Jangan lupa vote sama komennya ya, komen perbaris, semakin cepet aku update bagian berikutnya. Fighting ❤️
Bagian Empat puluh empat.
Terkadang yang setia pun akan kalah dengan yang selalu ada.
-The Cold Princess-
"Permisi, ada Moza gak?" tanya Alia ketika sudah sampai di depan kelas IPA 2.
Salah satu siswa kelas itu menjawab pertanyaan Alia. "Kayaknya di perpustakaan Al, soalnya baru aja dia keluar."
"Makasih, ya," ucap Alia kemudian berjalan kembali menuju perpustakaan.
Alia kesal dengan Darren yang memutuskan hubungan dengan Moza, sedangkan gadis itu sedang diincar oleh seniornya. Saat berlari menuju perpustakaan, rupanya Moza sedang berjalan ke arahnya.
"MOZA!" panggilnya.
Moza menatap Alia yang berlari mendekatinya. Gadis itu seperti menatap Alia sama halnya seperti ia menatap orang lain, datar dan tajam, tidak seperti biasanya.
Saat Alia hampir sampai di hadapan Moza, gadis itu malah berbalik dan pergi meninggalkan Alia yang masih berlari mendekatinya. Entahlah, pikiran Moza benar-benar kacau saat ini.
Darren mau putus karena dia lebih suka sama Alia.
Satu kalimat itu menjadi alasan kenapa Moza enggan bertemu Alia. Ia merasa seperti kesal dengan gadis itu. Alia sudah memiliki banyak teman, sifat yang sangat mudah bergaul dengan banyak orang, salah satu siswa populer seantero sekolah, cantik, dan juga memiliki kekasih sesempurna Sagara. Tapi, kenapa Alia masih menginginkan Darren?
Apa ini yang disebut, Yang setia akan kalah dengan yang selalu ada?
Moza benar-benar membenci situasi ini.
Ia kembali berjalan menuju ruangan pojok di perpustakaan. Tempat istirahatnya setiap hari, tempat yang benar-benar tidak terlihat karena tertutup oleh rak-rak buku.
Ia mengintip dari cela buku di rak, ia melihat Alia yang terlihat kebingungan kemudian gadis itu pergi. Moza menghela napasnya, akhirnya ia terhindar dari Alia.
Moza menyenderkan punggungnya ke rak buku. Bohong, jika saat ini Moza baik-baik saja. Kemarin Darren mengakhiri hubungannya, menambah luka, menambah sakit yang ia tahan selama satu bulan itu. Moza ingin marah kepada semuanya, kepada Darren, kepada Alia, kepada papanya, ataupun kepada setiap orang di sekelilingnya.
Ia rasa, di mana hari di hidupnya semakin bertambah, semakin pula terasa tidak ada jalan keluar untuk menyelesaikan semua masalah. Yang Moza inginkan hanya mengakhiri hidupnya saja.
Satu bulan yang lalu, pikiran tentang itu benar-benar tidak ada. Satu bulan yang lalu, di pikirannya hanya ada, bagaimana dengan hari esok? Ayo cepat berganti hari, besok akan menggunakan aksesoris yang mana? Ayo cepat samakan dengan benda yang lain.
Dan sekarang pikiran itu lenyap begitu saja.
Moza menatap kedua lengannya, menatap semua bekas luka yang sekarang semakin sering ia buat. Semua orang tidak pernah menyadari semua bekas luka itu karena Moza pintar membuat lukanya, Moza akan membuat luka di mana luka itu berada di bagian tubuhnya yang akan tertutup sesuatu.
Pergelangan tangan yang tertutup oleh jam tangan, leher yang akan tertutup oleh rambutnya, telapak tangan yang jarang orang perhatikan kegunaannya, juga di bagian keningnya yang tertutup oleh poninya.
Moza memang pintar menyembunyikan rasa sakitnya.
👑👑👑
Sudah hampir dua jam Moza terlelap di tempatnya. Gadis itu terbangun karena ponsel yang berada di atas meja sedari tadi bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Princess [COMPLETED]
Teen Fiction{follow dulu sebelum baca ya bestieee} Cover by @kdniapuspita Masalah dan anti sosial adalah dua deskripsi singkat dari kehidupan sosok Moza Ariesha Cassandra. Gadis berperawakan sempurna, dengan garis kecerdasan di atas rata-rata. Ia menjadi idola...