Turn on Mulmed ☝
(Titli-Channai Express)"eh sudah bangun ?" Yasmine melihat pantulan bayangan Hamdan yang masih dalam gelungan selimutnya.
Hamdan mengangguk,ia tahu Yasmine dapat mengetahuinya dengan melihat cermin.
"...apa ? kenapa kau melihatku seperti itu ?" Yasmine bergedik ngeri saat Hamdan terus memperhatikannya dari ia merias wajahnya sampai ia selesai menyisir rambutnya.
"Nothing" jawab Hamdan dengan suara serak khas orang bangun tidur dan entah kenapa dia tersenyum sendiri.
Yasmine memicing menatapnya melalui cermin yang di balas kekehan pelan dari Hamdan.Kemudian dia beranjak bangun dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Kenape tu orang ? kesambet kali ya ?" dumel Yasmine sambil melihat pintu kamar mandi yang sudah tertutup itu.
Drrt...drrt..
"Uh siapa..Moe !" tanpa menunggu lagi Yasmine langsung menerima panggilan dari sahabatnya yang juga berada di Dubai itu.
"Ya Allah Moe,kemane aja lu gue hubungin nggak di angkat"
"alesan aja lu.Nggak ada tuh misscall dari lu.Trik lu nggak mempan buat gue" Moe sudah tau jelas ini hanya trik basa-basi Yasmine.
"Haha lu emang paling mengenal gue.Gimana cafe ? rame ?" Yasmine sambil merapikan alat-alat makeupnya.
"Percaya atau nggak lebih rame dari pas lu kerja disini"
"Ya gue emang bala buat lo.Puas ?"
"Hahaha ini yang gue kangenin dari lo.Lo imut banget deh kalo lagi marah"
"Yeah I know that.I'm so cute and beautiful"
"Yadeh sesuka lo.Kangen gue,gak mau ketemuan gitu ?" Moe tetap menjadi sahabatnya tanpa membuat Yasmine merasa berbeda dengan statusnya sekarang.
"Ya,I miss you too.Ketemu dima.."
Syut.
"Hamdan ! kembalikan !"
"Berani-beraninya selingkuh.Apa aku masih kurang ?"
Yasmine mendengus keras.
"Kau apa-apan hah ?"
Hamdan terdiam dia tampak mengerjap-ngerjapkan matanya dan wajahnya terlihat bingung.
"Ma..maksudku..berbicara dengan lelaki bukan mahrom itu dosa" Hamdan mencoba menjelaskan.
"Baiklah,kembalikan handphoneku"
Setelah memastikan telepon itu telah terputus Hamdan baru mengembalikannya.Kemudian ia menggeser Yasmine untuk tidak menghalangi cermin di depannya.Ia mengambil sisir dan menyisir rambutnya dengan santai.
'Sepertinya aku yang salah'. Hamdan memang tidak terlibat marah atau protes.Tapi Yasmine sadar diri jika salah kalau dia menelpon pria lain tanpa sepengetahuan Hamdan.Ia tak ingin Hamdan salah paham padanya.
"Dia Samuel,sahabatku.Dan dia tinggal di Dubai"
Hamdan hanya ber oh ria.
"Dia sudah dekat denganku sejak kecil jadi.."
"Apa aku terlihat peduli siapa dia ?" Hamdan memotong penjelasan Yasmine.
Yasmine mengerutkan alisnya tidak suka.
"Aku hanya ingin kau tidak memikirkan hal-hal yang tidak-tidak tentang kami"
"Oh begitu,tapi aku tidak perduli tentang hal itu.Kau mau dekat dengan dia sejak kapan dan siapa dia.Ku rasa aku tak perlu tau" jawab Hamdan acuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/133592378-288-k98288.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Sheikha (Sheikh Hamdan)
Romance(Attention Series) "Kau datang di saat yang tepat" Hamdan tersenyum miring pada seorang gadis yang berada di depannya. "Aku adalah fanmu,fan yang banyak menghabiskan waktunya untuk mengagumimu ,dan sekarang aku bisa bertemu denganmu.Kau tau perasaan...