(Year later...)
"DanDann !!"
Hamdan tersentak dari lamunannya seketika ketika bola bundar itu mendarat pas di dahinya.
"Uncle Hamdan, apa kau baik-baik saja ?" Salah satu dari anak kembar itu menghampiri pamannya yang meringis sambil memegangi kepalanya akibat ulah dari keponakan-keponakan kesayangannya itu.
"Ah, tidak apa, Hamad" Hamdan tetap tersenyum kecil pada Hamad walau ia merasa sedikit pusing akibat ulah saudaranya.
"Harusnya uncle menghindar tadi, kenapa hanya diam saja ?" Mohammad tanpa rasa bersalah menghampiri Hamdan untuk mengambil bolanya kembali.
'Dasar anak ini !' Batin Hamdan kesal.
"Hey,minta maaf cepat pada uncle" suruh Hamad pada Mohammed.
Hamad memutar matanya malas. Semua ini salah uncle nya yang tidak menghindar walau ia tahu arah tendangannya itu padanya, pikir Hamad.
"Okay, uncle aku minta maaf" katanya malas.
Hamdan menyentil pelan telinga keponakan nakalnya itu.
"Ini sudah permintaan maaf keberapa dalam minggu ini ? Uncle sampai lelah memaafkanmu"
"Yak, uncle !" Mohammad memukulkan bolanya itu ke perut Hamdan, tapi ia berhasil menghindar. Hamdan lalu mengangkat dan menggendong terbalik Mohammed. Membuatnya berteriak memanggil ibunya.
Dari jauh sana, ada tiga pasang mata yang memperhatikan mereka dengan seksama setelah mereka tertawa bersama saat melihat Hamdan terkena bola dari tendangan Mohammed.
"Aku bersyukur Hamdan sudah bisa mulai bangkit, dia mulai bisa bercanda hari-hari ini"
Mahra tersenyum melihat Hamdan mengerjai dua anak lelaki Shaikha.Shaikha ikut tersenyum melihatnya.
"Aku juga, aku berharap dia terus bisa bahagia seperti ini" Shaikha rela bahkan jika Hamdan sering mengusili anaknya jika itu membuatnya bahagia.
"Aku tahu dia akan berusaha untuk melanjutkan hidup dengan lebih baik. Hamdan pantas untuk mendapatkan banyak kebahagian" Futaim menambahi.
"Semoga Allah selalu menjaganya"
"Amin" jawab Shaikha dan Mahra serempak.
'Walau aku tahu kau masih tidak bisa melupakannya, tapi tolong tetaplah bahagia'
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hamdan melemparkan handuknya asal ke atas tempat tidur setelah ia menggunakannya untuk mengeringkan rambutnya.
Ia mengambil handphone nya di atas nakas. Ia mengerenyitkan dahinya saat melihat ada beberapa panggilan tidak terjawab disana. Sebuah Id caller yang mengingatkannya pada wanita itu.
Hamdan pun kembali menghubunginya.
"Halo"
Hamdan tersenyum kecil begitu mendengar suara ini, begitu lama ia tidak mendegarkannya.
"Aku bermimpi apa semalam sampai kau baru menghubungiku hari ini ?"
"Haha jangan begitu,Sheikh. Kau membuatku merasa tidak enak"
"Aku harus melakukannya. Kalau tidak kau akan lupa menghubungiku, Jamil"
"Ya Allah, Sheikh. Bagaimana aku bisa melupakan muridku yang begitu semangat ini" Jamil terdengar tertawa di seberang sana, membuat Hamdan tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Sheikha (Sheikh Hamdan)
Romance(Attention Series) "Kau datang di saat yang tepat" Hamdan tersenyum miring pada seorang gadis yang berada di depannya. "Aku adalah fanmu,fan yang banyak menghabiskan waktunya untuk mengagumimu ,dan sekarang aku bisa bertemu denganmu.Kau tau perasaan...