36 : Mine x Yours (1)

3.4K 333 102
                                    

Play song 🎶🔝☝🏼

Maha suci Tuhan, begitu sempurna menciptakan segala sesuatu yang telah Ia ciptakan, hanya tinggal bagaimana saja kita mensyukurinya.

Matahari yang mulai terbenam menarik cahayanya ikut bersamanya menyisakan warna biru gelap mendominasi langit, namun dia masih menyisakan sebagian warna jingga mewarnai ujung laut yang berkilauan.

Langit makin gelap, namun goresan cahaya merah muda masih cantik menghiasinya. Tiupan angin laut malam membuat rambut panjang kecoklatan itu berterbangan menari-nari di udara, pemiliknya masih sibuk menikmati melodi yang diciptakan alam dengan uniknya. Ia tersenyum simpul.

"Yalla, kita pulang. Suhail mungkin sudah bangun sekarang" sebuah suara maskulin yang akhirnya keluar dari mulut seseorang yang sejak tadi setia menemaninya duduk menikmati sore yang di rindukannya di Dubai.

Yasmine menoleh lalu tersenyum.

Melihat wajah kelelahan pria itu membuat Yasmine mendorong bahunya sampai pria itu tersungkur jatuh ke pasir putih pantai.

"Dasar payah. Hanya duduk-duduk saja membuatmu lelah, huh ?" Yasmine tertawa kecil. Namun tawanya tidak mampu membuat perubahan pada ekspresi pria itu. Ia beranjak dari duduknya, membersihkan pasir putih pantai yang mengotori celananya.

"Aku bukan lelah, aku bosan. Biasanya aku sibuk dan ini hanya duduk-duduk saja"

Yasmine menghentikan langkahnya.

"Apalagi sekarang ?" Pria itu mendengus melihat Yasmine mencebikkan bibirnya.

"Inikan permintaan istrimu" jawab Yasmine dengan manja.

Pria itu memutar mata malas.

"Come on, kamu itu tidak cute sama sekali, okay"

Yasmine menyipitkan matanya kesal.

"Jahat"

Yasmien mendecak pelan. Tiba-tiba dia mulai berlari mengejar suaminya itu dan melompat naik ke punggung kekarnya.

"Yak ! Apa yang kau lakukan ?!"

"Aku capek"

Pria itu hanya memutar matanya malas.

"Yasudah pegangan yang erat, jangan sampai jatuh"

Yasmine muncul dari arah pipi kanannya.

"Kalau jatuh hati padamu boleh?"

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Hamdan, bukankah sebaiknya kita pulang saja ? Ini sudah mulai gelap... dan dingin" Paman Saeed merapatlan jaket yang di gunakannya.

"Hem..." Hamdan hanya membalas dengan gumaman.

"Sebenarnya apa yang masih kau nikmati di pantai yang sudah mulai gelap seperti sekarang ?" Paman Saeed sudah benar-benar tidak kuat dengan angin laut malam.

"Pantai membawa ketenangan, paman" jawab Hamdan setelah berbalik dan berjalan menuju mobilnya.

"Kau sedang stress ?" Paman Saeed khawatir.

Hamdan menggeleng kemudian menghembuskan nafas panjang.

"Tidak juga. Hanya ingin mencari ketenangan"

Mata Hamdan menangkap dua orang yang ia spekulasikan sebagai suami istri, si istri yang mendorong troli bayi mereka sedangkan sang suami menggendong bayinya. Mereka terlihat bercakap-cakap asik bercanda dengan putra mereka. Terbesit seketika wajah bayi kecil yang tersenyum menawan padanya. Hamdan menggeleng kecil.

Suddenly Sheikha (Sheikh Hamdan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang