#24 : Pelajaran Tambahan

3.1K 254 116
                                    

"Sudah baikan ?"

Yasmine menggeliat kemudian tersenyum tipis.

"Cepat sembuh" Hamdan mengambil handuk kecil basah di  dahi Yasmine yang ia minta saat shubuh tadi,ia bilang ia kepanasan dan jadilah Hamdan mengompresnya dari pagi buta.

"Istirahatlah" lirih Yasmine.

Hamdan menggeleng.

"Aku tidak lelah" bohongnya. Padahal jelas sekali Yasmine malihat matanya yang mengantuk dan ia menguap berkali-kali sejak tadi.

Yasmine menepuk pelan sisi kosong di tempat tidurnya.

"Tidurlah disini "

Mata Hamdan berbinar.

"Bolehkah ?"

Yasmine mengangguk.

Dengan senyum manis di wajahnya,Hamdan langsung berguling dan merebahkan tubuhnya di samping Yasmine.

Yasmine membalikkan tubuhnya menghadap Hamdan,ia menatap Hamdan dalam.

'Sampai kapan dia akan menyembunyikan semua ini ?'

'Bagaimana perasaannya sekarang setelah dia akan segera menjadi ayah ?'

'..dan...apa yang harus aku lakukan setelah ini ?'

'...haruskah aku tetap diam,tapi sampai kapan ? sampai aku hancur sendiri ?...'

'...atau aku harus pergi meninggalkannya ?'

Yasmine menangkup pipi kiri Hamdan dengan tangan kanannya. Membuat Hamdan tersenyum kecil dan menggenggam tangan Yasmine itu dengan matanya yang sudah ia pejamkan.

"Hamdan ?"

"Hm ?"

"Kenapa kau bisa selembut itu pada anak kecil,padahal mereka merepotkan" karena Yasmine mengingat keponakannya yang nakalnya minta ampun.

Hamdan tersenyum lagi.

"No,they're not. Mereka melakukan semua sesuai kemauan hati mereka yang masih lugu" jawabnya.

"hm. Apa kau..ingin menjadi ayah ?" hati Yasmine berdenyut menanyakan ini.

Ia bisa merasakan tangan Hamdan yang menegang.

"Tentu"

Yasmine terkekeh pelan untuk menutupi suaranya yang bergetar.

"Pria yang tidak dewasa dan keras kepala sepertimu menjadi ayah ? pasti mengerikan"

"Hei,aku hanya seperti itu menurutmu saja. Kalau kau tidak percaya aku bisa menjadi ayah yang baik, kau bisa memberikanku anak dan aku akan membuktikannya padamu that I'm the best father" Hamdan menepis tangan Yasmine yang menempel di pipinya.

"Are you ? berjanjilah padaku kau akan menjadi ayah yang baik" Yasmine mengacungkan jari kelingkingnya.

Hamdan menepis jari itu sambil mendecih.

"Apa yang mau di janjikan jika kau saja tidak mau memiliki anak denganku"

Yasmine mencubit perut suaminya itu.

"Hey,mau dari aku,Soukaina atau Shaikha, itu namanya juga anakmu !"

"Akh, sakit ! lagi pula kenapa kau aneh sekali mengajukan janji seperti itu ? kau sudah kepikiran untuk memilikinya ?"

Yasmine terdiam.

"Jika kau sudah terpikirkan untuk memiliki bayi lucu kita bersama baru aku mau berjanji"  Hamdan bersidekap dada.

Suddenly Sheikha (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang