwa sekarang ada yang melindunginnya, gadis itu kembali menoleh ke arah Darren yang masih saja menatap cowok di sebelahnya garang.
"Anak baru aja lo banyak gaya, bangsat!"
Reza terkekeh, "Emangnya kenapa sih? Kok kayaknya gue gak boleh deket Moza gitu."
"Ya jelas gak boleh karena Moza pacar gue!" sentak Darren dengan suara yang tinggi, bahkan penonton lain sempat menoleh ke tempatnya.
Yang Moza dapatkan sekarang adalah hawa yang terus mencekam, ia tidak mau jika terdapat baku hantam di tempat itu, apalagi melibatkan dirinya yang menjadi permasalahan. Moza menepuk bahu Darren lalu si empu itu menoleh, gadis cantik itu hanya menggeleng, menyuruh Darren untuk berhenti berdebat dengan cowok tidak jelas.
"Gue laper," ucap Moza yang membuat Darren menghela napasnya.
"Ya udah, ayo makan!" Darren langsung berdiri hendak pergi, namun Moza menahannya yang membuat Darren berbalik menatap gadis itu lagi. Tatapan Darren masih kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Princess [COMPLETED]
Fiksi Remaja{follow dulu sebelum baca ya bestieee} Cover by @kdniapuspita Masalah dan anti sosial adalah dua deskripsi singkat dari kehidupan sosok Moza Ariesha Cassandra. Gadis berperawakan sempurna, dengan garis kecerdasan di atas rata-rata. Ia menjadi idola...